”Partai Demokrat saat ini punya 54 kursi di DPR RI dari 53 dapil (daerah pemilihan). Partai Demokrat targetnya sekarang 1 dapil 1 kursi dan itu ekuivalen dengan 14 persen suara nasional,” kata Andi Arief.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR, ANTONIUS PONCO ANGGORO
·5 menit baca
Pernah menjadi partai penguasa dan mengantar sang ketua umum menjadi presiden untuk dua periode, kini hampir dua periode pula Partai Demokrat berada di luar pemerintahan. Tidak hanya itu, partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono sejak kongres V pada 15 Maret 2020 juga diterpa sengketa karena munculnya Partai Demokrat pimpinan Moeldoko.
Setelah badai berlalu, Partai Demokrat melakukan konsolidasi. Terlebih kontestasi politik menjelang Pemilu 2024 semakin dekat. Hasilnya, survei Litbang Kompas pada Juni lalu merekam elektabilitas Partai Demokrat bergerak naik dari 4,7 persen pada Oktober 2019 menjadi 11,6 persen pada Juni 2022.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Lantas, seperti apa kesiapan Partai Demokrat saat ini dan apakah Partai Demokrat akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon presiden? Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief dalam wawancara khusus dengan Kompas di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jakarta, pada Jumat (26/8/2022), menjawab sejumlah pertanyaan seputar strategi Partai Demokrat dalam menghadapi Pemilu 2024. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana kesiapan dan target Partai Demokrat ke depan?
Partai Demokrat saat ini punya 54 kursi di DPR RI dari 53 dapil (daerah pemilihan). Partai Demokrat targetnya sekarang 1 dapil 1 kursi dan itu ekuivalen dengan 14 persen suara nasional. Menurut saya, politik itu seperti kolam dan ikan itu ibarat elektabilitas. Dengan sistem pemilihan saat ini, perlu pemancing yang bagus.
Sejak 2020, kami sudah merancang untuk mendapatkan orang untuk dijagokan di dapil tersebut. Banyak dari mereka adalah kader yang dulu hampir dapat kursi laluakan dimajukan lagi, ada juga dari partai lain yang bergabung. Enggak pakai mahar, ha-ha-ha.
Tentu kami akan membuat prioritas kader. Kalau di tempat tertentu kader kami tidak telalu kuat, maka kami cari dari luar partai. Perhitungan saya, sebanyak 72 dapil selamatlah per hari ini. Pekerjaan rumah kami tinggal 8 dapil. Ini kami bicara tanpa efek ekor jas.
Strategi lain yang kami gunakan adalah konsolidasi, yakni kami agak lebih menukik ke bawah. Kalau dulu Partai Demokrat ini partai dengan satu sosok, yakni SBY, yang saat itu bisa menghasilkan strukturpartai yang luas. Namun, itu hanya terjadi di pemilu 2004 dan 2009. Sekarang Partai Demokrat bukan partai baru, sudah pernahberkuasa, dan sudah pernah menjadi oposisi. Partai Demokrat ditantang untuk menatastruktur partai melalui musyawarah daerah dan musyawarah cabang.
Sekarang kami lebih siap dengan 514 cabang, 34 DPD (dewan perwakilan daerah), beserta anak cabangnya. Jadi, setelah verifikasi parpol ini,kami menyatakan Partai Demokrat lebih siap untuk masuk ke tahunpolitik.
Dampak ketokohan Pak SBY dengan Partai Demokrat saat ini?
Ketokohan Pak SBY dari hasil survei masih cukup tinggi. Karena Pak SBY tidak mencalonkan diri lagi, tentu dampak elektoralnyatidak sedahsyat 2004 dan 2009.Maka, Partai Demokrat harus didukung dengan struktur yang kuat dan ini harus ditata oleh orangyang tepat. Apa pun kata orang, Mas AHY ini cukup berhasil. Sejauh ini, dalam menatapartai, dia on the right track.
Sekarang struktur partai solid. Slogan smart party diusung karenakami tidak lagi mengandalkan tokoh, tidak lagi mengandalkanstruktur konvensional, melainkan mengandalkan struktur partai yang modern.
Ideologisasi nasionalismereligius dari Partai Demokrat baru bisa kami kembangkan kalau strukturnya sudahbagus. Keuntungannya, kami sudah memulai regenerasi partai, termasuk di cabang dan anak cabang. Bahkan, dalam penentuan pengurus di daerah pun sudah memberikan kuotaper generasi.Jadi, sudah mulai memikirkan jangka panjang.
Sikap oposisi atau penyeimbang apakah juga berkontribusi?
Ada orang memilih ini karena sosiologis, psikologis, ada rasional.Sebagian pemilih kami ini berada pada sosiologis dan psikologis. Sekitar26 persen, menurut survei, orang yang memilih kami karena dasarrasional.Yang pemilihrasional ini karena kinerja. Sekarang sudah ada tokoh-tokoh dari Partai Demokrat yang muncul dan memengaruhielektabilitas partai
Kasus munculnya Partai Demokrat pimpinan Moeldoko itu membuat semakin solid?
AHY ini tokoh yang ketika lahir langsung ditempamasalah. Salah satu tantangannya adalah politik identitas di DKI Jakarta, tapidia tidak tergoda. Lalu baru jadi ketua DPP, ada gerakan pendongkelan itu. Tapi, AHY mampumenjaga soliditas di saat kritis. Itu murni pimpinan AHY. Walaupundi belakang ada faktor SBY, tapi tidak besar.
Apakah Partai Demokrat akan mencalonkan AHY sebagai calon presiden untuk mendapat efek ekor jas?
Sekarang kami sudah punya modal dasar sampai dua digit. Kami sudah ada simulasinya kalau AHY menjadi capres. Bahwa ada efek ekor jas kalau AHY mencalonkan diri, itu pasti. Tapi, di luar itu semua, kan, mestinya bukan hanya partai yang untung, tapi rakyatyang untung. Kami juga realistis, misalnya, jika pada akhirnya nanti tidak bisamencalonkan untuk RI 1.
Apakah dalam komunikasi politik dengan partai lain sudah diutarakan untuk mengusung AHY sebagai capres atau cawapres?
Belum. Yang sudah intens berdiskusi dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tim kecil sudah ada, tetapi belum bicara soal siapa nomor satu dan siapa nomor dua. Kalau capres, kan, kita sudah tahu siapa yang diajukan Partai Nasdem, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
Sudah banyak partai yang mendekati Partai Demokrat?
Sudah, (sekarang) hanya tinggal PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Tapi, kalau selama ini (hubungan dengan PDI-P) di parlemen tidak ada masalah dan sebenarnya mereka, kan, tidak ada masalah dengan Mas AHY.
Ada kekhawatiran ketinggalan gerbong?
Enggaklah. Dari dulu kami ini sangat realistis danilmiah. Kalau tidak dapat koalisi, ya, mau tidak mau mendukung salahsatu. Kami easy going saja. Upaya logis tetap kami jalankan, tapi berkaca daripengalaman Pemilu 2019, maka kami realistis saja.Banyak yang kangen Pak SBY. Bagaimana?
Orang ketemu, iya, untuk ngobrol-ngobrol. Pak SBY punya prinsip, yang bagus dilanjutkan, yang belum ya diperbaiki, seperti soal demokrasi, kebebasan pers, kebebasan berbicara, checks and balances, juga persoalan hubungan internasional dan geopolitik.