Pertahanan laut ibu kota negara baru di Kalimantan Timur difokuskan dengan mengamankan Selat Makassar.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur, yang terletak di Alur Laut Kepulauan Indonesia, membutuhkan strategi pertahanan yang bisa mengatasi berbagai ancaman. Berbagai ancaman itu timbul tidak saja karena posisi geografis IKN, tetapi juga perkembangan teknologi dan dinamika geopolitik di kawasan.
Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono, Rabu (27/7/2022), dalam Seminar Nasional Seskoal 2022 dengan tema ”Strategi Pertahanan Matra Laut Ibu Kota Negara Sebagai Bagian dari Strategi Pertahanan Negara”. Yudo yang menjadi pembicara kunci mengatakan, ia telah ke lokasi IKN, Pontianak dan Tarakan. TNI AL juga tengah mengantisipasi perpindahan ibu kota dengan membuat kajian tentang strategi pertahanan matra laut.
Yudo mengatakan, IKN sebagai centre of gravity harus dibangun sistem pertahanannya. Saat ini, TNI AL telah memiliki empat operasi gabungan, yaitu operasi laut, pendaratan amfibi, pendaratan adminstrasi, dan yang terbaru adalah pertahanan pantai. Terkait IKN, pertahanan pantai dan Selat Makassar menjadi sangat penting. ”Sudah kami hitung, kalau ada kapal perang masuk ke Selat Makassar, bisa menembakkan rudal ke IKN,” kata Yudo.
Oleh karena itu, salah satu tujuan dari strategi pertahanan IKN adalah meniadakan akses kapal, baik permukaan maupun bawah permukaan, masuk ke Selat Makassar. Pertahanan pantai juga akan diperkuat dengan sejumlah komando daerah maritim (kodamar) yang akan diadakan di sekitar IKN.
TNI AL sudah merencanakan penggelaran sistem senjata armada terpadu untuk pertahanan IKN. Prinsip dasarnya adalah pengamatan wilayah maritim dengan mengadakan pengindraan permukaan dan bawah laut, mengadakan kekuatan pemukul di wilayah pantai yang sifatnya mudah digerakan, dan mengadakan persiapan anti pendaratan amfibi di berbagai wilayah pantai.
”Kita juga siapkan operasi gabungan amfibi untuk menguasai daerah kembali,” kata Yudo.
Komandan Seskoal Laksamana Muda Tunggul Suropati mengatakan, selaras dengan sistem kesemestaan, pertahanan IKN membutuhkan pengawasan dan keterlibatan semua pemangku kepentingan di laut. Laut sebagai media bisa menjadi jalur untuk menyerang. Oleh karena itu, perlu dirumuskan strategi untuk matra laut.
Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rodon Pedrason menambahkan, kondisi geopolitik, yaitu meningkatnya kompetisi negara-negara besar di Asia Pasifik, juga perlu menjadi salah satu pertimbangan sistem pertahanan IKN.
Selain itu, ada pula masalah domestik seperti Covid-19 yang belum selesai dan menurunnya ide-ide tentang kenegaraan. Di sisi lain, ancaman semakin kompleks dan mencoloknya lompatan teknologi ke depan dengan siber dan teknologi nano.
Untuk IKN, Kemhan telah membuat dasar hukum sehingga pemberlakuan air defence identification zone (ADIZ) tinggal menunggu waktu.
Kemhan juga membuat sistem penangkalan serangan udara berupa rudal atau pesawat, infiltran, sabotase, dan chemical, biology, radioactive, nuclear and explosive. Selain itu juga disiapkan jalur terdekat untuk mobilisasi aspek darat, laut dan udara, serta evakuasi VVIP.
Menurut Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Hankam Bappenas Slamet Soedarsono, Bappenas pun telah merancang maritime virtual gate (istar) di Selat Makassar. Istar adalah sebuah gerbang virtual yang memastikan bahwa orang dan barang yang lewat, baik di permukaan maupun bawah permukaan, bisa diidentifikasi dengan cepat.