Kapolri Ajak Elemen Bangsa Cegah Polarisasi di Pemilu 2024
Soliditas dan sinergi bersama antara TNI, Polri, dan media massa dibutuhkan dalam menghadapi kegiatan besar ke depan, seperti Konferensi Tingkat Tinggi G20 dan Pemilu 2024.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Polarisasi, yang terjadi pada Pemilihan Umum 2019, diharapkan tidak terulang di pesta demokrasi lima tahunan yang akan digelar tahun 2024. Oleh karena itu, semua elemen bangsa, khususnya para kontestan pemilu dan pendukungnya, diharapkan mengutamakan semangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk mencegah polarisasi akibat perbedaan pandangan dan dukungan.
Harapan itu disampaikan Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo saat membuka lomba menembak Piala Kapolri dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Bhayangkara di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Sabtu (11/6/2022). ”Pengalaman yang ada pada tahun 2019, sisa-sisa dari pileg, pilpres, dan pilkada menyisakan polarisasi harus kita antisipasi dan cegah bersama,” katanya.
Belajar dari pengalaman yang ada, Listyo menekankan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 harus dilandasi dengan semangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Apalagi, kontestasi politik itu dilaksanakan ketika seluruh dunia sedang menghadapi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, konflik antarnegara, dan lainnya.
Tak hanya pemilu, soliditas seluruh elemen bangsa juga diperlukan untuk menghadapi berbagai persoalan dan perhelatan besar di Tanah Air. Salah satunya Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan digelar di Bali pada medio November 2022.
Listyo menekankan, Polri, TNI, dan media massa bisa memberikan contoh soliditas dan sinergi untuk menghadapi Pemilu 2024 ataupun KTT G20. Sinergi antara TNI, Polri, dan media massa sebenarnya sudah berjalan sejak lama.
Dalam penanganan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020, misalnya, anggota TNI dan Polri serta insan pers juga bersinergi untuk menangani wabah yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu beserta dampak sosial dan ekonomi yang menyertai. Soliditas juga ditunjukkan saat musim mudik Lebaran 2022.
”TNI, Polri, dan pers merupakan mitra strategis dalam menghadapi segala bentuk situasi dan kondisi yang berkembang di Indonesia. Yang lain libur, tapi kita semua berada di tengah-tengah lapangan untuk memastikan kegiatan berjalan baik. Kemudian juga ke depan banyak sekali kegiatan yang kami harus bersama-sama,” kata Listyo.
TNI, Polri, dan pers merupakan mitra strategis dalam menghadapi segala bentuk situasi dan kondisi yang berkembang di Indonesia.
Untuk lebih memperkuat soliditas dan mempererat sinergi antara TNI, Polri, dan media, Polri menggelar lomba menembak yang diselenggarakan dalam rangkaian HUT Bhayangkara. Lomba diikuti pimpinan media, wartawan, Dewan Pers, serta anggota Polri dan TNI.
Lomba menembak Piala Kapolri ini digelar selama dua hari, yakni 10 dan 11 Juni 2022. Pada hari pertama, lomba ini diikuti perwira tinggi (pati) Polri bintang satu dan koordinator liputan serta wartawan media nasional. Kategori menembak bervariasi, mulai dari tembak eksekutif dengan jarak 25 meter, tembak presisi jarak 25 meter, hingga 100 meter yang terbagi ke dalam empat panggung menembak.
Para peserta disediakan sejumlah target berupa lempengan besi, mata bowling, dan kertas target atau zeroing. Alat penunjang tembak yang disiapkan cukup modern dan canggih karena sasaran sudah dilengkapi dengan kamera sehingga penembak bisa melihatnya di layar monitor. Panitia lomba dari Korps Brimob Polri juga sangat terlatih dengan mengarahkan peserta cara menembak yang efektif dan mengenai target.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menyampaikan, kejuaraan menembak ini sengaja digelar dengan mengajak para awak media untuk menunjukan bahwa Polri memandang media sebagai mitra strategis.
”Media merupakan mitra strategis kita untuk menciptakan situasi dan kondusivitas di tengah masyarakat. Apalagi, saat ini sudah memasuki tahun politik, maka Polri memandang peranan media sangat vital untuk menciptakan situasi yang kondusif,” kata Dedi. Tercatat, 64 wartawan yang terdiri dari 21 koordinator liputan dan 43 reporter media nasional serta 59 perwira tinggi Polri ikut berpartisipasi dalam kejuaraan lomba menembak Piala Kapolri kali ini.
Tak hanya menggelar lomba menembak, Markas Besar Polri juga melakukan kegiatan lainnya dalam menyambut Hari Bhayangkara tahun 2022, antara lain kegiatan donor darah, bakti sosial, menyediakan pengobatan gratis, khitanan massal, Festival Musik Bhayangkara, serta lomba kesenian bertajuk ”Nusantara Gemilang”, seperti tarian Nusantara, grup vokal, pertunjukan seni, dan kreativitas lain.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menegaskan, sinergi antara TNI, Polri, dan media massa harus diwujudkan dalam bentuk nyata, bukan hanya sekadar kegiatan seremonial.
”Lebih penting adalah sinergi itu diwujudkan dalam pembagian tugas yang lebih jelas antara fungsi keamanan dan pertahanan. Contohnya, dalam fungsi keamanan ini kepolisian adalah ujung tombaknya, sementara TNI lebih pada sebagai pendukung,” kata Bambang.
Adapun fungsi pers, kata Bambang, bisa menjembatani di antara dua fungsi tersebut, selain tetap melakukan kontrol agar kerja-kerja yang dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta peraturan yang sudah ada. Jangan sampai pekerjaan yang dilakukan keluar dari koridor peraturan yang ada.
Ia mengingatkan, tarik ulur kepentingan bakal terjadi ketika memasuki tahun politik. Karena itu, faktor kepemimpinan sangat penting. Pucuk pimpinan Polri ataupun TNI tetap harus teguh dalam menjalankan visi misinya sesuai dengan cita-cita negara yang diamanahkan di dalam UUD 1945. Sebab, peran mereka adalah menjalankan tugas negara. ”Kapolri dan Panglima TNI harus memastikan mereka tidak terlibat kepentingan dalam politik praktis,” kata Bambang.