Usulkan Sembilan Nama Bakal Capres, Arah Dukungan PAN Belum Jelas
Rakernas PAN memutuskan sembilan nama bakal capres yang akan diajukan partai itu pada Pilpres 2024. Namun, dari sembilan nama itu, hanya ada satu kader PAN yang dipilih, yakni Ketua Umum Zulkifli Hasan.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan pidato politik dalam Rakernas PAN di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (27/8/2022).
JAKARTA, KOMPAS - Hasil Rapat Kerja Nasional Partai Amanat Nasional 2022 tak begitu mengejutkan. Penetapan sembilan nama yang akan diusulkan menjadi calon pemimpin nasional belum menunjukkan kejelasan arah dukungan partai berlambang matahari tersebut dalam pemilihan umum presiden tahun 2024.
Rakernas PAN yang digelar Sabtu (27/8/2022) di Jakarta memutuskan sembilan nama bakal calon presiden (capres) yang akan diajukan partai itu pada Pilpres 2024. Empat di antaranya merupakan petinggi partai politik, yakni Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Empat lainnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Satu bakal pemimpin nasional lain yang disepakati adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam pidato penutupan rakernas, Sabtu malam, Zulkifli mengungkapkan, kesembilan nama itu merupakan hasil penjaringan di 514 kabupaten/kota melalui program PAN Memilih. ”Prosesnya sangat demokratis. Tanpa adanya tekanan atau paksaan. Semua kader dapat mengusulkan aspirasi,” tuturnya.
Usulan sembilan nama itu sebenarnya tak begitu mengejutkan. Sebab, sebagian merupakan petinggi parpol yang selama ini digadang-gadang menjadi bakal capres oleh kader masing-masing. Selain itu, Erick, Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, dan Khofifah sudah lebih dari satu tahun intens berkomunikasi dengan PAN. Mereka juga tergolong tokoh potensial capres dengan elektabilitas tinggi.
Zulkifli menegaskan, meski dalam beberapa survei nama Ganjar dan Anies berada dalam posisi tiga teratas, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa yang bisa mengusung capres-cawapres adalah parpol atau gabungan parpol. Oleh sebab itu, keputusan akhir tetap berada di parpol atau gabungan parpol. Nama akhir capres yang diusung PAN akan diputuskan pada saatnya nanti. ”Oleh karena itu, percayakan kepada ketua umum,” ujarnya.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan pidato politik dalam Rakernas PAN di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (27/8/2022).
Direktur Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan menilai, usulan sembilan nama pemimpin nasional dari PAN menunjukkan belum adanya kejelasan arah dukungan dari PAN. Sebab, idealnya, usulan bakal capres mengerucut pada dua hingga tiga nama agar memiliki dampak elektoral yang besar. ”Kalau yang diumumkan sembilan nama, sama saja tidak mengumumkan nama-nama. Dengan kata lain, PAN bisa ke mana saja, belum punya calon,” ujarnya.
Padahal, dengan mengusulkan nama pemimpin nasional, PAN semestinya mendapatkan empat dampak langsung. Pertama, PAN bisa segera mengonsolidasikan pemilih. Dengan pengumuman capres, pemilih PAN bisa mulai membaca arah PAN yang sesungguhnya akan ke mana. Pemilih bisa segera membaca apakan arah PAN yang terlihat dari dukungan kepada capres-capres tersebut sesuai dengan keinginan pemilihnya.
Kedua, PAN bisa mengasosiasikan diri dengan pemimpin nasional agar mendapatkan efek ekor jas. Dengan menyebutkan nama sejak awal, PAN bisa mengasosiasikan diri lebih kuat dengan tokoh populer dan berpotensi menang. Ingatan publik pun akan masuk pada PAN sejak awal dan terus terpelihara jika tokoh tersebut diusung dalam Pilpres 2024.
Usulan sembilan nama pemimpin nasional dari PAN menunjukkan belum adanya kejelasan arah dukungan dari PAN. Sebab, idealnya, usulan bakal capres mengerucut pada dua hingga tiga nama agar memiliki dampak elektoral yang besar.
Ketiga, pengumuman usulan nama-nama capres menjadi alat komunikasi politik untuk mendekati pemilih. PAN pun memiliki kesempatan untuk terus diberitakan melalui tokoh-tokoh tersebut sehingga membantu konsolidasi pemenangan 2024. ”Terakhir, usulan nama bisa memberikan sinyal kepada parpol lain untuk berkoalisi,” lanjutnya.
Djayadi menegaskan, dengan pilihan yang diambil PAN, partai berlambang matahari itu hanya akan mendapatkan keuntungan berupa saluran komunikasi kepada pemilih. Tiga keuntungan lain, yakni konsolidasi pemilih, asosiasi tokoh untuk efek ekor jas, dan sinyal koalisi, sulit diperoleh karena PAN terlihat masih bingung menentukan pilihan politiknya.