Perjumpaan yang Sejukkan Persahabatan
Para ketua Badan Pemenangan Pemilu parpol dipertemukan dalam acara yang digelar "Kompas", Kamis (4/11/2022). Meski kontestasi di antara parpol kerap terlihat keras, tetapi saat bertemu, mereka menunjukkan persahabatan.
> Para pimpinan Badan Pemenangan Pemilu partai politik menyerap informasi dari Survei Kepemimpinan Nasional Litbang Kompas
> Pertemuan para pimpinan Bappilu berlangsung dalam suasana hangat dan penuh canda tawa
> Pertemuan sekaligus jadi momentum untuk mempererat persahabatan
Persaingan ketat antarpartai politik untuk memenangi Pemilu 2024 tak lantas membuat para politikus selalu bersitegang, apalagi bermusuhan. Mereka tetap bisa membaur dalam suasana hangat dan penuh canda tawa. Ini tampak saat para ketua Badan Pemenangan Pemilu partai politik berkumpul di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (3/11/2022) siang.
Para politikus, baik yang berasal dari partai politik (parpol) parlemen maupun nonparlemen, duduk sejajar di dalam ruang yang sama untuk menyimak dan mendiskusikan hasil Survei Kepemimpinan Nasional Litbang Kompas, periode Oktober 2022. Perolehan suara tiap-tiap parpol pada Pemilu 2019 tidak membedakan posisi dan tidak menciptakan jarak di antara para politikus yang mewakili 16 parpol tersebut.
Ke-16 parpol itu, antara lain, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Perindo, Partai Buruh, Partai Ummat, Partai Hanura, dan Partai Gelora.
Diskusi yang digelar harian Kompas ini juga dihadiri Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto.
Meski berlangsung cair, nuansa saling sindir juga memenuhi pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam itu. Seusai mendengarkan paparan hasil survei elektabilitas parpol dan elaborasinya, para politikus yang biasanya vokal saat ditanya soal politik justru terdiam, lalu saling lempar saat dimintai tanggapan.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI-P Bambang Wuryanto, misalnya, melemparkan kesempatannya untuk berkomentar kepada Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Bappilu Partai Gerindra. Namun, Dasco juga enggan menjawab dan melemparkannya kepada pihak lain. ”Demokrat dong. Demokrat ini, kan, yang paling tahu kenapa dia naik dan kenapa turun,” kata Dasco sambil berseloroh.
Seolah tidak mau kalah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyampaikan sindiran lain. ”Yang paling bahagia dengan hasil survei ini yang komentar lebih dulu,” ujarnya.
Mengacu hasil survei Litbang Kompas, Oktober 2022, papan atas tingkat elektabilitas parpol masih ditempati PDI-P (21,1 persen), Gerindra (16,2 persen), Demokrat (14 persen), dan Golkar (7,9 persen). Dari empat partai tersebut, Gerindra dan Demokrat mengalami kenaikan elektabilitas dibandingkan dengan survei yang sama pada Juni 2022. Elektabilitas Partai Gerindra naik 3,7 persen, sedangkan elektabilitas Partai Demokrat naik 2,4 persen. Sementara itu, elektabilitas Golkar turun 2,4 persen dan elektabilitas PDI-P turun 1,7 persen.
Baca juga: Selisih Elektabilitas PDI-P, Gerindra, Demokrat Menyempit
Sementara di papan tengah terdapat PKS dengan elektabilitas 6,3 persen, PKB (5,6 persen), Perindo (4,5 persen), Nasdem (4,3 persen), dan PAN (3,1 persen). Kemudian di peringkat selanjutnya PPP (1,7 persen), Partai Hanura (0,8 persen), PBB (0,5 persen), PSI (0,5 persen), Partai Republik (0,6 persen), Partai Buruh (0,4 persen), dan Partai Gelora (0,2 persen).
Dag-dig-dug
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Ibnu M Bilal mengaku, pemaparan hasil survei sebenarnya memicu respons yang berbeda dari setiap partai. Selain membahagiakan, hasil survei bisa menegangkan bagi sebagian parpol. ”Kami dari PAN termasuk yang dag-dig-dug, karena setiap lembaga survei menempatkan kami pada angka yang hampir sama. Tetapi, di setiap pemilu, perolehan suara kami angkanya selalu lebih tinggi daripada survei,” ucapnya.
Perasaan serupa bisa jadi hinggap dalam diri Ketua DPP PPP Achmad Baidowi. Sebelum menyampaikan pertanyaan tentang demografi responden survei, ia sempat mengirim pesan singkat kepada pemandu diskusi. Ketika diberitahukan oleh pemandu tentang adanya pesan tersebut, semua politikus pun menyambutnya dengan gelak tawa.
”Wah, ada yang tidak mau ketahuan nih pertanyaannya,” celetuk Dasco.
Baca juga: Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Sederet Opsi Penentu Kemenangan Pilpres
Begitu pula yang terjadi kepada Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda. Saat mengetahui bahwa jumlah responden survei yang belum menentukan pilihan hanya sekitar 12 persen, ia tidak percaya dan menanyakannya berulang kali. Menurut dia, dengan angka tersebut, hasil pemilu sebenarnya sudah bisa tergambar.
”Wah, ternyata publik sudah selesai memilih ya, tapi tak apa-apa, kami masih akan mengejar Demokrat,” katanya sambil tertawa.
Ditemui seusai diskusi, Doli mengatakan, ini merupakan forum pertama yang pernah mempertemukan para ketua Bappilu parpol dalam satu momen. Pertemuan ini bisa menunjukkan bahwa kepentingan untuk memenangi Pemilu 2024 tak bisa melunturkan persahabatan di antara para politikus. Artinya, persaingan ke depan juga diharapkan sejalan dengan sikap tersebut.
”Ini bagian dari kita menjaga kohesivitas kebangsaan. Secara humanis, kami ini, kan, orang-orang yang sudah kenal lama walaupun kalau masuk kepentingan parpol semua mempunyai tanggung jawab masing-masing,” kata Doli.