TNI AL telah lama bekerja sama dengan Perancis, seperti penyediaan rudal dan pengembangan kapal selam. Salah satu produsen alutsista Perancis pun akan hadir di Indo Defence, Jakarta, pada 2-5 November mendatang.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·5 menit baca
Bicara pengembangan teknologi pertahanan TNI Angkatan Laut, dalam sejumlah hal terkait erat dengan Perancis. Hal itu baik untuk pengembangan survei kemaritiman maupun penyediaan dan pengembangan alat utama sistem persenjataannya, baik itu rudal maupun kapal selam.
TNI AL dan Angkatan Laut Perancis telah lama menjalin kerja sama. Bagi Indonesia, salah satu kerja sama yang menjadi prioritas adalah kerja sama dalam bidang survei dan hidrografi. TNI AL melihat hal ini menjadi peluang untuk berbagai pengalaman terutama dari sisi pengamatan dan pendeteksian maritim, baik kapal permukaan maupun bawah permukaan.
”Kami inisiasi kerja sama bidang survei dan hidrografi di antara kedua angkatan laut,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam pertemuan bilateral dengan Kepala Staf AL Perancis Laksamana Pierre Vandier seusai menghadiri acara pembukaan Euronaval 2022 di Paris Le Bourget, Perancis, Selasa (18/10/2022).
Pierre menyatakan keinginan AL Perancis untuk meningkatkan kehadiran di Pasifik melalui peningkatan kerja sama dengan angkatan laut negara-negara di kawasan tersebut, termasuk TNI AL. Menurut rencana, Maret 2023, salah satu kapal AL Perancis akan datang dan berlatih bersama TNI AL.
Keinginan TNI AL untuk bekerja sama dengan AL Perancis dalam bidang survei dan hidrografi tentu sejalan dengan dua kapal survei yang saat ini dioperasikan, yaitu Kapal Perang RI (KRI) Rigel (933) dan KRI Spica (934). Dua kapal tersebut diproduksi di galangan OCEA, Les Sables d’Olonne, Perancis. Kedua kapal tersebut dilengkapi persenjataan dari sejumlah negara, seperti kanon 20 milimeter dari Rheinmetall (Jerman) dan kapal nirawak bawah laut dari Kongsberg (Norwegia). KRI Rigel yang mulai berlayar Maret 2015 itu termasuk kapal hidros yang canggih di kawasan Asia Tenggara.
Banyaknya alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI AL pada saat ini dan ke depan bisa juga dilihat dari kegiatan KSAL mengunjungi beberapa booth atau gerai pameran di ajang Euronaval yang berlangsung 18-21 Oktober lalu di Perancis, terutama yang terkait dengan teknologi sensor dan senjata. Di kesempatan itu, Yudo mengunjungi beberapa produsen, seperti MBDA Misslie System, Thales, Damen, Naval Group, dan Abeking & Resmussen.
Salah satu industri pertahanan Perancis yang belakang ini mendapat perhatian adalah Naval Group yang memproduksi kapal selam. Bulan Februari 2022 lalu, Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod dan Dirut Naval Group menandatangani sebuah nota kesepahaman. Di kesempatan itu hadir juga Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly. Nota kesepahaman itu di antaranya terkait dengan tugas PT PAL melakukan penelitian dan pengembangan untuk pembangunan beberapa unit kapal selam jenis Scorpene yang dibuat oleh Naval Group.
Selain kapal, salah satu persenjataan dari Perancis yang menjadi andalan TNI AL adalah Rudal Sam (VL Mica). Dalam Latihan Operasi Laut (Latopsla) 2022, pada September lalu, Kepala Dinas Materiel Senjata dan Elektronika Angkatan Laut (Kadissenlekal) Laksamana Pertama TNI Teguh Prasetyo mengungkapkan, penembakan rudal yang masuk kategori senjata strategis ini merupakan ujian kapabilitas dan kemampuan tempur alutsista.
Teguh mengatakan, sebagai pembina teknis materiil senjata dan elektronika TNI AL sesuai tugas pokok satuan, maka kelancaran penembakan senjata strategis TNI AL juga menjadi tugas dan tanggung jawab Dissenlekal.
Tengah berlangsung diskusi intens terkait dengan rencana TNI AL membeli kapal FREMM dari produsen kapal Fincantieri. Dalam hal ini, MBDA yang akan melengkapi kapal tersebut dengan Aster.
MBDA yang memproduksi rudal Sam VL Mica juga menjadi produsen yang menyediakan rudal anti kapal permukaan MM-40 Exocet untuk deretan kapal perang korvet kelas SIGMA yang menjadi kapal-kapal tumpuan operasi TNI AL saat ini. Empat kapal perang korvet SIGMA milik Indonesia, yang terdiri dari KRI Diponegoro 365, KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, dan KRI Frans Kaisiepo 368, dilengkapi peralatan elektronik yang canggih.
Christophe Balducchi, penasihat senior MBDA saat ditemui di Lorient, Perancis, pada pertengahan September lalu, mengatakan, MBDA dan TNI AL memiliki sejarah panjang terutama dengan digunakannya VL Mica dan Exocet oleh TNI AL. TNI AL merupakan satu dari 13 AL di dunia yang menggunakan VL Mica.
Saat ini, lanjutnya, tengah berlangsung diskusi intens terkait dengan rencana TNI AL membeli kapal FREMM dari produsen kapal Fincantieri. Dalam hal ini, MBDA yang akan melengkapi kapal tersebut dengan Aster yaitu rudal permukaan ke udara.
Christophe kemudian menyampaikan, MBDA akan hadir di Indo Defence yang berlangsung 2-5 November 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Di kesempatan itu, tidak saja dengan TNI AL, MBDA akan membahas beberapa perkembangan dengan TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat. Salah satu yang utama ialah persenjataan untuk pesawat tempur Rafale yang kontraknya baru saja efektif.
”MBDA akan suplai sistem sejata dari udara ke darat, atau dari udara ke udara,” kata Christophe.
Salah satu mitra strategis TNI AL yang lain ialah Thales yang menjadi penyedia Combat Management System, salah satu komponen utama kapal perang, untuk berbagai kapal perang di Indonesia. Dalam perkembangan terakhir, 22 April 2022 lalu, Thales dan PT LEN menandatangani kerja sama pengembangan teknologi pertahanan, salah satunya CMS tersebut. Kerja sama itu ditandatangani oleh Dirut PT LEN Bobby Rasyidin dan Senior VP Thales untuk wilayah Asia, Eurasia, dan Amerika Latin Guy Bonassi, dengan disaksikan Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto.
Salah satu kerja sama strategis yang direncanakan ialah pembangunan bersama CMS khusus untuk Indonesia. Komponen utama untuk kapal perang itu akan dikembangkan dengan berbasis pada CMS Tactico yang saat ini digunakan di KRI Usman Harun.