Buron Judi Online Kelas Kakap, Apin BK, Dibawa Paksa ke Indonesia
Selain Apin BK, Polri juga menangkap tiga buron pengelola judi daring kelas kakap dari Kamboja. Menurut rencana, mereka akan dibawa ke Jakarta, Sabtu (15/10) pagi.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Aparat Polri berhasil menangkap buronan kasus judi daring kelas kakap, Apin BK, di Malaysia. Setibanya di Jakarta, Apin BK langsung dibawa ke Badan Reserse Kriminal Polri untuk menjalani pemeriksaan.
Beberapa waktu lalu, Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan, dirinya mengirim aparat kepolisian ke beberapa negara untuk mengejar 6 orang tersangka kasus konsorsium perjudian yang lari ke luar negeri. Mereka telah ditetapkan sebagai buronan kelas kakap oleh kepolisian.
Salah satu buron tersebut bernama Apin BK. Ia sempat lari ke Singapura dan kemudian bergeser ke Malaysia. Kemudian, pada Jumat (14/10/2022) malam, Apin BK berhasil dibawa kembali ke Indonesia. Listyo pun turut ke bandara untuk menjemput langsung Apin BK. Listyo didampingi jajaran kepolisian dari Divisi Hubungan Internasional Polri, Bareskrim Polri, serta personel Kepolisian Daerah Sumatera Utara.
"Beberapa waktu yang lalu anggota-anggota kita telah kita kirim ke luar negeri ke beberapa negara. Dan alhamdulillah malam hari ini, berkat kerja sama police to police dengan teman-teman kita Polisi Diradja Malaysia, Apin BK bisa kita bawa ke tanah air," kata Listyo.
Menurut Listyo, Apin BK akan langsung dibawa ke Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Setelah itu, kasus terkait Apin BK akan didalami Polda Sumut yang sebelumnya telah mengembangkan perkara judi daring tersebut.
Selain Apin BK, lanjut Listyo, aparat kepolisian juga berhasil menangkap 3 orang buronan judi daring kelas kakap dari Kamboja. Menurut rencana, ketiganya akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (15/10) pagi.
"Dan tentunya ini menjadi komitmen kita untuk betul-betul melakukan tindakan terhadap masalah judi online sebagaimana perintah dan instruksi Bapak Presiden," ucap Listyo.
Mengembalikan kepercayaan
Ketua Setara Institute Hendardi berpandangan, berbagai insiden atau kasus yang terjadi dan terkait dengan anggota kepolisian tersebut akan merusak kepercayaan publik terhadap Polri. Akibatnya, profesionalitas dan imparsialitas Polri diragukan oleh publik.
Oleh karena itu, menurut Hendardi, alih-alih membiarkan berbagai kasus tersebut menggerus kepercayaan publik, Polri diharapkan memanfaatkan momentum saat ini untuk melakukan reformasi di tubuh Polri. Reformasi tersebut bertujuan agar Polri solid, profesional, serta berintegritas dalam menjalankan tugasnya.
"Tidak ada jalan lain bagi Polri kecuali melakukan percepatan reformasi Polri dengan suatu desain komprehensif, berbasis bukti dan berkelanjutan," kata Hendardi.