”Semua berkumpul di sini mengirimkan pesan kepada Indonesia, bahwa perubahan akan bergerak dan Medan akan memulainya,” kata Anies Baswedan, bakal calon presiden dari Partai Nasdem, di Lapangan Istana Maimum, Medan.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Anies Baswedan disambut meriah oleh para pendukungnya di Medan, Sumatera Utara.
Dalam orasi saat silaturahmi akbar kebangsaan bersama masyarakat Sumut, Anies mengobarkan pesan perubahan.
Analis politik menilai Anies menjadi bakal capres yang paling leluasa melakukan sosialisasi karena tak lagi jadi pejabat publik.
MEDAN, KOMPAS — Bakal calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan, memulai konsolidasi pertamanya dengan mengunjungi Medan, Sumatera Utara, Jumat (4/11/2022). Dalam orasinya di hadapan para pendukungnya di lapangan Istana Maimun, Medan, Anies membawa pesan perubahan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kedatangan Anies di Sumatera Utara disambut meriah oleh pendukungnya sejak ia tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka membawa atribut seperti bendera dan kaus bergambar Anies. Mereka meneriakkan ”Anies presiden”.
Seusai menjalankan ibadah shalat Jumat, Anies bersilaturahmi dengan para ulama dan dilanjutkan silaturahmi akbar kebangsaan bersama masyarakat Sumatera Utara di lapangan Istana Maimun. Dalam orasinya, Anies mengobarkan pesan perubahan.
”Berkumpul dari banyak tempat, berkumpul dari seluruh penjuru Sumut (Sumatera Utara), bahkan ada yang datang dari Aceh, Sumatera Barat, Riau semua berkumpul di sini mengirimkan pesan kepada Indonesia bahwa perubahan akan bergerak dan Medan akan memulainya,” kata Anies.
Ia menginginkan Indonesia yang berkeadilan dan lebih sejahtera. Perubahan tersebut tidak secara otomatis terjadi, tetapi harus diperjuangkan. Anies juga berpesan untuk menjaga persatuan.
Di tengah orasinya, Anies menanyakan kepada pendukungnya kesiapan berkampanye bersama serta menjangkau koleganya membawa pesan Anies sebagai presiden dan dukungan untuk Partai Nasdem. Pertanyaan Anies pun disambut dengan jawaban yang lantang oleh orang-orang yang datang untuk mendukung Anies dan Nasdem.
Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali mengatakan, keputusan Nasdem mengusung Anies menjadi capres telah melalui pertimbangan yang sangat matang. Sebagai partai politik yang diberi kewenangan oleh negara untuk mengusung capres, maka Nasdem menunaikan tugas itu lebih awal agar masyarakat mendapatkan kesempatan memberikan kritik mengenai kelayakan Anies menjadi presiden.
Langkah Nasdem tersebut bukan hal yang baru. Sejak 2014, Nasdem sudah memulai tradisi tersebut saat mengusung Joko Widodo yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
”Yang ingin saya mau sampaikan, mencalonkan Anies menjadi capres bukan karena pertimbangan karena dia seorang Islam semata, tetapi karena dia punya integritas dan kredibilitas yang jelas,” kata Ahmad.
Dalam menghadapi Pemilu 2024, Ahmad mengajak pendukung Anies untuk melawan kelompok-kelompok intoleran yang mencoba mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Upaya tersebut tidak bisa dijawab dengan narasi, tetapi harus dengan kerja nyata.
Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu Nasdem Prananda Surya Paloh mengatakan, sebagai anggota DPR, ia telah melihat pembangunan yang berjalan baik di Medan selama 10 tahun terakhir. Ia berharap, pembangunan di daerah yang sudah baik dapat terus berlanjut.
Menurut Prananda, untuk melanjutkan pembangunan di daerah, dibutuhkan pemimpin di tingkat nasional yang tak hanya memiliki visi misi yang jelas, tetapi juga akhlak yang humanis, yaitu rendah hati.
Bagi Prananda, Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta merupakan sosok pemimpin yang humanis dan kolaboratif. Karena itu, Nasdem tanpa ragu mencalonkan Anies sebagai calon presiden 2024-2029.
Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, Anies saat ini menjadi bakal calon presiden paling leluasa dalam melakukan sosialisasi turun langsung keliling Indonesia. Sebab, Anies tidak lagi menjabat sebagai pejabat publik sehingga tidak lagi terikat.
”Anies Baswedan berada pada posisi paling menguntungkan karena leluasa berkeliling ke daerah kapan pun untuk melakukan sosialisasi turun langsung,” kata Bawono.
Menurut Bawono, kunjungan perdana Anies di Sumatera Utara ini merupakan bagian dari ikhtiar meningkatkan popularitas, terutama di daerah-daerah di luar Jawa. Hal itu penting untuk terus dilakukan.
Merujuk hasil temuan survei Indikator Politik Indonesia beberapa bulan lalu, tingkat popularitas Anies belum mencapai 80 persen. Ia mengungkapkan, dengan meningkatkan popularitas diri, maka akan melebarkan ruang untuk disukai pemilih. Apabila telah disukai, otomatis akan dipilih sehingga nanti bisa berujung pada peningkatan elektabilitas.