Sematan Bintang dari Presiden bagi Mereka yang Berjasa
Sebanyak 127 tokoh masyarakat, ilmuwan, mantan pejabat kemiliteran, serta para tenaga medis dan kesehatan yang gugur saat menangani pandemi Covid-19 dianugerahi tanda kehormatan atas jasa-jasa mereka.
Lima hari sebelum Hari Ulang Tahun Ke-77 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahkan tanda kehormatan kepada 127 penerima. Sebanyak tujuh perwakilan penerima, dari total 127 penerima, tanda kehormatan hadir di Istana Kepresidenan di Jakarta. Tanda kehormatan berupa Bintang Mahaputera Pratama, Bintang Jasa, dan Bintang Budaya Parama Dharma tersebut diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa mereka bagi Indonesia.
Pada acara penganugerahan tanda kehormatan yang dilangsungkan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/8/2022), Sekretaris Militer Presiden Marsdya TNI M Tonny Harjono membacakan Keputusan Presiden Nomor 64, 65, dan 66/TK Tahun 2022 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Pratama, Bintang Jasa, dan Bintang Budaya Paradarma.
”Lampiran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64, 65, dan 66/TK Tahun 2022, nomor urut satu, almarhum Ajip Rosidi, sastrawan, dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputera Pratama,” kata Tonny Harjono.
Baca juga: Bintang-bintang Pun Jadi Saksi Perjuangan Para Pahlawan Bangsa
Dua, Letnan Jenderal TNI (Purn) Ida Bagus Purwalaksana, Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan periode tahun 2019-2022, dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Utama. Tiga, almarhum Mundardjito, arkeolog, dianugerahi tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma.
Berikutnya, urutan keempat dan kelima, tanda kehormatan Bintang Jasa Pratama dianugerahkan kepada dua perwakilan dari para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang gugur dalam menangani Covid-19. Keduanya adalah almarhumah Carolina Rezeki Sihombing, dokter spesialis pada RSUD Kota Depok, dan almarhum Haji Sunjaya, Kepala Puskesmas pada UPTD Puskesmas Sukatani, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, mewakili 98 penerima lainnya.
”Enam, almarhum Gugum Gumbira, seniman tradisi Sunda. (Serta) Tujuh, almarhumah Dewi Wikantini, bidan penyelia pada UPTD Puskesmas Bakti Jaya, Kota Depok, mewakili 22 penerima lainnya masing-masing dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya,” ujar Tonny.
Presiden Jokowi kemudian menyerahkan dan menyematkan tanda kehormatan kepada penerima dan ahli waris penerima yang hadir di Istana Negara. Roman haru tampak di wajah mereka pada acara yang berlangsung khidmat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, terutama mengenakan masker, tersebut.
Pengabdian para penerima tanda kehormatan menjadi kisah bermakna, seperti halnya kiprah Dewi Wikantini, seorang bidan yang gugur dalam tugas menangani pandemi Covid-19. ”Beliau sebulan terakhir sebelum meninggal dunia itu sangat bersemangat di dalam menyelesaikan tugasnya sebagai bagian dari Satgas Covid Kota Depok melakukan berbagai macam kegiatan terkait pencegahan dan penanggulangan Covid,” kata Trisna Setiawan selaku perwakilan keluarga.
Selain berterima kasih atas perhatian dan penghargaan pemerintah terhadap para pejuang Covid-19, Trisna pun berharap para tenaga kesehatan, termasuk mereka yang berada di puskesmas, dapat memperoleh perlindungan maksimal dalam tugasnya menangani pandemi. ”Artinya setiap kali mereka bertugas di lapangan ini betul-betul disiapkan perlindungan-perlindungan untuk mereka sehingga tidak terjadi lagi tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid,” kata Trisna.
Adapun Titi Surtinastiti, anak Ajip Rosidi, berharap tanda kehormatan yang diterima dapat menjadi penyemangat untuk melanjutkan cita-cita sang ayah. ”Dengan (tanda kehormatan) ini, warisan dari ayah saya yang merupakan pekerjaan-pekerjaan besar itu, (semoga) kita bisa melaksanakannya dengan baik,” katanya.
Baca juga: Pemerintah Perlu Mengenalkan Jasa Pahlawan dengan Cara Kekinian
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat memimpin doa bersama pada acara penganugerahan tanda kehormatan tersebut menyampaikan bahwa, dalam kehendak Tuhan, Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa yang beragam, menghormati sesama, menjunjung kasih sayang yang mendalam. ”Wahai Tuhan yang menguasai hati, kau perintahkan manusia untuk memakmurkan bumi. Pada remang zaman sejarah negeri ini kau hadiahi kami para pahlawan yang tak terperi yang membela Ibu Pertiwi dengan hati yang suci,” katanya.
Rilis pers dari Kepala Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Brigadir Jenderal TNI (Mar) Ludi Prastyono menerangkan bahwa Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan telah memberikan pertimbangan pengusulan penganugerahan tanda kehormatan tersebut. Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan pun berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan Pasal 28.
Syarat khusus memperoleh tanda kehormatan Bintang Mahaputera adalah berjasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, serta kemakmuran bangsa dan negara. Selain itu, pengabdian dan pengorbanannya di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan beberapa bidang lain yang besar manfaatnya bagi bangsa dan negara, dan/atau darma bakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional dan internasional.
Baca juga: Megawati: Ratu Kalinyamat Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Berikutnya, syarat khusus memperoleh tanda kehormatan Bintang Jasa adalah berjasa besar di suatu bidang atau peristiwa tertentu yang bermanfaat bagi keselamatan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa dan negara; pengabdian dan pengorbanannya di bidang sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan beberapa bidang lain yang bermanfaat bagi bangsa dan negara; dan/atau darma bakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional.
Adapun syarat khusus untuk memperoleh tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma adalah berjasa besar dalam meningkatkan, memajukan, dan membina kebudayaan bangsa dan negara; pengabdian dan pengorbanannya di bidang kebudayaan, baik kesenian, nilai-nilai tradisional, maupun kearifan lokal bermanfaat bagi bangsa dan negara; dan/atau darma bakti jasanya diakui secara luas di tingkat nasional.
Rangkaian HUT RI
Acara penganugerahan tanda kehormatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian peringatan HUT Ke-77 Republik Indonesia. Peringatan HUT Ke-77 Proklamasi Kemerdekaan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pun terus disiapkan.
Geladi kotor dilakukan Sabtu (13/8/2022) dan Minggu (14/8/2022), sedangkan geladi bersih pada Senin (15/8/2022). Acara ini akan diikuti semua pasukan upacara maupun pengisi acara, seperti para prajurit dari tiga matra, Pasukan Pengamanan Presiden, dan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Baca juga: Masyarakat Kembali Diundang Hadiri Upacara Kemerdekaan RI secara Langsung
Pada detik-detik Proklamasi Kemerdekaan, kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Jumat (12/8/2022) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, akan ada terbang lintas (fly pass).
Upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan kali ini akan dilangsungkan dengan pasukan seperti sebelum pandemi Covid-19. ”Pasukan penuh 17-8-45 kita mainkan. (Tapi) selama latihan pakai masker dan hari H pakai masker, nanti seragamlah maskernya,” tambah Heru.
Menjelang peringatan Proklamasi, pameran mobil-mobil kepresidenan juga akan diselenggarakan. Pameran dibuka 15 Agustus sampai akhir Agustus oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono. Beberapa mobil kepresidenan yang selama ini dirawat Sekretariat Negara dan yang ditampilkan di museum akan dipertunjukkan kepada masyarakat.
Masyarakat undangan yang akan menghadiri peringatan Proklamasi Kemerdekaan yang ke-77 secara luring juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan. ”Minimal antigen, sudah (vaksin dosis) booster dan menunjukkan Peduli Lindungi. Itu daftar syarat pertama,” tambah Heru.
Baca juga: Catatan tentang "Perang" Melawan Covid-19 dari Sekretariat Kabinet
Memasuki bulan kemerdekaan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap perayaaan HUT Ke-77 RI dapat kembali membangkitkan semangat masyarakat. Hal ini terutama dalam menghadapi pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 serta menghadapi kemungkinan terjadinya resesi di tahun 2023.
Tujuh belas Agustus ini menjadi momentum penting menghadapi keadaan supaya masyarakat prepare. Tidak takut kita, karena menurut perhitungan kita, kita mampu menghadapi (resesi) itu,.
”Maka itu kita bukan hanya untuk Indonesia, tapi di seluruh dunia, yaitu kita membangun semangat untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih tangguh,” ujar Wapres saat memberi keterangan pers seusai meninjau Posyandu Kenanga di Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (11/8/2022).
Peringatan HUT Kemerdekaan harus menjadi momentum penting untuk memompa kesiapan bangsa Indonesia agar lebih tangguh, khususnya dalam menghadapi tantangan resesi. ”Tujuh belas Agustus ini menjadi momentum penting menghadapi keadaan supaya masyarakat prepare. Tidak takut kita, karena menurut perhitungan kita, kita mampu menghadapi (resesi) itu,” tambahnya.
Wapres pun meyakini bahwa pada dasarnya ekonomi Indonesia saat ini cukup bagus sehingga kemungkinan tidak akan seperti negara-negara lain yang mengalami resesi hingga berdampak pada munculnya masalah politik dan krisis pangan. ”Kita sebenarnya telah prepare, ekonomi kita bagus. Karena itu di 2023, kita akan menstabilkan keadaan itu,” kata Wapres.
Kembali ke acara penganugerahan tanda kehormatan di Istana Negara, dengan iringan lagu ”Bagimu Negeri”, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin selanjutnya memberikan ucapan selamat kepada para penerima.
Acara penganugerahan tanda kehormatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT Ke-77 RI pun usai. Bintang telah disematkan dan jasa mereka yang menerimanya, termasuk para pahlawan kusuma bangsa, akan selalu terkenang. Dirgahayu Indonesia.