Partai Demokrat Perjuangkan Kader Utama Ikuti Pilpres 2024
Kader dan pengurus Partai Demokrat di tingkat pusat dan daerah merekomendasikan agar partai mengusung kader utamanya sebagai capres atau cawapres untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI, KURNIA YUNITA RAHAYU, ANTONIUS PONCO ANGGORO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Partai Demokrat memutuskan untuk memperjuangkan kader utamanya sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2024. Terkait hal itu, Partai Demokrat tengah menjalin komunikasi dengan dua partai lain karena membutuhkan mitra koalisi untuk mengusung calonnya di Pemilihan Presiden 2024.
Keputusan untuk mengusung kader utama di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini disepakati dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis-Jumat (15-16/9/2022).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Acara yang juga digelar terkait ulang tahun ke-21 Partai Demokrat ini, dihadiri para pengurus cabang, daerah, dan pusat, serta anggota DPR dan DPRD provinsi dan kabupaten/kota dari partai itu. Selain itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono juga menghadiri acara tersebut.
Saat menyampaikan pidato kebangsaan, Jumat, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, kader dan pengurus di tingkat pusat dan daerah merekomendasikan agar partai mengusung kader utamanya sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) untuk berkontestasi di Pilpres 2024
”Demokrat siap untuk memperjuangkan kader utamanya menjadi bagian dari capres/cawapres yang diusung,” ujar Agus. Ia juga berharap, niatnya itu tidak diganggu atau dihalangi oleh kekuatan mana pun dan dengan cara apa pun.
Pilpres dan demokrasi yang indah di era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Yudhoyono, kata Agus, patut dicontoh.
Demokrat siap untuk memperjuangkan kader utamanya menjadi bagian dari capres/cawapres yang diusung
Namun, untuk dapat berpartisipasi dalam Pilpres 2024, Demokrat membutuhkan mitra koalisi. Sebab, Demokrat belum memenuhi syarat mengusung capres- cawapres yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu, yakni memiliki setidaknya 20 persen kursi DPR atau total perolehan suara nasional dalam pemilu legislatif sebelumnya sebanyak 25 persen. Saat ini, Demokrat memiliki 54 kursi atau 9,4 persen kursi di DPR dengan raihan 7,7 persen suara nasional di Pemilu 2019.
Oleh karena itu, kata Agus, Demokrat tengah membangun komunikasi dengan dua parpol lain yang dinilai sejalan dengan Demokrat, karena sama-sama memiliki semangat mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Namun, ia tak menyebut parpol yang dimaksud.
Demokrat berharap, pasangan yang akan diusung bersama parpol koalisinya kelak memiliki integritas, kapabilitas, dan elektabilitas yang tinggi sebagai wujud dukungan terkuat dari masyarakat. Kandidat juga harus bisa membawa tema perjuangan politik Demokrat, yakni perubahan dan perbaikan.
”Tak kalah pentingnya, pasangan ini juga harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan hati dan energi, yang saling percaya, saling menghargai, saling menguatkan, serta saling melengkapi. Semangatnya adalah dwitunggal,” ujar Agus.
Kader inginkan Agus
Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan, hingga saat ini, kader utama partainya yang akan diusung di pilpres belum bisa disebut. Namun, ia mengklaim, akar rumput menginginkan agar partai mengusung Agus sebagai capres atau cawapres.
Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, mengatakan, Rapimnas Demokrat menunjukkan bahwa partai itu semakin percaya diri untuk menghadapi Pemilu 2024. Hal itu terlihat dari keputusan untuk mengusung kader utamanya dalam pilpres. ”Ini menunjukkan bahwa Demokrat sudah siap, bahkan untuk bertarung dengan kader partai yang lebih kuat sekalipun,” ujarnya.
Meski demikian, peluang untuk memajukan kader Demokrat sebagai capres-cawapres akan sangat bergantung pada parpol mana yang bersedia menerimanya. Sejauh ini kader Demokrat yang masuk bursa tokoh potensial capres/cawapres hanya Agus.
Namun, jika mengacu pada hasil survei sejumlah lembaga, elektabilitas Agus belum terlalu optimal. Hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2022, misalnya, mencatat elektabilitas Agus sebesar 3,4 persen. Raihan itu masih di bawah tokoh lain, seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (25.3 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (22 persen), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (12,6 persen).
Menurut Firman, posisi yang paling mungkin diraih oleh Agus adalah cawapres. Putra sulung Yudhoyono itu bisa mendampingi sosok lain yang diajukan calon rekan koalisi.
PDI-P tak terusik
Dari Seoul, Korea Selatan, wartawan Kompas, Antonius Ponco Anggoro, melaporkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tak terusik dengan geliat sejumlah parpol yang telah menjalin kerja sama untuk menghadapi Pilpres 2024. Saat ini, PDI-P bahkan mulai memperhitungkan kemungkinan mengusung capres-cawapres sendiri tanpa berkoalisi dengan parpol lain.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, saat diwawancarai di Seoul, Jumat, mengaku menerima banyak pertanyaan karena ia dan partainya seolah diam saja saat parpol lain gencar membangun kerja sama untuk 2024. Menurut dia, seharusnya hal itu tak perlu ditanyakan karena strategi setiap parpol berbeda.
Megawati mempersilakan parpol lain menjalin koalisi sejak dini. Saat ini PDI-P masih fokus pada konsolidasi internal dan mematangkan persiapan untuk menghadapi pemilu serentak 2024. Salah satunya memastikan PDI-P lolos verifikasi administrasi di KPU. Selain itu, bulan depan, PDI-P sudah mulai menjaring calon anggota legislatif serta calon kepala/wakil kepala daerah.
PDI-P juga belum menetapkan kerja sama karena sudah mengantongi tiket untuk mengusung capres-cawapres sendiri. Menurut Megawati, hal itu juga menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi di Pilpres 2024. ”Bukan karena sombong, melainkan faktualnya PDI-P bisa pegang (tiket pencalonan presiden-wapres) sendiri. Jadi, itu pun menjadi sebuah bagian dari hitungan,” katanya.