Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dimintai keterangan KPK dalam penyelidikan terkait penyelenggaraan Formula E Jakarta pada Juni lalu. Keterangan Anies dibutuhkan KPK demi membuat terangnya peristiwa tersebut.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi pada Rabu (7/9/2022). Selama lebih kurang sebelas jam Anies dimintai keterangan oleh penyelidik KPK terkait kemungkinan adanya penyelewengan dalam penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E di Jakarta.
Anies tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada pukul 09.26. Dengan mengenakan setelan kemeja putih dan celana panjang biru tua, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu memasuki ruangan penyelidik di KPK.
Salah satu tokoh potensial calon presiden yang dalam berbagai survei selalu menduduki papan atas elektabilitas tertinggi itu baru keluar ruangan penyelidik pada pukul 20.22. Artinya, hampir sebelas jam ia dimintai keterangan oleh penyelidik KPK.
Tadi kami diminta untuk memberikan bantuan keterangan dan sudah disampaikan. Insya Allah keterangan yang tadi kami sampaikan akan bisa membuat menjadi terang sehingga isu yang sedang didalami akan bisa menjadi terang benderang dan memudahkan KPK menjalankan tugas.
Seusai pemeriksaan, Anies mengungkapkan telah membantu apa yang dibutuhkan KPK. Namun, ia enggan menjawab pertanyaan wartawan terkait proses penyelidikan.
”Tadi kami diminta untuk memberikan bantuan keterangan dan sudah disampaikan. Insya Allah keterangan yang tadi kami sampaikan akan bisa membuat menjadi terang sehingga isu yang sedang didalami akan bisa menjadi terang benderang dan memudahkan KPK menjalankan tugas,” tuturnya.
Ketua KPK Firli Bahuri seusai menghadiri rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu siang, menyampaikan apresiasi atas kesediaan Anies untuk memenuhi panggilan KPK sebagai saksi terkait penyelidikan kasus penyelenggaraan Formula E. Keterangan Anies sangat dibutuhkan demi membuat terangnya peristiwa tersebut.
”Pemeriksaan seseorang itu sama dengan pemeriksaan saksi yang lain. Untuk diketahui saja, tahun 2022 mulai Januari kemarin, KPK telah meminta keterangan setiap perkara kurang lebih dari 4.318 orang. Jadi, sama statusnya. Tidak ada yang beda, tidak ada yang luar biasa,” ujar Firli.
Pemanggilan saksi-saksi ini, menurut dia, bukan berarti adanya tindak pidana korupsi pada penyelenggaraan Formula E. Namun, KPK masih ingin mendalami lebih jauh peristiwa itu, apakah terdapat unsur pidana atau tidak. ”Itulah dibutuhkan keterangan seseorang karena pengalamannya, karena pengetahuannya, karena yang dilihatnya, atau yang dialami oleh dia,” katanya.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menambahkan, permintaan keterangan dan klarifikasi kepada Anies dimaksudkan untuk kepentingan hukum sebagai kebutuhan proses penyelidikan yang sedang dilakukan KPK. Adapun materi permintaan keterangan tidak bisa disampaikan KPK kepada publik karena masih pada tahap penyelidikan.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto atau biasa dipanggil Bambang Pacul tidak ingin terlalu mempersoalkan pemanggilan Anies oleh penyelidik KPK. Menurut dia, pemanggilan seseorang sebagai saksi merupakan hal yang biasa.
”Namanya diperiksa KPK, kan, juga sudah banyak. Pacul juga pernah jadi saksi. Biasa kasus hukum. Monggo (silakan),” kata Bambang.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, butuh waktu untuk melihat apakah permintaan keterangan oleh KPK ini berpengaruh secara langsung atau tidak terhadap elektabilitas Anies.
Berdasarkan Survei Litbang Kompas pada 26 Mei hingga 4 Juni 2022 lalu, Anies berada di urutan ketiga dengan tingkat keterpilihan 12,6 persen. Prabowo Subianto menduduki urutan teratas dengan elektabilitas 25,3 persen. Ganjar Pranowo berada di urutan kedua dengan elektabilitas 22 persen.
Arya melihat pemilih dari tiga calon yang populer saat ini, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Anies, mulai solid. Pilihan publik terhadap tiga calon tersebut mulai stabil meskipun kemungkinan perubahan masih bisa terjadi.