Diperiksa Densus 88, Perempuan Penodong Paspampres Gunakan Senjata Rakitan
Pelaku disebut membawa senjata api rakitan jenis FN, tetapi tidak ditemukan peluru di dalamnya. Komandan Paspampres menyebutkan, ada kemungkinan pelaku berusaha menerobos masuk ke Istana Merdeka.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perempuan yang menodongkan senjata api kepada anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/10/2022), kini tengah diperiksa Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa senjata api yang digunakan perempuan itu merupakan senjata rakitan jenis FN, tetapi tak ditemukan peluru di dalamnya.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto saat menyampaikan keterangan pers bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kantor Sekretariat Presiden, Jakarta, Selasa, menyampaikan bahwa pelaku membawa senjata rakitan jenis FN. Di dalamnya tidak ditemukan amunisi. ”Kadensus 88 telah melakukan pendalaman kepada tersangka yang tadi diamankan oleh petugas. Ya, artinya bahwa kesigapan aparat untuk melakukan pengamanan secara spontan,” ujar Agus.
Ketika ditanya perihal pengetatan pengamanan Istana Kepresidenan, Agus menyampaikan, ”Sudah, sudah. Sudah ada pengamanan. Saya yakin sudah ada protap (prosedur tetap).” Ia kemudian mengingatkan bahwa pada 2017 juga pernah ada upaya oleh seseorang untuk menerobos Istana sehingga pengamanan kawasan Istana pun menerapkan protap keamanan.
Moeldoko menegaskan bahwa pengamanan ring satu sudah dijalankan. ”Dan kenapa ketangkap, ya, karena itu menunjukkan bahwa kami punya kesigapan tinggi. Berikutnya, yang kedua ini juga bagian dari awareness (kehati-hatian) kita kepada masyarakat bahwa hal-hal seperti ini ternyata jangan diabaikan. Kita harus waspada,” tambahnya.
Seperti diungkapkan Kabareskrim, menurut Moeldoko, polisi saat ini sedang mendalami motif di balik tindakan perempuan tersebut. ”Apa dan seterusnya dan siapa sebenarnya yang ada di balik itu dan seterusnya, kenapa mesti ke sini dan seterusnya. Itu sedang kita dalami,” kata Moeldoko.
Moeldoko kemudian menyampaikan, dari pemeriksaan sementara, diketahui identitas pelaku berbeda. Namun, ia tak merinci perbedaan yang dimaksud. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa akan dilakukan pengecekan pada kondisi psikologis pelaku, termasuk senjata rakitan yang digunakan, dan apakah pelaku bertindak seorang diri. ”Individu, sementara ini individu, tapi senjatanya memang senjata rakitan, ya. Itu ada selongsongnya, tapi proyektilnya tidak ada, ini lagi didalami semuanya,” ucapnya.
Moeldoko menambahkan bahwa pelaku akan ditindak tegas. ”Ada ukurannya, ada standarnya. Semua dilakukan oleh aparat,” katanya.
Moeldoko kemudian menyampaikan, dari pemeriksaan sementara, diketahui identitas pelaku berbeda.
Kronologi penodongan
Sementara itu, Asisten Intelijen Paspampres Kolonel (Inf) Sunartiono membagikan kronologis kesigapan anggota Paspampres saat ditodongkan senjata oleh pelaku. Saat itu, ia menyebutkan anggota Paspampres melakukan tindakan pengamanan terhadap seorang perempuan bercadar yang berusaha melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api terhadap personel Paspampres.
Ia kemudian merinci, pada pukul 07.10, terpantau seorang perempuan dengan umur kisaran 30 tahun menggunakan pakaian gamis bercadar berjalan kaki menuju ke pembatas jalan raya Istana Merdeka di Jalan Merdeka Utara.
Pada saat yang bersamaan, anggota Paspampres atas nama Prada Angga Prayoga yang sedang berjaga di dalam pos Istana Merdeka melihat gerakan yang mencurigakan dari perempuan tak dikenal tersebut. Dari pembatas jalan, perempuan tersebut terlihat menuju ke area pagar Istana yang merupakan zona ring satu Paspampres.
Ketika perempuan tersebut mendekat ke arah pagar, Prada Angga Prayoga melihat pelaku mengeluarkan senjata api jenis FN dan langsung menodongkan ke arah Prada Angga Prayoga. Personel Paspampres tersebut dibantu Pratu Gede Yuda melakukan tindakan pengamanan dengan merebut senjata api dari perempuan tersebut.
Atas kesigapan dari kedua personel Paspampres, pelaku berhasil diamankan dan diserahkan kepada pihak kepolisian yang berada di pos gatur polisi untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut. ”Saat ini perempuan tersebut sudah berada di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan. Untuk lebih lanjut silakan ditanyakan kepada Polda Metro Jaya,” kata Komandan Paspampres Marsda Wahju Hidayat Sujatmiko dalam keterangan tertulis.
Marsdya Wahju mengatakan, ada kemungkinan perempuan ini berencana menerobos masuk ke Istana Kepresidenan, tetapi karena kewaspadaan dari anggota Paspampres yang melihat seorang perempuan dengan tingkah laku mencurigakan, hal itu dapat dicegah. Perempuan tersebut berdiri di dekat pos utama Paspampres di depan Istana Merdeka, berada dekat lampu lalu lintas.
”Jadi perempuan tersebut belum menerobos Istana. Tapi, justru berawal dari kewaspadaan anggota kami (Paspampres) yang langsung menghampiri perempuan tersebut dan perempuan tersebut langsung mengacungkan senjata ke arah anggota (Paspampres),” ucap Wahju.