Menhan Prabowo Ingatkan Kesiapan TNI AD Jaga Kedaulatan RI
Kesiapan prajurit dalam menjaga kedaulatan NKRI sangat penting di tengah dinamika geopolitik dunia saat ini.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menekankan pentingnya pertahanan teritorial dan kesiapan prajurit TNI AD dalam menjaga kedaulatan RI.
Hal ini disampaikannya saat berbicara dalam Seminar TNI AD VI Tahun 2022 di Gedung Jenderal Prof Dr Satrio Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) Bandung, Jawa Barat, Senin (27/6/2022).
Prabowo mengatakan, di tengah upaya negara mengejar teknologi tinggi, pertahanan teritorial tetap menjadi tulang punggung.
”Kita mengejar teknologi tinggi, tapi tulang punggung pertahanan kita, ya teritorial. Kita harus percaya pada pertahanan teritorial,” kata Prabowo.
Ia juga menghimbau agar prajurit TNI AD senantiasa menyiapkan diri dan mempelajari situasi terkini di dalam negeri dan dunia.
Kesiapan prajurit dalam menjaga kedaulatan NKRI sangat penting di tengah dinamika geopolitik dunia saat ini. ”Tugas tentara adalah mengejar kesiapan mereka bahwa TNI siap jika ada gangguan terhadap NKRI, dan kita tidak bisa buang waktu. Kita mengejar kesiapan prajurit kita,” kata Prabowo.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Dudung Abdurachman yang membuka seminar berjudul ”Reaktualisasi Doktrin Operasi Militer Matra Darat Dalam Menghadapi Ancaman Perang Masa Kini dan Masa Depan” tersebut menyatakan, seminar dilaksanakan untuk menyelaraskan doktrin operasi militer di Angkatan Darat yang disesuaikan dengan perkembangan masa kini dan tantangan tugas pada masa yang akan datang.
Menurut Dudung, Doktrin Kartika Eka Paksi bersifat dinamis, fleksibel, dan perlu terus dievaluasi penerapannya. Doktrin yang terakhir direvisi pada 2020 diharapkan tetap bisa bersifat adaptif terhadap perkembangan lingkungan strategis sehingga selalu dapat disesuaikan tanpa kehilangan kekhasannya sebagai ciri utama kekuatan matra darat.
Dudung melanjutkan, perang saat ini sangat kompleks serta melibatkan banyak aktor. Perkembangan alat utama sistem persenjataan yang semakin modern juga menambah kompleksitas dalam perang itu sendiri sehingga perlu ada perubahan yang mendasar dari doktrin operasi militer saat ini.
”TNI AD perlu melakukan revisi Doktrin Kartika Eka Paksi yang didasari dengan pertimbangan adanya pergeseran paradigma global, regional, maupun nasional yang berdampak pada terjadinya pergeseran paradigma ancaman dan keamanan akibat dari kemajuan pengetahuan dan teknologi teraktual,” kata Dudung.
Seminar ini dihadiri langsung 200 peserta dan diikuti 895 peserta secara virtual yang tersebar di 659 titik. Juga hadir sebagai narasumber Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Andi Widjajanto.
Andi Widjajanto mengatakan, dalam menyusun doktrin, seyogianya TNI AD tidak terpaku pada UU TNI. Akan tetapi, pengalaman harus digunakan untuk mengubah doktrin. Dan doktrin juga bisa digunakan untuk memperbaharui UU TNI.
Prabowo mengingatkan bahwa tugas seorang jenderal adalah mengalkulasi dan bekerja keras tidak hanya di lapangan, tetapi juga bijak menyiapkan pengambilan keputusan di bidang-bidang lain.
”Komandan yang brilian akan berpikir dan bicara tentang personalia,” kata Prabowo.
Dudung berharap seminar TNI AD yang digelar ini dapat melahirkan ide-ide baru dan cemerlang dalam pelaksanaan operasi militer matra darat yang lebih operasional dihadapkan pada perkembangan lingkungan, baik secara gobal, regional, maupun di tingkat nasional.