Di Munas Permabudhi, Presiden Ingatkan Pentingnya Gotong Royong
Permabudhi mendiskusikan kontribusi umat Buddha terhadap bangsa dalam menghadapi krisis global. Ke depan, Permabudhi akan menguatkan gotong royong untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 menjadi pelajaran pentingnya gotong royong dalam menghadapi krisis global yang ada di depan mata. Kerja sama umat beragama dengan pemerintah perlu semakin erat, terutama dalam membangun sumber daya manusia.
“Hadapi ketidakpastian global, kita butuh SDM (sumber daya manusia) yang berintegritas bergotong royong berlandaskan Pancasila,” kata Presiden RI Joko Widodo dalam pidatonya yang direkam untuk membuka Musyawarah Nasional Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Sabtu (24/9/2022), di Jakarta.
Jokowi mengatakan, kerja keras dan gotong royong antarpemeluk agama yang berbeda perlu dibangun sejak usia dini anak-anak Indonesia. ”Lembaga keagamaan sangat penting untuk revolusi mental,” kata Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang hadir di acara tersebut mengatakan, sejarah agama Buddha sarat dengan upaya menjaga kelestarian dan kerukunan umat beragama. Ia mengatakan, upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah meningkatkan moral dan etika.
Muhadjir pun mengapresiasi berbagai upaya Permabudhi untuk masyarakat. Bahkan, nama ketua umum yang terpilih dalam Munas pertama tahun 2018, yaitu Arief Harsono (almarhum), harum dalam upaya mengatasi Covid-19. Pemilik Samator ini dikenal dekat Muhadjir.
Program yang dihasilkan Munas II Permabudhi ini, menurut Muhadjir, akan koheren dengan program pemerintah, terutama dalam mengembangkan SDM. Sebab, ada lima hal yang perlu digarisbawahi, yaitu Indonesia yang bersatu, bersih, mandiri, melayani, dan tertib. ”Semoga munas ini bisa menghasilkan aksi riil untuk empat tahun ke depan,” katanya.
Permabudhi adalah wadah pemersatu umat Buddha Indonesia untuk mejalin kerja sama.
Harapan Muhadjir ini sejalan dengan pernyataan Ketua Umum Permabudhi Philip K Wijaya dan Ketua Pengawas Permabudhi Sudhamek. Sudhamek menggarisbawahi tema Munas II ini, yaitu Bersama Permabudhi Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
Adapun Philip mengatakan, Permabudhi adalah wadah pemersatu umat Buddha Indonesia untuk menjalin kerja sama. Ia mengatakan, ke depan Permabudhi akan lebih menguatkan gotong royong untuk meningkatkan SDM umat Buddha Indonesia, terutama terkait dengan sosial dan kemanusiaan.
”Perang ini timbulkan krisis. Kita gotong royong dengan pemerintah,” kata Philip.
Ketua Panitia Munas Bambang Patijaya mengatakan, pihaknya berharap dengan pelaksanaan Munas II yang diikuti oleh para anggotanya dari 33 daerah, ini, umat Buddha di Indonesia bisa berkontribusi mengatasi berbagai masalah pascapandemi. Hal itu dapat dilakukan lewat gerakan mental spiritual.
Ditanya soal tahun politik, Bambang mengatakan, ia berharap Indonesia yang aman dan bersatu. ”Kita berharap semua menjaga situasi kondusif dan menjauhi politik identitas,” katanya.