Zulkifli Hasan Paling Banyak Disebut
Agenda Rapat Kerja Nasional PAN Agustus mendatang, akan diusulkan nama calon presiden dan wakil presiden. Dari 10 nama akan diperas lagi jadi enam nama. Sejauh ini, nama Zulkifli Hasan paling banyak disebut-sebut.
JAKARTA, KOMPAS – Partai Amanat Nasional dalam rapat kerja nasional yang akan digelar pada 26 Agustus 2022 mendatang, akan mengumumkan enam nama untuk dijadikan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Nama-nama tersebut diambil dari usulan dewan pimpinan daerah PAN. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menjadi salah satu nama yang paling banyak diusulkan.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno saat dihubungi di Jakarta, Jumat (22/7/2022), mengatakan, setiap dewan pimpinan daerah (DPD) kabupaten/kota telah diminta untuk mengusulkan 10 nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Nama-nama tersebut harus disesuaikan dengan masukan akar rumput. Kemudian, 10 nama itu diserahkan kepada dewan pimpinan wilayah (DPW) di tingkat provinsi. DPW nantinya akan mengusulkan delapan nama untuk dibawa ke Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN yang akan digelar pada 26 Agustus 2022 di Jakarta.
“Kami sudah meminta DPD kabupaten/kota untuk melaksanakan musyarawah daerah. Itu sudah hampir selesai, mungkin tinggal 1-2 persen yang belum selesai,” ujar Eddy.
Dari musyawarah daerah (musda) itu, muncul sejumlah nama tokoh lokal, maupun tokoh nasional, yang dianggap pantas untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Nama-nama tersebut, antara lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Baca Juga: Rakernas Setujui PAN Bergabung dengan Koalisi Pemerintah
“Kami tidak akan memasang-masangkan. Nanti mungkin kami sebut, nama capresnya ada si A, B, dan C. Kemudian, nama cawapresnya ada si D, E, F. Bisa juga, misalnya, nama capresnya ada empat, dan cawapresnya ada dua. Nanti itu tergantung masukan dari bawah”
Eddy mengungkapkan, dari nama-nama yang diusulkan tersebut, nama yang paling banyak diusulkan adalah Zulkifli. “Sejauh ini, saya lihat yang terang, (nama) Pak Zul (Zulkifli) keluar di mana-mana, semuanya keluar. Lalu, (diikuti) Pak Anies, Pak Erick Thohir, dan Pak Ganjar. Itu empat nama yang paling sering keluar,” tuturnya.
Ia menjelaskan, di dalam rakernas nanti, DPP PAN akan mengerucutkan delapan usulan nama dari DPW, menjadi enam nama. Enam nama tersebut kemudian akan diumumkan ke publik, siapa capresnya dan siapa cawapresnya.
“Kami tidak akan memasang-masangkan. Nanti mungkin kami sebut, nama capresnya ada si A, B, dan C. Kemudian, nama cawapresnya ada si D, E, F. Bisa juga, misalnya, nama capresnya ada empat, dan cawapresnya ada dua. Nanti itu tergantung masukan dari bawah,” ucap Eddy.
PAN tidak mempersoalkan apabila nanti muncul nama-nama capres atau cawapres yang berasal dari kader partai politik lain. Sebab, nama-nama tersebut merupakan aspirasi dari masyarakat yang diserap oleh kader PAN di daerah. “Jadi, kalau (nama) yang keluar pada akhirnya nama-nama yang merupakan kombinasi antara kader PAN maupun tidak kader PAN, saya kira itu sah-sah saja,” katanya.
Dikomunikasikan kepada koalisi
Meski nanti sudah memunculkan sejumlah nama, Eddy menyampaikan, PAN tentu akan mendiskusikan hal tersebut kepada Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sebagaimana diketahui, Golkar, PAN, dan PPP kini tergabung dalam sebuah koalisi bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Atas alasan itu kami tidak menyebut nama pasangan calon karena bagaimana pun juga nanti hasilnya, kan, pasti akan kami bicarakan kepada KIB. Setelah itu, nanti tergantung juga kepada KIB, kira-kira mereka akan memunculkan nama yang sama, berbeda, atau bagaimana? Yang penting, kami nanti akan rembukandengan KIB”
Ia menyebut, sejak awal, KIB sudah bersepakat untuk mengusung satu pasangan capres-cawapres nantinya. “Atas alasan itu kami tidak menyebut nama pasangan calon karena bagaimana pun juga nanti hasilnya, kan, pasti akan kami bicarakan kepada KIB. Setelah itu, nanti tergantung juga kepada KIB, kira-kira mereka akan memunculkan nama yang sama, berbeda, atau bagaimana? Yang penting, kami nanti akan rembugan dengan KIB,” ujarnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menghargai mekanisme internal parpol masing-masing dalam memunculkan nama capres maupun cawapres. Namun, yang pasti, lanjut Doli, dalam konteks KIB, nanti ada momentum di mana ketiga partai ini akan membahas siapa pasangan capres-cawapres yang akan diusung bersama.
Sejauh ini, Golkar akan tetap berpegang pada hasil Musyawarah Nasional Golkar pada 2019 lalu di mana partainya akan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres di Pilpres 2024. Lagi pula, siapa tahu, menurutnya, di dalam Rakernas PAN nanti, muncul pula nama Airlangga.
“Jadi, selama memang belum (dibahas oleh ketiga parpol), saya kira mengalir saja. Kami tentu berharap, KIB ini juga, dalam konteks Golkar, nama Pak Airlangga termasuk yang dipertimbangkan cukup kuat”
“Jadi, selama memang belum (dibahas oleh ketiga parpol), saya kira mengalir saja. Kami tentu berharap, KIB ini juga, dalam konteks Golkar, nama Pak Airlangga termasuk yang dipertimbangkan cukup kuat,” kata Doli.
Sekjen PPP Arwani Thomafi pun menghormati agenda parpol lain, termasuk jika anggota KIB secara internal membahas soal nama-nama capres dan cawapres. “Tentu, PPP juga pada saatnya akan membahas nama-nama itu, tetapi nanti ada saatnya tersendiri untuk itu,” ucapnya.
Saat ditanya mengenai apakah PPP juga akan mengusulkan nama capres atau cawapres untuk dibahas di internal KIB, ia menegaskan, sejauh ini belum.
Negosiasi politik
Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, berpandangan, rencana pemunculan nama-nama capres dan cawapres oleh PAN menunjukkan PAN tidak ingin kehilangan momentum politik. Ini sekaligus ingin menunjukan bahwa PAN siap bertanding di Pilpres 2024.
“PAN ingin terus mendapat ekspose di pemilu bahwa PAN bukan sebatas partai yang hanya ikut-ikutan tetapi juga layak diperhitungkan karena sudah memunculkan figur-figur yang bagi mereka layak diusung,” tutur Adi.
“PAN ingin terus mendapat ekspose di pemilu bahwa PAN bukan sebatas partai yang hanya ikut-ikutan tetapi juga layak diperhitungkan karena sudah memunculkan figur-figur yang bagi mereka layak diusung”
Di samping itu, Adi melihat, pemunculan nama-nama capres dan cawapres oleh PAN ini juga sebagai alat komunikasi plus negosiasi politik PAN kepada partai lain, termasuk kepada partai-partai di internal KIB. “Siapa tahu, nama-nama yang diusulkan PAN lebih rasional dan diterima oleh publik,” katanya.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Terpilih Kembali Pimpin PAN
Terlepas dari itu, ia meyakini, saat ini KIB tentu masih sangat terbuka dengan nama-nama yang akan diusulkan oleh PAN. Sebab, koalisi itu dinilai sangat cair.
Pada akhirnya nanti, ketiga partai ini akan berkompromi untuk kemudian mencari pasangan capres-cawapres yang dinilai rasional dan punya potensi memenangkan pertarungan politik, serta bisa menambah dukungan parpol yang sampai saat ini nelum menentukan pilihan politik.
“Pastinya, kalau sudah masuk bicara tentang capres-cawapres, dan siapa yang harus diusung pada pilpres, pasti akan lebih alot, tidak secair dulu,” tutur Adi.