Nasdem Usung Anies, Penjajakan Koalisi dengan PKS dan Demokrat Tak Terganggu
Penetapan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden dari Partai Nasdem mendapat sambutan baik dari PKS dan juga Partai Demokrat. Penjajakan kerja sama politik ketiga partai politik itu pun terus berjalan.
Oleh
IQBAL BASYARI, NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan Partai Nasdem menetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden tidak mengganggu penjajakan kerja sama politik dengan partai lain. Komunikasi politik antara PKS, Nasdem, dan Partai Demokrat membangun koalisi pun tetap berjalan dengan baik karena mengedepankan rasa saling percaya dalam memilih calon pemimpin bangsa.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu, bahkan, langsung menyampaikan selamat kepada Partai Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) pada Senin (3/10/2022). ”PKS menyambut baik keputusan Partai Nasdem yang telah memilih Anies Rasyid Baswedan dari tiga kandidat hasil Rakernas Partai Nasdem sebelumya,” kata Syaikhu melalui keterangan tertulis beberapa saat setelah pendeklarasian capres Nasdem.
Rakernas Partai Nasdem pada Juni lalu memang memutuskan mengajukan tiga nama untuk dipilih sebagai bakal capres oleh ketua umumnya, Surya Paloh. Ketiga nama itu adalah Anies, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Senin pagi tadi, Nasdem mengumumkan Anies sebagai bakal capres yang akan diusulkan untuk diusung pada Pemilu Presiden 2024.
PKS menyambut baik keputusan Partai Nasdem yang telah memilih Anies Rasyid Baswedan dari tiga kandidat hasil Rakernas Partai Nasdem sebelumya.
PKS, yang selama ini melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Nasdem, menghormati sikap politik Nasdem yang memilih lebih awal untuk mendeklarasikan bakal capres tersebut. Sebab, semua partai politik memiliki mekanisme internal untuk memutuskan bakal capres dan juga kerja sama untuk menghadapi Pilpres 2024.
Pilihan terhadap Anies, lanjut Syaikhu, diharapkan mendatangkan kebaikan dan kemajuan bagi bangsa. Pasalnya, PKS memandang figur Anies sebagai salah satu tokoh nasional yang memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik, berjiwa nasionalis religius, memiliki kapasitas untuk memimpin bangsa, dan mampu menjadi simbol perubahan untuk Indonesia di masa yang akan datang.
”Semoga keputusan tersebut mendatangkan kebaikan untuk kemajuan bangsa Indonesia,” kata Syaikhu.
Lebih jauh Syaikhu menegaskan, komunikasi politik antara PKS, Nasdem, dan Demokrat dalam upaya membentuk koalisi berlangsung dengan sangat baik. Ketiga parpol saling terbuka, setara, dan mengedepankan rasa saling percaya untuk bersama-sama memilih calon pemimpin bangsa yang terbaik bagi rakyat Indonesia.
Meski telah melakukan penjajakan, sampai saat ini PKS belum memutuskan kerja sama politik untuk menghadapi Pilpres 2024. Menurut Syaikhu, keputusan koalisi dan penentuan bakal capres di internal PKS akan diambil melalui musyawarah Majelis Syuro.
Sambutan baik atas pencalonan Anies oleh Nasdem juga datang dari Partai Demokrat. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief juga meyampaikan bahwa Demokrat menyambut baik deklarasi yang dilakukan oleh Nasdem. Demokrat, sejauh ini, masih menunggu keputusan dari Majelis Tinggi Partai Demokrat terkait pendeklarasian bakal capres untuk Pilpres 2024.
”Ada beberapa pilihan tentunya yang menyangkut kedaulatan partai kami, Partai Demokrat, dan juga menyangkut upaya koalisi yang sudah dibangun. Kami berharap, tentu keputusan yang akan diambil sama-sama positif nanti ke depan,” kata Andi.
Andi melanjutkan, Partai Demokrat tidak dalam posisi keberatan terhadap putusan Nasdem dalam mengusung Anies sebagai bakal capres. Sebab, keputusan tersebut menyangkut kedaulatan Partai Nasdem. Nasdem mempunyai tanggung jawab kepada konstituennya untuk mengumumkan satu dari tiga nama hasil rakernas.
”Partai Demokrat tentu berharap pembicaraan ke depan adalah masih tetap dalam koalisi, maksudnya pembicaraan-pembicaraan finalisasi-finalisasi koalisi masih akan harus terus dibicarakan ke depan, entah dalam waktu dekat atau kami belum tahu ini masih menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai,” ujar Andi.
Sementara itu, Anies bukanlah tokoh pertama yang diumumkan sebagai bakal capres. Sebelumya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah dideklarasikan sebagai bakal capres dari Gerindra. Selain itu, ada juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar yang ditetapkan sebagai bakal capres dari parpol masing-masing.
Dengan munculnya bakal capres sejak awal tersebut, kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung, bisa membuat masyarakat segera menimbang tokoh pilihannya sejak jauh-jauh hari sebelum pemilu. Masyarakat bisa membandingkan capres mana yang terbaik dan dipilih saat pemungutan suara. Waktu sebelum pemungutan suara yang relatif masih panjang memberikan kesempatan bagi pemilih untuk menilai secara obyektif dan rasional.
Meskipun demikian, lanjutnya, dinamika politik tidak akan berhenti. Golkar yang telah memiliki bakal capres sendiri telah berkomunikasi dengan Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Maka setiap parpol yang sudah menetapkan bakal capresnya tidak menutup kemungkinan tetap berkomunikasi dengan parpol lain.
”Golkar juga terbuka saja. Kan sejak awal mengatakan KIB ini tidak menutup diri. Kami terus membuka diri kepada kekuatan parpol lain sekalipun parpol itu sudah punya calon presiden. Golkar sangat terbuka untuk melakukan komunikasi dengan siapa saja walaupun setiap parpol punya agenda masing-masing. Termasuk dengan Nasdem yang sudah menetapkan calon presidennnya, kami tetap membuka diri untuk berkomunikasi,” tutur Doli.