logo Kompas.id
Politik & HukumDugaan Kebocoran Data BIN dan ...
Iklan

Dugaan Kebocoran Data BIN dan Rencana Peretasan Data Presiden Dinilai Ancam Kedaulatan Negara

Ketika sudah mengancam simbol kepala negara dan kedaulatan negara kerangka penegakan hukum penanganan dugaan kebocoran data harus jelas. ”Otoritas berwenang harus segera menelusuri,” kata pendiri ICSF M Novel Ariyadi.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
· 4 menit baca
Tangkapan layar akun Twitter @darktracer_int, Jumat (9/9/2022). Akun itu mengungkapkan bahwa di grup Telegram Bjorkanism yang diikuti 4.788 peserta itu, dia mengumumkan bahwa target selanjutnya adalah meretas data pribadi Presiden Joko Widodo.
DIAN DEWI PURNAMASARI

Tangkapan layar akun Twitter @darktracer_int, Jumat (9/9/2022). Akun itu mengungkapkan bahwa di grup Telegram Bjorkanism yang diikuti 4.788 peserta itu, dia mengumumkan bahwa target selanjutnya adalah meretas data pribadi Presiden Joko Widodo.

JAKARTA, KOMPAS — Setelah Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi disepakati dalam pembicaraan tingkat I antara Komisi I DPR dan pemerintah, insiden kebocoran data pribadi terus terjadi. Kali ini, kebocoran data pribadi bahkan mengancam kedaulatan negara karena diduga berasal dari data pegawai Badan Intelijen Negara. Selain itu, juga ada ancaman peretasan terhadap data pribadi Presiden Joko Widodo.

Peretas atau hacker dengan akun Strovian di situs breached.to, Rabu (7/9/2022), mengklaim telah berhasil meretas data sumber daya manusia (SDM) Badan Intelijen Negara (BIN). Unggahan data itu berisi nama, tempat tanggal lahir, pangkat atau golongan, dan jabatan fungsional agen intelijen.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000