Kunjungan Presiden Jokowi, Pelepas Rindu Setelah Delapan Windu
Presiden Soekarno berkunjung ke Tanimbar pada tahun 1958. Selang delapan windu kemudian, tepatnya pada awal September 2022, giliran Presiden Jokowi mengunjungi wilayah paling selatan Provinsi Maluku tersebut.
”Pak Jokowi... Bapak... Pak Jokowi... Bapak Jokowi....”
Teriakan warga memanggil nama Presiden Joko Widodo menggema begitu mobil kepresidenan melintasi jalan protokol dari Bandar Udara Mathilda Batlayeri menuju hotel tempat orang nomor satu di Indonesia itu menginap di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Kamis (1/9/2022) petang. Jalanan di Saumlaki, ibu kota Kabupaten Tanimbar, penuh sesak oleh warga yang ingin menyambut kehadiran Presiden Jokowi bersama Nyonya Iriana.
Warga, baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan, terus berteriak memanggil nama Presiden ke-7 RI itu. Banyak di antara mereka berteriak dengan nada tercekat lantaran memendam luapan rasa saat melihat Presiden Jokowi melambaikan tangan dari dalam mobil kepresidenan.
Ada pula warga yang membentangkan spanduk selamat datang dalam bahasa Jawa, seperti ”Sugeng rawuh, Pak Jokowi”. Beberapa kali mobil yang ditumpangi Presiden dan Ibu Negara berhenti untuk menyapa warga sembari membagikan buku-buku, masker, dan kaus.
Bahkan, saat mendekati lokasi penginapan, Presiden memutuskan turun dari mobil dan berjalan kaki menuju hotel. Tak hanya menyapa, seperti biasanya, ia juga melayani beberapa warga yang ingin berswafoto.
Antusiasme warga menyambut Presiden kembali terlihat pada hari kedua kunjungan kerjanya di Saumlaki, Jumat (2/9). Agenda Presiden hari itu adalah menyambangi Pasar Olilit, Kantor Pos Saumlaki, lokasi penataan kawasan MTQ di Lapangan Mandriak, dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Wermomolin.
Ribuan warga yang sudah lama menunggu di sekitar Pasar Olilit terus berteriak memanggil nama Presiden. Anak-anak dengan seragam sekolah dasar yang lincah berlarian menyambut Presiden. Bersama dengan Ibu Negara, Presiden kembali membagikan kaus, buku, dan masker kepada warga. Tak lupa, keduanya juga melayani warga yang ingin berswafoto.
Presiden juga sempat menyalami seorang ibu berkerudung merah. Ibu itu pun menangis saat menjabat tangan dan menerima bingkisan dari Jokowi.
Jokowi berkunjung ke Pasar Olilit untuk melihat dari dekat kondisi pasar sekaligus membagikan bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan modal kerja (BMK) untuk para pedagang.
Keluar dari Pasar Olilit, Presiden kembali disambut oleh ribuan warga. Massa yang memenuhi jalanan membuat kendaraan kepresidenan harus melaju perlahan. Tak pelak, perjalanan dari Pasar Olilit ke Kantor Pos Saumlaki yang berjarak 1,3 km harus ditempuh dalam waktu 30 menit.
Suara bergema warga Saumlaki berseru-seru, ”Pak Jokowi... Pak Jokowi,” selama dua hari kunjungan kerja itu seolah mewakili kerinduan warga Tanimbar yang berpuluh tahun menunggu Kepala Negara kembali menginjakkan kaki di daerahnya. Sejak Indonesia berdiri pada 1945, memang baru dua presiden yang menginjakkan kaki di ibu kota kabupaten yang terletak di Pulau Yamdena itu. Pertama, Presiden Soekarno, mengunjungi Tanimbar pada 1958. Kedua, Presiden Jokowi yang datang selang 64 tahun atau delapan windu kemudian. Selebihnya, hanya Wakil Presiden Boediono yang pernah mengunjungi Saumlaki pada 5-6 November 2010.
”Tentunya masyarakat bergembira, senang, dan antusias menyambut Presiden Jokowi, mengingat kunjungan terakhir Presiden ke Tanimbar adalah Presiden Soekarno tahun 1958,” kata Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar Daniel Indey.
Kehadiran Soekarno di Saumlaki delapan windu yang lalu diabadikan dengan mendirikan patung Bung Karno. Patung itu diresmikan oleh mendiang Tjahjo Kumolo pada 2015, saat masih menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Presiden Jokowi dapat memaklumi antusiasme warga Kepulauan Tanimbar menyambut kehadirannya. Puluhan tahun tak pernah dikunjungi Presiden, tentu membuat warga rindu untuk disapa pemimpinnya.
Suasana peresmian patung Soekarno di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Selasa (25/8/2015). Patung setinggi 6 meter itu diresmikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan didampingi sejumlah pejabat di antaranya Gubernur Maluku Said Assagaff, Bupati Maluku Tenggara Barat Bitzael S Temmar serta anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Komarudin Watubun.
”Ya, ini mungkin (karena) sudah lama sekali. Dan (kunjungan kali) ini adalah sudah lebih dari 50 tahun sehingga kalau masyarakat begitu sangat antusias, ya, karena mereka mungkin pengin ketemu dengan pemimpinnya,” ujarnya.
Daerah termiskin
Kepulauan Tanimbar merupakan daerah yang menduduki peringkat pertama angka kemiskinan ekstrem di Maluku. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, total penduduk miskin ekstrem di Maluku 97.747 jiwa. Apabila ditinjau berdasarkan persentase penduduk miskin ekstrem terhadap jumlah penduduk di kabupaten setempat, Kepulauan Tanimbar menduduki urutan pertama dengan 21.270 jiwa atau 18,76 persen.
Berikutnya adalah Kabupaten Maluku Tenggara dengan jumlah penduduk miskin ekstrem 13.660 jiwa atau 13,65 persen terhadap jumlah penduduk setempat. Disusul oleh Maluku Tengah dengan penduduk yang masuk kategori miskin ekstrem 39.400 jiwa atau 10,53 persen terhadap jumlah penduduk setempat.
Tentunya masyarakat bergembira, senang, dan antusias menyambut Presiden Jokowi, mengingat kunjungan terakhir Presiden ke Tanimbar adalah Presiden Soekarno tahun 1958
Banyak warga menaruh harapan dengan kehadiran Presiden Jokowi di daerah dengan kemiskinan ekstrem nomor satu di Maluku tersebut. Salah satunya Anton, warga Saumlaki itu berharap Presiden Jokowi dapat melihat langsung kondisi warga, harga komoditas dan bahan pokok, transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, serta beragam infrastruktur lainnya.
Kebahagiaan yang membuncah dari warga yang dikunjungi Presiden juga seolah menjadi pengejawantahan harapan kehadiran negara bagi seluruh warganya. Sambil menggendong anak balita, Ale, seorang perempuan muda di Tanimbar, dengan berderai air mata berpesan, ”Bapak, sehat-sehat selalu. Dan, selalu sukses untuk melihat masyarakat Indonesia ini. Selalu semangat, Bapak.”
Bernardaya, seorang petani, pun mengungkapkan kesannya ketika bertemu Presiden Jokowi yang dinilainya ramah dan sangat dekat dengan masyarakat kecil di desa-desa. ”Bapak Jokowi, terima kasih. Lain kali datang-datang lagi ke kami di Tanimbar,” tuturnya.
Sayangnya, kebersamaan Presiden dengan warga yang dikunjungi berbatas waktu. Presiden Jokowi meninggalkan Kepulauan Tanimbar dengan kenangan sambutan hangat warganya.
Begitu pula masyarakat Kepulauan Tanimbar akan mengenang kehadiran Presiden Jokowi sebagai kunjungan pelepas rindu warga yang ingin disapa pemimpinnya. Namun, tentu, terselip pula harapan para pemimpin bangsa akan terus berupaya memajukan kesejahteraan umum, seperti diamanatkan konstitusi.