Koalisi Indonesia Bersatu ataupun koalisi Gerindra-Partai Kebangkitan Bangsa masih membuka pintu bagi partai politik lain untuk bergabung.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua koalisi partai politik yang sudah terbentuk saat ini, baik Koalisi Indonesia Bersatu maupun koalisi Gerindra-Partai Kebangkitan Bangsa, masih sangat terbuka. Parpol dari kedua koalisi juga terus menjalin komunikasi yang intens dengan partai yang belum menentukan arah koalisi supaya koalisi semakin besar.
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (18/8/2022), mengatakan, Golkar tidak pernah berpikir meninggalkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sebab, ketiga partai yang tergabung dalam KIB, yakni Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sudah berkomitmen terus menjaga koalisi agar tetap solid sampai Pemilu 2024.
Justru, lanjut Ace, KIB sangat terbuka apabila ada partai lain yang ingin bergabung dengan KIB. Secara khusus, pintu itu terbuka bagi partai yang belum menentukan arah koalisi, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
”Jadi, Golkar pasti tidak akan keluar dari KIB. Bagaimana mungkin koalisi yang diinisiasi oleh ketiga partai justru kami tinggalkan. Ketiga partai tentu berkewajiban menjaga agar koalisi ini tetap kompak dan bisa mengundang parpol lain untuk bergabung dalam koalisi ini,” ujar Ace.
Namun, tutur Ace, apabila ada partai lain yang ingin bergabung, hal itu akan dibicarakan terlebih dulu di antara tiga ketua umum parpol di dalam koalisi. Jika partai tersebut memiliki gagasan atau visi misi dan semangat yang sama, KIB akan menerimanya.
”Tidak ada yang dominan dan mendominasi di KIB karena semua akan dibicarakan bersama-sama di dalam forum para ketum (ketua umum),” ucap Ace.
Perluas kerja sama politik
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan bahwa partainya tidak menutup diri apabila ada partai lain yang ingin bekerja sama dalam politik. Sinyal-sinyal partai lain ingin bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB juga mulai terlihat. Namun, ia enggan membeberkannya.
”Nanti waktu yang akan berbicara, tetapi rasanya belum pantas kami sebutkan (parpol yang ingin bergabung). Akan tetapi, komunikasi dengan parpol-parpol itu terus kami buka, kami galang, dan kami perluas supaya kerja sama politik ini bisa lebih besar lagi,” ujar Muzani.
Muzani juga berpandangan, sejauh ini hubungan PDI-P dengan Gerindra sangat baik. Komunikasi politik dengan PDI-P tersebut semakin intens pasca-kerja sama antara Gerindra dan PKB.
Bahkan, Gerindra akan bertemu secara khusus dengan PDI-P. Namun, ia enggan mendetailkan waktu pertemuan tersebut. ”Nanti ada waktunya. Yang pasti, kami akan membicarakan tentang bagaimana merawat persatuan dan demokrasi agar bisa berlangsung dengan baik,” katanya.
Terkait pertemuan dengan PDI-P itu, Muzani menekankan bahwa semua tindakan dan kerja sama politik yang dilakukan Gerindra akan dibicarakan juga dengan PKB.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menambahkan, apabila ada parpol yang ingin bergabung, partai tersebut setidaknya harus berkomunikasi langsung ke kedua ketua umum parpol, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sebab, terkait dengan arah koalisi, kedua partai telah memberikan mandat sepenuhnya kepada masing-masing ketum.
”Jadi, bagi partai yang mau berkoalisi, ya, ke kedua nama itu, ke Pak Prabowo dan Gus Muhaimin. Datanglah ke situ, tidak usah datang ke PKB dan ke Gerindra,” ujar Jazilul.
Sebelumnya, Rabu (17/8), di Sekolah Partai PDI-P di Jakarta, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, koalisi yang telah terjalin, mulai dari KIB, ataupun Gerindra-PKB, itu merupakan bagian dari strategi setiap partai. PDI-P, lanjutnya, mempunyai strategi sendiri untuk menentukan calon presiden dan calon wakil presiden.
”Pada akhirnya, seluruh kerja sama itu akan bermuara pada siapa yang menjadi calon presiden dan calon wakil presiden,” ujar Hasto.
Hasto menyebut, PDI-P membuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai politik yang mengusung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019. Sebab, PDI-P dekat dengan partai-partai pendukung pemerintahan Jokowi-Amin. Ini terlihat dari para ketua umum yang kerap bertemu bersama.
”Tidak hanya dengan Gerindra, PKB, PPP, kemudian dengan Golkar. Pendeknya, dengan semua partai politik yang mengusung Pak Jokowi, kan, di antara para ketua umum sering bertemu bersama dengan Pak Presiden dengan Pak Ma’ruf Amin, kami sering berdialog,” ucap Hasto.