KIB Belum Juga Tentukan Capres, Fokus Visi dan Misi
KIB saat ini masih fokus mematangkan visi dan misinya. Ketiga partai tidak ingin terburu-buru menentukan bakal capres dan cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·4 menit baca
> Koalisi Indonesia Bersatu mengusung gagasan PATEN atau singkatan dari Program Akselerasi Tranformasi Ekonomi Nasional. PATEN telah disosialisasikan di Surabaya dan Jakarta, selanjutnya pada 6 November di Makassar.
> KIB baru akan menentukan calon presiden yang diusung di bab terakhir.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
> KIB membuka kans bekerja sama dengan partai lain yang memiliki kesamaan visi dan misi.
JAKARTA, KOMPAS — Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan belum menentukan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung untuk Pemilihan Presiden 2024. Ketiga partai saat ini masih fokus mematangkan visi dan misi.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, salah satu yang menjadi fokus Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) adalah demokrasi yang menghasilkan kesetaraan, keadilan, dan harmoni.
Hal itu diungkapkan Zulkifli saat menghadiri acara HUT Ke-58 Partai Golkar di Hall C JIEXpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (20/10/2022) malam. Selain Zulkifli, turut hadiri dalam acara ini Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beserta jajaran dan kader partai serta Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Amir Uskara.
”Demokrasi itu landasannya tentu value. Demokrasi yang tentu akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang punya value,” kata Zulkifli.
Menurut Zulkifli, seorang pemimpin yang memiliki karakter dan berintegritas akan menghasilkan undang-undang yang baik serta menghasilkan sistem yang baik. Ia menambahkan, sistem yang baik akan menghasilkan masyarakat yang baik, setara, harmonis, dan saling menghormati.
”Oleh karena itu, KIB bahas soal presiden itu chapter terakhir. Kata Ketua Umum (Golkar) Pak Airlangga, chapter-nya terakhir. Kalau terakhir, kan, nanti masih ada incumbent-nya. Kami rumuskan dulu konsep pikir kami (KIB) seperti apa,” kata Menteri Perdagangan ini.
Senada dengan Zulkifli, Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara mengatakan, KIB saat ini mendahulukan konsep ketimbang penentuan bakal calon presiden (capres). KIB ingin fokus membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan mengoptimalkan anggaran untuk mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran.
”Kalau sudah jelas konsepnya ke mana, baru kami susun. Oh, Pak Airlangga yang cocok (capres), oh Pak Zul yang cocok, atau dari PPP yang bisa, misalnya. Itu konsep-konsep yang kami bangun dari awal. Kami duduk sama rendah, berdiri sama tinggi karena konsep kami adalah kepentingan bangsa, bukan kepentingan perseorangan,” kata Amir.
Terkait anggaran, PPP melihat bagaimana hal tersebut dapat mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat secara maksimal, khususnya di desa. Namun, hal itu membutuhkan konsep dan analisis yang tinggi agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
”Tentu ini yang menjadi harapan kita, keinginan kita semua. Kita ingin mencari pemimpin, figur, yang kira-kira dengan konsep-konsep itu bisa mengangkat bukan hanya 5-10 tahun, tapi mengantar Indonesia sampai ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Airlangga menyampaikan, acara yang digelar hari ini bertujuan menyamakan visi dan misi sekaligus seluruh struktur Partai Golkar mengenal pimpinan dari PAN dan PPP. Pertemuan ini, kata Airlangga, menunjukkan kepada semua kader bahwa KIB solid.
”Gagasannya kami beri nama PATEN, Program Akselerasi Tranformasi Ekonomi Nasional, dan kemarin sudah kami luncurkan di Surabaya. Oleh karena itu, hari ini (kemarin) disosialisasikan dan hari ini akan lanjut disosialisasikan di Makassar tanggal 6 November dan tuan rumahnya dari PPP,” kata Airlangga.
Baik Golkar, PAN, maupun PPP terbuka menerima partai lain untuk bergabung dengan KIB. Airlangga mengatakan, Indonesia adalah negara multipartai dan salah satu negara dengan demokrasi terbesar di dunia. KIB tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan partai lain yang memiliki kesamaan dengan visi dan misi KIB.
”Jadi, KIB sejak awal sudah memerangi yang namanya eksklusivitas, kita perangi yang namanya politik identitas. Oleh karena itu, kita membangun inklusivitas. Kalau semua (partai) mau ikut KIB, boleh. Kita ingin leaving no one behind. Yang menang bukan KIB, tapi yang menang masyarakat Indonesia,” kata Airlangga.
Hal serupa dikatakan Zulkifli. KIB masih terbuka dengan partai-partai lain yang ingin melengkapi konsep dari visi dan misi KIB. ”Itu masih terbuka, yang penting kita akan menentukan pada chapter terakhir, oh ini (capres) yang paling pantas,” katanya.
Meski sudah berkoalisi, KIB tetap mendukung program-program Presiden Joko Widodo. Zulkifli berujar, setiap pemimpin di Indonesia pada masanya memiliki kelebihan dan kekurangan. ”Oleh karena itu, program yang bagus kita teruskan, yang belum selesai kita tuntaskan. Kira-kira itu pendapat KIB,” katanya.