Presiden Jokowi Ingatkan Antisipasi Peningkatan Kebutuhan Air Minum
Pengembangan Blok Masela di Provinsi Maluku akan meningkatkan tenaga kerja dan kebutuhan air minum. Langkah antisipatif dalam menyediakan air minum mesti dilakukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KEPULAUAN TANIMBAR, KOMPAS — Pada kunjungan kerjanya ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar di Provinsi Maluku, Presiden Joko Widodo sempat meninjau sistem penyediaan air minum setempat. Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara mengingatkan arti penting antisipasi terhadap peningkatan kebutuhan air minum ke depan.
”Kita harus mengantisipasi adanya pengembangan Blok Masela (blok minyak dan gas) karena akan memberikan dampak kepada peningkatan tenaga kerja dan kebutuhan air minum,” kata Presiden Joko Widodo saat meninjau Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Wermomolin, Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Jumat (2/9/2022).
Kita harus mengantisipasi adanya pengembangan Blok Masela karena akan memberikan dampak kepada peningkatan tenaga kerja dan kebutuhan air minum.
Turut mendampingi Presiden Jokowi pada kesempatan tersebut, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Gubernur Maluku Murad Ismail, dan Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar Daniel Indey. Setibanya di lokasi, Presiden bersama rombongan langsung meninjau mata air yang menjadi sumber SPAM Wermomolin.
Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginformasikan, mata air Wermomolin merupakan salah satu sumber mata air yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan air baku di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar. Daerah ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia di Provinsi Maluku.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, SPAM Wermomolin dengan kapasitas pompa sebesar 35 liter per detik dapat melayani hingga 3.500 sambungan rumah (SR) untuk air baku di Saumlaki. ”Ditambah satu sistem SPAM lagi sebesar 15 liter per detik dari mata air Bomaki untuk 1.500 SR,” kata Endra yang juga Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan.
SPAM Wermomolin dan Bomaki bersumber dari mata air berkualitas bagus sehingga tidak diperlukan teknologi pengolahan dan dapat langsung disalurkan ke Saumlaki. ”Jadi, dengan sedikit daya dorong pompa yang digerakkan dengan tenaga surya atau solar panel, (maka SPAM ini) bisa mendistribusikan air hingga 12 kilometer dari sumber mata air,” tutur Endra.
Langkah antisipatif
Sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa Saumlaki akan menjadi pusat pertumbuhan baru, utamanya terkait dengan rencana pengembangan LNG Blok Masela, Endra mengatakan bahwa Kementerian PUPR mengambil langkah antisipatif untuk kebutuhan air yang lebih besar. Terkait hal tersebut, Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku pun sudah menyiapkan rencana detail pembangunan bendungan di Tanimbar.
Sebelumnya BWS Maluku telah membangun sebanyak delapan embung di Kepulauan Tanimbar sebagai upaya meningkatkan tampungan air. Pada 2020 dibangun dua embung, yakni Embung Desa Arma dengan kapasitas tampungan 2.156 meter kubik dan Embung Sofyanin dengan kapasitas 2.850 meter kubik. Sisanya, sebanyak enam embung lainnya, dibangun sejak 2014 hingga 2019.
Direktur Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Anang Muchlis menuturkan, Kementerian PUPR pada 2021 telah melakukan pekerjaan optimalisasi SPAM di Saumlaki. Pekerjaan ini meliputi dua sistem, yang bersumber dari mata air Wermomolin dan Bomaki, melalui pembangunan jaringan perpipaan.
Pekerjaan dilakukan pada 2021 dengan biaya Rp 15,79 miliar dengan lingkup pekerjaan pemasangan pipa gip kelas medium diameter 50, 75, 150, 200, dan 250 milimeter. Selain itu, Kementerian PUPR juga telah membangun pemasangan pompa tenaga surya.
Kami sangat terbantu dengan panel surya sehingga menekan biaya operasional yang sangat tinggi untuk pembayaran listrik. Sebelumnya, biaya listrik bisa sampai Rp 200 juta per bulan, tetapi dengan adanya panel surya ini sekarang menjadi hanya sekitar Rp 50 juta per bulan.
Direktur Operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kepulauan Tanimbar Damianus Batfutu menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR atas bantuan optimalisasi SPAM tersebut. Bantuan tersebut dapat menekan biaya operasional, khususnya terkait pembayaran listrik.
”Kami sangat terbantu dengan panel surya sehingga menekan biaya operasional yang sangat tinggi untuk pembayaran listrik. Sebelumnya, biaya listrik bisa sampai Rp 200 juta per bulan, tetapi dengan adanya panel surya ini sekarang menjadi hanya sekitar Rp 50 juta per bulan,” kata Damianus.