Strategi Dua Kaki PKB demi Kuasai 100 Kursi Parlemen
Setelah dua kali selalu masuk posisi lima besar parpol pemenang pemilu, PKB lebih percaya diri menghadapi Pemilu 2024. PKB menargetkan meraih 100 kursi DPR. Lantas, strategi apa saja yang disiapkan untuk mewujudkannya?

Ribuan kader Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menghadiri deklarasi koalisi Partai Gerindra dengan PKB dalam Pemilu 2024 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Dalam deklarasi tersebut, ditandatangani piagam kerja sama antara Partai Gerindra dan PKB dalam Pilpres 2024.
Setelah sempat terpuruk karena sengketa internal, Partai Kebangkitan Bangsa kembali bangkit pada dua pemilu terakhir. Perolehan suara partai politik yang didirikan para kiai Nahdlatul Ulama pada 1998 ini selalu naik pada Pemilihan Umum 2014 dan 2019. Raihan itu membuat PKB berhasil mendudukkan lebih banyak kader di kursi parlemen.
Sengketa kepengurusan pasca-Pemilu 2004 sedikit banyak berpengaruh pada raihan suara PKB. Pada Pemilu 2009, PKB hanya berhasil meraup 4,95 persen suara sah nasional, anjlok dibandingkan Pemilu 2004 dengan raihan 10,57 persen. Baru pada Pemilu 2014 PKB kembali bangkit dan berhasil meraih, yakni 9 persen suara sah nasional. Raihan suara PKB kembali naik menjadi 9,69 persen suara sah nasional di Pemilu 2019 sehingga berhasil mengantarkan partai berlambang bola dunia itu masuk lima besar parpol dengan perolehan suara terbanyak.
Kepemilikan kursi DPR juga naik seiring dengan peningkatan raihan suara. Jika pada Pemilu 2009 PKB hanya berhasil mendapatkan 27 kursi, pada Pemilu 2014 PKB menguasai 47 kursi dan kemudian 58 kursi parlemen di Pemilu 2019.
Peningkatan raihan suara secara konsisten pada dua pemilu berturut-turut membuat PKB lebih percaya diri menghadapi Pemilu 2024. Tak tanggung-tanggung, partai politik pimpinan Muhaimin Iskandar itu menargetkan dapat meraih 100 kursi parlemen di Pemilu 2024.

Berbagai strategi pun disiapkan. Dari memilih calon anggota legislatif (caleg) yang potensial memikat pemilih hingga mendorong Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di ruang kerjanya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (2/9/2022), mengungkapkan, ada kebanggaan jika kader PKB bisa maju sebagai capres-cawapres. Lalu, bagaimana strategi PKB dalam memenangi Pemilu 2024? Berikut petikan wawancara Kompas dengan Jazilul Fawaid.
Bagaimana PKB mengidentifikasi diri, karena tidak sedikit yang mengategorikan PKB sebagai partai berbasis agama?
PKB berbeda dengan partai yang lain. PKB lahir di era reformasi. PKB lahir dari kultur ulama, kultur Nahdlatul Ulama. Dari situlah ulama menyatakan kepada bangsa ini bahwa PKB merupakan sumbangsih dari para ulama untuk bangsa ini. Istilahnya, PKB itu lahir dari ulama untuk bangsa.
Dalam konteks itu, PKB sebenarnya partai nasionalis karena yang dipikirkan adalah kebangsaan. Namun, akal kulturalnya adalah organisasi keagamaan, napas al sunnah wal jamaah sehingga yang menjadi dasar adalah humanisme religius. Jadi, itu yang menjadi fondasinya.

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid
Meski baru didirikan 1998, pada 1999 PKB sudah bisa mengantarkan kader menjadi Presiden. Apa strategi yang dilancarkan waktu itu?
Tentu kalau dari kiai strategi kebudayaan, apalagi waktu itu ada Gus Dur (KH Abdurrachman Wahid). Strategi keulamaan, kebudayaan. Strategi yang memang sesuai cara pandang keagamaan ulama, khususnya NU yang tentu berbeda dengan cara pandang yang lain. Istilahnya cara pandang yang lekat dengan budaya.
Jadi sebenarnya kenapa terpilih saat itu, strateginya adalah kebudayaan. Kalau politik, ya baru lahir, apa yang bisa dilakukan? Tetapi, budaya itu sudah lama dijalankan. Jadi PKB mewarisi akar budaya dan pemikiran dari para tokoh sebelum Indonesia merdeka. Sejak zaman Wali Songo, pesantren, dan terus itu sampai hari ini.
Perhatian PKB adalah pesantren-pesantren, dan itu sudah dilakukan sejak PKB lahir sampai hari ini. PKB yang mengawal anggaran pendidikan minimal 20 persen, PKB yang melahirkan hari santri, PKB yang menginisiasi Undang-Undang Pesantren. Itu yang menjadi akarnya.
Tetapi, tidak cukup kalau kami hanya mengandalkan pada akar saja. Karena itu hari ini, PKB sedapat mungkin beradaptasi dengan zaman milenial. Strategi yang dipakai tentu strategi yang juga selain menguatkan akar, bisa menggapai milenial.

Ribuan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hadir dalam pembukaan Muktamar PKB 2014 di Hotel The Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/8/2014).
Lalu, apa strategi yang disiapkan PKB untuk memenangi Pemilu 2024?
Rezim Pemilu 2004 berbeda dengan Pemilu 2024. Dulu rezimnya rezim tidak serentak, tidak menggunakan suara terbanyak, tetapi pakai nomor urut. Hari ini rezimnya pemilu serentak dan pemenangnya yang mendapat suara terbanyak.
Ada dua hal yang akan ditempuh PKB. Pertama, sebisa mungkin kader PKB masuk menjadi kandidat capres-cawapres karena bisa memberikan efek ekor jas. Kemudian kedua, karena saat ini kami memiliki 58 kursi, maka kami targetkan di Pileg 2024 mendapatkan 100 kursi DPR, sehingga harus dicari orang-orang yang punya potensi menggaet pemilih dan meraup suara.
Saya yakin target 100 kursi DPR ini akan terpenuhi, atau minimal kursi yang diperoleh PKB bertambah lebih dari 58. Syaratnya ada capres dari PKB, dan merekrut caleg secara terbuka.
Untuk pilpres (pemilu presiden), yang membedakan Pilpres 2019 dengan Pilpres 2024 itu tidak ada incumbent, maka kami punya peluang mendorong kader. Sekarang kami sudah mulai kampanye, sosialisasi, utamanya karena Muktamar PKB sudah memberikan mandat kepada Gus Muhaimin untuk menjadi capres.
Namun, kami juga menghadapi fakta yang lain, yaitu suara PKB hanya 10 persen. Maka tak ada pilihan lain, kecuali berkoalisi. Jadi tahapnya mencari calon, lalu mencari koalisi.
Baca juga: Sufmi Dasco: Prabowo Sudah Bersedia Menjadi Capres 2024

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (empat dari kiri) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (empat dari kanan) mendeklarasikan koalisi antara Partai Gerindra dan PKB dalam Pemilu 2024 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).
Apakah pencalonan kader dalam pilpres ini akan benar-benar berpengaruh pada perolehan suara PKB di pemilu legislatif?
Pasti. Ini juga soal kebanggaan bahwa PKB mampu melahirkan kader, ini penting. Ada partai besar tetapi tidak punya kader, tunggu saja nanti akan padam sendiri. Kan, yang penting organisasi dan kadernya jalan. Bagi PKB, momentum pilpres ini juga untuk menunjukkan bahwa kami punya kader yang pengalamannya panjang dan bisa dibandingkan dengan calon lain. Tapi, kan, yang selalu dipertanyakan elektabilitasnya tidak tinggi. Bagi kami, Gus Muhaimin lebih unggul. Setiap orang punya kelebihan. Sebagai ketua umum, Gus Muhaimin punya pengalaman.
Bagaimana kalkulasi terkait efek ekor jas dari pencalonan Gus Muhaimin?
Efek ekor jas sebenarnya sulit dihitung, termasuk oleh lembaga survei. Tetapi, bagi PKB yang penting semangatnya dapat.
Apakah PKB tidak khawatir dengan tokoh-tokoh yang lebih populer?
Tokoh-tokoh populer itu efek dari media sosial, dan perlu diingat anak-anak muda gampang berubah pilihannya. Artinya yang mesti dimunculkan sebagai tokoh-tokoh potensial capres-cawapres, ya, kader parpol. Sekarang ini partai-partai yang ada juga memble, penakut semua.

Parpol sebagai pilar demokrasi semestinya kita jaga bersama, kita perkuat, bukan malah deparpolisasi. Jadi presiden-wakil presiden kalau tidak lewat parpol mau lewat mana? Perbaiki jalurnya, bukan hanya melontarkan kritik parpol perlu berubah dan sebagainya.
Kemudian, kalau yang terus dijalankan pola-pola politik yang transaksional, maka parpol lama-lama tidak dipercaya. Tetapi, UU Pemilu mengatakan itu. Tokoh-tokoh yang merasa dirinya populer silakan saja enggak ada soal, ujungnya kan daftar. Yang aneh itu parpol mengemis, padahal, kan, tugasnya mengader orang. Karena kadernya tidak ada yg elektabilitasnya tinggi, lalu mencari orang lain. Akui saja partainya gagal melakukan kaderisasi.
PKB sudah berkoalisi dengan Partai Gerindra. Apakah sudah ada rencana untuk memasangkan Prabowo-Muhaimin?
Pengumuman koalisi itu memberikan pesan kepada publik bahwa PKB-Gerindra sudah cukup dan siap menghadapi Pemilu 2024. Soal capres-cawapres tentu akan dibicarakan Prabowo dan Muhaimin. Sebenarnya banyak yang menilai positif pasangan Prabowo-Muhaimin. Tetapi, politik, kan, dinamis. Kita ikuti, cermati perkembangannya.
Pengumuman koalisi itu memberikan pesan kepada publik bahwa PKB-Gerindra sudah cukup dan siap menghadapi Pemilu 2024. Soal capres-cawapres tentu akan dibicarakan Prabowo dan Muhaimin.
Hal yang terpenting sekarang adalah tiket untuk mengikuti pilpres sehingga pengikat koalisi cukup 20 persen kursi DPR. Titik temunya piagam kerja sama PKB dengan Gerindra. Kerja sama dengan Gerindra ini akan sampai tingkat bawah.
Belakangan Gerindra membangun komunikasi intens dengan PDI-P, apakah PKB tidak merasa terancam?
Tidak, kenapa harus terancam? Tidak usah khawatir menghadapi orang yang bingung. Kan, semua bingung, ada partai yang sudah ada capres belum ada koalisinya, ada partai yang ada koalisinya belum ada capresnya. Kami ini sudah jelas, ada partainya ada tokohnya. Terus kenapa harus merasa terancam dengan parpol yang masih bingung?
Ada pengurus PKB yang menyarankan agar agar PDI-P membangun koalisi sendiri. Apakah itu bentuk kekhawatiran PKB?
Kami tidak ingin mengurus rumah tangga orang lain. Sampai hari ini PDI-P belum menentukan siapa capres-cawapresnya. Safari politik juga belum ada agenda yang dibawa. Makanya kita tunggu saja.
Baca juga: Tekad Bulat PDI-P Mengejar ”Hattrick” Kemenangan Pemilu
Kami berpikir positif saja karena dalam politik tidak ada yang ajek. Tetapi, tidak ada alasan kami untuk mencurigai Gerindra, apalagi Pak Prabowo. Beliau tidak punya track record bohong, tetapi dibohongi. Kami yakin koalisi ini akan berjalan.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajak Ketua DPP PDI-P Puan Maharani berkuda di arena pacuan kuda di kediaman Prabowo, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).
Terkait dengan pemenangan pemilu legislatif, apakah PKB juga menyiapkan strategi khusus?
Enam bulan lalu kami sudah melakukan coaching clinic, yaitu klinik khusus yang dibuat lembaga pemenangan PKB untuk memberikan dukungan pemenangan tingkat daerah dan cabang guna membuka peta suara, peta kandidat.
Jadi, akan dilihat kenapa dulu PKB suaranya seperti ini? Jangan sampai keputusan yang diambil terkait pencalonan anggota legislatif membuat ada kursi yang rawan hilang. Kami buat variasi sampai ke tingkat kabupaten/kota. Sebab, kunci pileg ada di caleg. Coaching clinic itu yang memberikan arahan soal dapil, peta suara di masa lalu sebagai pertimbangan untuk merekrut caleg.
Klinik khusus itu juga menyediakan peta caleg gagal dari partai lain. Ini karena peta dapil itu bukan soal peta PKB saja, melainkan juga peta persaingan dengan partai yang lain.
Untuk perekrutan caleg, tentu kami lakukan secara terbuka. Ada evaluasi untuk caleg petahana. Mereka yang dinilai kuat akan mendapat prioritas untuk dicalonkan kembali. Namun, kami juga ingatkan bahwa situasi politik berkembang dan terus berubah. Kami akan beri tahu jika dapil mereka sekarang menjadi dapil yang rawan, sehingga kami tempatkan juga caleg lain yang kami nilai kuat.
Baca juga: Ahmad Doli Kurnia: 2024 Momentum Kembalinya Kejayaan Golkar

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (kiri) melakukan pendaftaran calon partai politik peserta Pemilu 2024 yang diterima Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari di Gedung KPU, Jakarta, Senin (8/8/2022).
Penyakitnya adalah terkadang caleg incumbent tidak mau didampingi yang kuat, takut kalah. Disini dialog penting, karena yang diperjuangkan bukan kepentingan pribadi, melainkan kepentingan partai. Kursi itu milik partai, bukan milik perseorangan. Demi menanamkan pemahaman itu, maka saat ini kami buka pencalegan dini sampai tingkat kabupaten/kota. Tujuannya agar kerja caleg semua tingkatan, dari DPR sampai DPRD kabupaten/ kota bisa sinkron.
Makanya perekrutan caleg dibuka serentak supaya bisa bekerja sama. Kalau tidak bisa diambil orang lain. Perlu diingat juga yang bekerja bukan hanya caleg, tetapi tim sukses, sehingga semua semestinya bisa saling kenal. Sebab, bisa saja tim sukses itu tidak hanya bekerja untuk PKB, tetapi juga partai lain.
Berdasarkan survei Kompas, loyalitas pemilih PKB mencapai 70 persen. Apa trik khusus yang dijalankan PKB untuk menjaga pemilih loyal?
PKB mengedepankan pendekatan budaya dan kaderisasi. Jadi sebisa mungkin kader PKB atau pemilih PKB betul betul merawat konstituen. Cuma kadang-kadang karena kegiatan budaya di bawah banyak, kami butuh anggaran yang besar.
Party id PKB memang kuat karena masyarakat memilih partai kami berdasarkan keyakinan terhadap platform yang diusung. Platform yang kami usung itu platform kebangsaan, budaya yang merangkul semua, serta hidup damai bersama yang lain.

Para peserta Muktamar PKB 2019 menyanyikan lagu mars PKB dalam pembukaan Muktamar PKB 2019 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa (20/8/2019). PKB memilih Bali sebagai lokasi Muktamar V yang diikuti oleh sekitar 3.000 peserta tersebut karena dinilai telah menjadi simbol penjaga kebinekaan Indonesia.
Platform itu sebenarnya menjadi salah satu batu ujian untuk menjaga basis massa dari kalangan Muslim. Namun, tentu PKB tidak gusar dengan itu karena itu soal salah persepsi. Hal yang terpenting kami menunjukkan kerja untuk mereka. Misalnya mengurusi pesantren dengan serius hingga terbentuk UU Pesantren, sampai ada juga Perpres Dana Abadi Pesantren. Jadi memang mereka mendukung PKB karena sikap itu. PKB juga tidak membeda-bedakan dengan yang lain. Jadi, tidak ada istilahnya wali yang mengusir minoritas.
Apakah sikap PKB itu tidak mengganggu upaya untuk merawat akar, yakni warga nahdliyin pemilih PKB?
Ya, enggaklah. Kami tahu persis warga nahdliyin yang memilih PKB tidak mayoritas. Itu, kan, akibat dari zaman Orde Baru. Misalnya Sulsel Nahdliyin, tetapi yang menang Golkar. Termasuk tokoh-tokoh NU di Golkar. Itu bagi kami tidak ada soal. Karena kami tahu persis PBNU bukan bagian dari PKB, melainkan kultur NU itu bagian integral dari PKB.
Justru NU yang mengubah, pengurusnya yang mengubah petanya sendiri sehingga yang di bawah bingung. Sebab, kalau disandingkan AD/ART NU dengan AD/ART PKB itu sama. Sementara pengurusnya mengeluarkan statemen bahwa PBNU bukan alat politik PKB. Ya, memang itu faktanya. PKB yang alat politiknya NU.

Sejumlah bendera Nahdlatul Ulama (NU) mulai dipasang di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Rabu (17/3). Hal ini menandai pelaksanaan Muktamar Ke-23 NU yang akan berlangsung di Celebes Convention Centre, Makassar, 23-28 Maret 2010.
Bagaimana menyikapi kebingungan warga itu?
Tidak ada yang bingung. Warga punya caranya sendiri. Kalau mau disurvei, terakhir warga memilih partai karena uang, itu yang membuat kami bingung karena kami jualan ideologi, platform pemikiran. Yang paling memengaruhi pada dua minggu jelang pemungutan suara itu uang. Itulah di mana-mana dan uang tidak mengenal agama, usia, jenis kelamin.
Sejauh mana PKB yakin ideologi bisa menjaga pemilih PKB?
Party id tinggi itu buktinya. Artinya calon dari PKB tidak bermain uang, kurang lah. Kalau punya uang, kami main juga. Tapi justru itu yang tidak fair, partai yang mungkin punya banyak logistik tetapi tidak punya pemikiran kadang menang.
Tujuan dibangunnya PKB adalah menciptakan tatanan politik nasional yang ber-akhlakul karimah. Sekarang bagaimana menjaga moral politik, kalau yang pakai akhlak malah kalah? Ada krisis keteladanan, semua capres tidak diukur berdasarkan integritasnya, tetapi pasti dari elektabilitas, bahkan mungkin dari sponsornya. Padahal tujuan PKB menegakkan politik nasional yang ber-akhlakul karimah (akhlak yang baik dan terpuji).
Ini masalahnya bukan perang ideologi, tetapi ada sebagian orang yang mau menjadikan politik seperti pasar malam. Ini yang PKB harus berhati-hati. Kalau tren masyarakat terus begitu akan bagaimana? Apa kita akan ikut disitu, terjebak disitu, terus kemudian kita tidak memperjuangkan platform? Seperti partai biasa saja, ada uang ada kursi, berat kalau itu. Beratnya karena tidak ada konglomerat bersama PKB.