Nasdem Usung Ganjar Jadi Bakal Capres, Puan: Sah-sah Saja
PDI-P menghormati proses yang berjalan di Nasdem, termasuk di dalamnya rekomendasi bagi kader PDI-P Ganjar Pranowo sebagai salah satu bakal capres Nasdem. Khusus PDI-P, penentuan capres akan diputuskan Ketua Umum PDI-P.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak terusik dengan manuver dari Partai Nasdem yang merekomendasikan kader PDI-P, Ganjar Pranowo, sebagai salah satu bakal calon presiden dari Nasdem. Khusus PDI-P, penentuan calon presiden menanti keputusan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
”Di PDI Perjuangan, sesuai dengan amanat kongres, bahwa nanti yang akan menjadi bakal capres merupakan hak prerogratif dari ketua umum. Jadi, semua kader partai yang nantinya akan diberikan amanah ibu ketua umum sesuai dengan hasil kongres, itulah yang akan menjadi capres dan cawapres dari PDI Perjuangan sesuai dengan mekanismenya. Kami berpegang pada hal itu saja,” ujar Ketua DPP PDI-P Puan Maharani seusai membuka Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat yang digelar PDI-P untuk memperingati Bulan Bung Karno, di Sekolah PDI-P, Jakarta, Sabtu (18/6/2022).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dengan demikian, PDI-P tak merasa terganggu dengan manuver Nasdem yang merekomendasikan Ganjar. Proses yang dilakukan oleh Nasdem merupakan urusan internal Nasdem, dan PDI-P pun menghormati proses yang terjadi di rumah tangga partai politik lain. ”Kalau PDI Perjuangan, punya mekanisme tersendiri untuk menentukan bakal capres dan cawapres. Jadi, ya silakan saja itu berarti mekanisme setiap partai politik berbeda-beda. Menurut saya sah-sah saja,” ujarnya.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Nasdem pada Jumat (17/6/2022) mengajukan tiga nama bakal capres untuk kemudian diputuskan salah satunya sebagai bakal capres yang diusung Nasdem oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Selain Ganjar Pranowo, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Ketiga nama tersebut banyak diusulkan oleh dewan pimpinan wilayah (DPW) Nasdem.
Mengenai koalisi untuk pencalonan presiden, Puan mengatakan, PDI-P terbuka untuk berkoalisi dengan partai politik apa pun, termasuk Nasdem. Kerja sama dengan partai politik lain tetap penting meski PDI-P sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.
”Bisa saja kita bekerja sama untuk membangun bangsa ke depan. Membangun bangsa itu tak bisa sendirian, harus bersama-sama dengan seluruh elemen bangsa. Dan ini masih lama, masih hampir kurang lebih 1,5 tahun lagi. Jadi masih ada kesempatan kita untuk bisa mematangkan kerja sama yang konkret untuk bangsa dan negara,” ujar Ketua DPR ini melalui keterangan tertulis.
Terkait diusulkannya nama Ganjar, Wakil Sekretaris Jenderal Nasdem Hermawi Taslim mengatakan, untuk posisi bakal calon presiden, Nasdem sengaja mencari figur yang tepat untuk memimpin bangsa. Dengan demikian, latar belakang figur, termasuk asal usul kepartaian, dikesampingkan. Lagipula tak ada larangan bagi parpol mengusung kader parpol lain menjadi calon presiden. ”Prinsip Nasdem adalah yang terbaik buat bangsa dan negara,” ujarnya.
Ia juga menepis anggapan bahwa diajukannya figur bakal capres dari luar partai berarti Nasdem telah gagal melakukan kaderisasi. Di level gubernur, wali kota, serta bupati, menurut dia, sudah banyak kader Nasdem yang terpilih dalam pemilihan kepala daerah. Namun, khusus untuk level presiden, kader Nasdem belum akan berkontestasi di Pilpres 2024. Saat ini, kader Nasdem tengah dipersiapkan untuk maju di Pilpres 2029. ”Sebagai partai yang masih relatif muda, Nasdem tahu diri. Saat ini, kami sedang mempersiapkan kader sendiri untuk bertarung pada Pilpres 2029. Pada saatnya kelak Nasdem pasti akan menampilkan kader sendiri yang saat ini tengah dipersiapkan,” ujarnya.
Gibran di Hambalang
Sementara itu, di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Kabupaten Bogor, putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, belajar berkuda kepada Prabowo. Wali Kota Solo yang juga kader PDI-P ini tiba di Hambalang sekitar pukul 9.30, dan disambut langsung oleh Prabowo. Gibran belajar naik kuda di arena kuda di padepokan Garuda Yaksa yang berada di kompleks kediaman Prabowo. ”Dulu, saya belajar menaiki kuda pada usia 52 tahun, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Sebab, berkuda adalah sunah Rasulullah SAW bagi laki-laki Muslim,” kata Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu.
Prabowo menyampaikan bahwa latihan berkuda ini akan ada sesi selanjutnya. Gibran pun siap melanjutkan sesi kedua latihan berkuda itu dengan Prabowo. Seusai berkuda, keduanya menikmati bubur manado, bacang, siomay, dan kopi khas Hambalang ditemani pula oleh putra dan keponakan Prabowo.
Akhir Mei lalu, Prabowo dan Gibran sempat bertemu dalam acara pernikahan adik Presiden Jokowi dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman. Gibran menyampaikan, dalam pertemuan itu, ia ditawari ke Hambalang oleh Prabowo untuk diajari naik kuda. ”Kunjungan saya ini untuk memenuhi undangan Pak Prabowo waktu bertemu beberapa minggu lalu di pernikahan tante saya di Solo,” ujar Gibran.
Selain diajari naik kuda, Gibran dihadiahi sepatu berkuda ukuran kecil untuk anaknya, Jan Ethes. Prabowo pun mengundang Jan Ethes ke Hambalang untuk belajar berkuda. ”Saya banyak diskusi dan ngangsu kawruh (menyerap pengetahuan) dari Pak Prabowo soal patriotisme, kebangsaan, dan kenegaraan,” kata Gibran.