Deklarasikan Diri Jadi Capres 2024, Gerindra Nilai Cak Imin Ingin Naikkan ”Harga Jual” Dirinya
Walaupun tengah jajaki koalisi bersama dengan Partai Gerindra, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar Deklarasikan Diri Jadi Capres 20224. Gerindra Nilai Manuver Cak Imin bagian untuk "naikkan" nilai dirinya di mata parpol.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
DOKUMENTASI TIM MEDIA MUHAIMIN ISKANDAR
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat mendeklarasikan diri sebagai calon presiden pada pilpres 2024 di Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (6/8/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Partai Gerindra tidak terlalu ambil pusing terkait manuver Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2024. Deklarasi itu dianggap menjadi bagian dari usaha Partai Kebangkitan Bangsa untuk menaikkan “harga jual” partai sekaligus Muhaimin Iskandar sendiri di mata partai politik lain dan masyarakat.
Sebelumnya, Sabtu (6/8/2022) kemarin, di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Muhaimin bertekad mengubah nasib rakyat menjadi lebih baik dan tetap tegak berdiri dalam panji persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Padahal, sebagaimana diketahui, Partai Gerindra sebagai partai yang belakangan intens berkomunikasi dengan PKB, juga berniat untuk mengusung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Hal itu akan diputuskan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Gerindra yang akan digelar pada 13 Agustus 2022 mendatang. Bahkan, dalam rapimnas tersebut pula, koalisi antara Gerindra dan PKB juga rencananya akan diresmikan.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar seusai pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6/2022).
”Deklarasi itu dianggap menjadi bagian dari usaha Partai Kebangkitan Bangsa untuk menaikkan 'harga jual' partai sekaligus Muhaimin Iskandar sendiri di mata partai politik lain dan masyarakat. ”
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Irfan Yusuf Hasyim saat dihubungi di Jakarta, Minggu (7/8/2022), mengatakan, secara resmi, Gerindra belum mendeklarasikan koalisi bersama dengan PKB. Untuk itu, semua pergerakan politik masih sangat cair.
”Dengan demikian, tentu saja masing-masing berusaha menaikkan harga jualnya termasuk Muhaimin juga berusaha menaikkan harga jualnya. Saya kira sesederhana itu saja,” ujar Irfan.
Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun menilai pendeklarasian Muhaimin sebagai capres di Pilpres 2024 merupakan hak dari setiap partai, termasuk PKB. Untuk itu, ia enggan mengomentari lebih jauh mengenai hal tersebut.
Namun, yang pasti, lanjutnya, Gerindra dan PKB pada Senin (8/8/2022) besok, akan bersama-sama menuju ke Komisi Pemilihan Umum untuk mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024. Hal ini menunjukkan bahwa kedua partai telah berkomitmen untuk berjuang bersama dalam menghadapi pemilihan legislatif dan pilpres pada 2024 nanti.
”Kami ingin memperlihatkan kepada rakyat bahwa kekompakan kedua partai ini untuk tujuan Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih maju. Kami akan bertarung bersama menghadapi pileg dan pilpres di 2024,” ucap Dasco.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU
Adi Prayitno
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat, meskipun Muhaimin telah mendeklarasikan diri sebagai capres, tampaknya sulit bagi Gerindra untuk menyandingkannya dengan Prabowo sebagai pasangan capres-cawapres. Sebab, dari sejumlah survei terakhir, elektabilitas Muhaimin masih di bawah 1 persen.
”Bagi Pak Prabowo dan Gerindra saat ini, jika ingin maju di 2024, yang mana itu adalah pilpres keempat kalinya bagi dia, tentu butuh figur cawapres yang bisa mendongkrak elektabilitas Pak Prabowo. Muhaimin di survei-survei, kan, elektabilitasnya tidak muncul secara signifikan. Itu artinya, dalam berbagai simulasi, memang tidak menguntungkan jika diduetkan dengan Pak Prabowo. ”
”Bagi Pak Prabowo dan Gerindra saat ini, jika ingin maju di 2024, yang mana itu adalah pilpres keempat kalinya bagi dia, tentu butuh figur cawapres yang bisa mendongkrak elektabilitas Pak Prabowo. Muhaimin di survei-survei, kan, elektabilitasnya tidak muncul secara signifikan. Itu artinya, dalam berbagai simulasi, memang tidak menguntungkan jika diduetkan dengan Pak Prabowo,” ujar Adi.
Namun, di satu sisi, Adi melihat, Gerindra juga membutuhkan PKB untuk meraih suara kalangan nahdliyin. Ceruk basis Gerindra ini tentu harus diperbesar sehingga tidak hanya terbatas pada pemilih partai nasionalis.
”Nah, di sinilah letak rumitnya. Sejauh ini, kan, orang tahu siapa pun yang berkoalisi dengan PKB, wajib hukumnya menyertakan Muhaimin Iskandar sebagai partner,” katanya.
Meski demikian, jalan masih panjang hingga pendaftaran capres-cawapres nanti. Menurut Adi, selama belum ditetapkan, pasangan capres-cawapres masih bisa berubah-ubah.
Interaksi Jokowi dan Ganjar
Sementara itu, pada Minggu pagi tadi, Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana menghabiskan waktu bersama cucunya, Jan Ethes Srinarendra, dengan berjalan santai di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Gubernur Jateng yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo juga ikut bergabung dengan rombongan Presiden di lokasi hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) tersebut.
LUKAS - BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bergabung dengan rombongan Presiden Joko Widodo dengan berjalan santai di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Surakarta, Minggu, 7 Agustus 2022.
Adi Prayitno berpandangan, biasanya, jika Presiden menggelar acara di suatu daerah, gubernur memang selalu ikut mendampingi. Namun, kedekatan Jokowi dan Ganjar ini tidak bisa dilihat dengan kaca mata bisa.
Sebab, mereka juga terlihat hadir bersama di dalam acara politik, yakni acara rapat kerja nasional Pro-Jokowi (Projo), pada Mei 2022. Saat itu, Jokowi secara tidak langsung mendukung Ganjar untuk maju sebagai capres. Setelah acara itu, dalam acara lainnya di Magelang, Jawa tengah, Presiden Jokowi juga bertemu kembali dengan Ganjar Pranowo.
”Jadi, kalau ada yang mengaitkan kedekatan Pak Jokowi dengan Pak Ganjar, saya kira, itu perkara biasa. Bahkan, jauh-jauh hari, kan, sinyalemen ini semakin menguat ketika dalam acara Projo beberapa waktu lalu, Pak Jokowi seakan-akan memberikan kode keras dukung Pak Ganjar. Tidak ada yang bisa bantah itu. ”
”Jadi, kalau ada yang mengaitkan kedekatan Pak Jokowi dengan Pak Ganjar, saya kira, itu perkara biasa. Bahkan, jauh-jauh hari, kan, sinyalmen ini semakin menguat ketika dalam acara Projo beberapa waktu lalu, Pak Jokowi seakan-akan memberikan kode keras dukung Pak Ganjar. Tidak ada yang bisa bantah itu,” ujar Adi.
Karena itu, untuk menghindari resistansi, sejak peristiwa rakernas Projo beberapa waktu lalu, terkesan, secara perlahaan Presiden tidak hanya menjalin kedekatan dengan Ganjar, melainkan juga figur-figur lain, seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, hingga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
”Para menteri ini, kan, tentu juga berharap mendapat endorsement dan dukungan politik dari Presiden Jokowi,” tutur Adi.
Terlepas dari itu, Adi meyakini, pada akhirnya, sebagai kader PDI-P, Presiden akan mengikuti capres-cawapres usungan PDI-P.