Renovasi Rp 6,1 Miliar BRIN Bukan Hanya untuk Ruang Kerja Megawati
BRIN akan merenovasi ruang kerja dewan pengarah BRIN hingga Rp 6,1 miliar. Namun, biaya itu buka hanya untuk ruang kerja Megawati, melainkan seluruh pejabat di eks ruang BJ Habibie.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Riset dan Inovasi Nasional membenarkan informasi BRIN akan merenovasi ruang kerja Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri hingga Rp 6,1 miliar. Biaya tersebut digunakan untuk merenovasi seluruh lantai dua yang sebelumnya merupakan ruang kerja mantan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPIP. Jadi, bukan hanya untuk ruang kerja Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri.
Berdasarkan data Lpse.brin.go.id disebutkan, nama tender Jasa Kontruksi Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah BRIN dengan nilai pagu paket Rp 6,1 miliar. Sumber dana renovasi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebelumnya, sebagaimana diberitakan sejumlah media online, dikabarkan bahwa BRIN akan membangun ruang kerja Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekanoputri senilai Rp 6,1 miliar.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan (BKPUK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Driszal Fryantoni membenarkan kabar bahwa BRIN akan melakukan renovasi ruangan yang ada di lantai dua Gedung BJ Habibie.
”Perlu saya informasikan, biaya Rp 6,1 miliar adalah biaya renovasi seluruh lantai 2 yang sebelumnya merupakan ruang kerja eks Kepala BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi),” kata Driszal melalui keterangan tertulis, Minggu (17/7/2022). Adapun biaya yang dibutuhkan merupakan rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Bina Penataan Bangunan.
”Perlu saya informasikan, biaya Rp 6,1 miliar adalah biaya renovasi seluruh lantai 2 yang sebelumnya merupakan ruang kerja eks Kepala BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).”
Ia menegaskan, lantai dua tersebut akan direnovasi menjadi ruang kerja untuk semua Dewan Pengarah yang berjumlah sepuluh orang, dan bukan hanya untuk Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri. Driszal menjelaskan, sebelumnya di lantai dua tersebut sudah tersedia kamar tidur, kamar mandi, ruang makan, ruang tamu, ruang rapat, dan ruang kerja mantan Kepala BPPT.
Driszal menambahkan, perlu diketahui juga bahwa saat ini ruangan dewan pengarah BRIN masih menggunakan ruangan sementara di lantai 23. ”Jadi, nanti semua anggota dewan pengarah dapat menempati ruangan-ruangan yang kami siapkan di lantai 2 setelah renovasi selesai,” tutupnya.
Pelaksana Tugas Sekretaris Utama BRIN Nur Tri Aries Suestiningtyas menyatakan bahwa semua proses renovasi sudah dengan koridor regulasi. ”Sudah sesuai dengan koridor regulasi, sejalan dengan pembenahan sarana prasarana untuk para periset baik infrastruktur laboratorium maupun ruangan kerja secara bertahap,” tutur Nu Tri Aries.
”Sudah sesuai dengan koridor regulasi, sejalan dengan pembenahan sarana prasarana untuk para periset baik infrastruktur laboratorium maupun ruangan kerja secara bertahap.”
Ia menegaskan, manajemen BRIN masih terus berbenah. Secara bertahap sarana prasarana untuk periset diperbaiki, termasuk juga fasilitas ruang kerja bersama (co-working space) untuk kenyamanan kerja civitas, khususnya para periset.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menepis tudingan pembangunan ruang kerja Megawati di BRIN. Dari pengalamannya mendampingi Megawati, kata Hasto, Megawati merupakan sosok yang lebih mengedepankan berjalannya fungsi organisasi.
Menurut Hasto, Megawati dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN lebih pada memberikan kebijakan pokok atau suatu arahan agar seluruh kegiatan riset dan inovasi dapat mendorong peningkatan kedaulatan politik negara. Selain itu, mempercepat Indonesia yang berdikari di bidang ekonomi.