Saat Sepatu Jokowi Dipuji Warga di Negeri Seberang...
Sepatu produk yang kerap dikenakan Presiden Joko Widodo menjadi sorotan. Kali ini, pujian datang dari negeri seberang saat Jokowi bertemu dengan Elon Musk.
Sepatu kets Presiden Joko Widodo untuk orang Indonesia terasa biasa. Sejak menjabat, kebanyakan sepatu kets yang digunakan Presiden Jokowi terutama saat blusukan dan kunjungan kerja ke daerah. Bahkan, kebiasaan ini menular pada para menteri dan pejabat di istana.
Sepatu formal mungkin bisa dihitung jari penggunaannya. Saat menerima tamu negara dan acara-acara resmi, ketika Presiden mengenakan setelan jas, barulah sepatu formal muncul. Sisanya, sepatu kets warna hitam yang selalu menemani.
Jenis sepatu ini dirasa lebih nyaman menemani frekuensi kunjungan kerja Presiden yang cukup tinggi. Dalam lawatan ke Amerika Serikat, saat menyambangi “Starbase” tempat peluncuran fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, dan bertemu miliarder Elon Musk, Sabtu (14/5/2022), sepatu kets hitam bersol putih juga dikenakan.
Ketika itu, Presiden tampil santai dan sederhana hanya dengan kemeja putih, celana hitam, dan sepatu kets. Elon Musk sendiri hanya berkaos hitam bergambar astronot yang mengangkasa dengan latar planet biru, bercelana hitam, serta sepatu bot.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Starbase pun menarik perhatian warganet Malaysia yang menggunakan nama Roman Akramovich @SyedAkramin. Sembari memuji Jokowi, dia mengkritik pemimpinnya.
Dicuitkannya, Senin (16/5/2022), “Kagum juga lah dengan Jokowi. Dia pergi USA, sebelum balik sempat jumpa Elon Musk untuk berbincang pasal pelaburan di Indonesia.”
Sepatu kets jenis flexknit dari jenama asal Indonesia, Nah Project, yang menemani Presiden Jokowi dalam kunjungan ke Starbase itupun mendapat pujian. “Berkenan betul dengan kasut Jokowi ini. Tak tahu apa dia pakai tapi ada iras-irasSkechers. Tak mahal sangat pun yang model ini, boleh lihat di link...”
Lelaki ini benar-benar mahu majukan negaranya. Sehingga hal kecil ini pun dia fikirkan.
Cuitannya berbalas warganet Indonesia yang menyebutkan sepatu itu berjenama Nah Project buatan Bandung, Indonesia, seharga sekitar 118 RM. Dia pun kembali mengomentari, “Lelaki ini benar-benar mahu majukan negaranya. Sehingga hal kecil ini pun dia fikirkan.” Presiden Jokowipun sempat dikomentari positif beberapa warganet Malaysia.
Kebiasaan berbelanja saat blusukan
Presiden Jokowi memang memiliki kebiasaan berbelanja saat blusukan. Kebanyakan memang produk-produk lokal, apalagi beberapa tahun terakhir ini. Namun, bukan tidak pernah dia membeli sepatu merk luar negeri. Tahun 2017 misalnya, warganet sempat ramai mengomentari sepatu kets impor warga kelabu yan digunakan Presiden saat kunjungan kerja ke Tasikmalaya. Kritik menyerang karena sepatu itu berjenama impor seharga Rp 2,8 juta.
Putranya Kaesang Pangarep sempat membuat video khusus mengulas sepatu itu. Sepatu kets tersebut, menurut Kaesang, dipilihnya karena ringan dan nyaman untuk dipakai blusukan. “Warnanya kece banget, abu-abu dan solnya putih. Abu-abu biar agak ngejreng, beda. Kalau warnanya hitam kan biasa banget,” tutur Kaesang di video blognya tahun 2017 itu.
Baca juga: Jaket G-20 Jokowi Melaju dari Mandalika
Dua tiga tahun ini, Presiden Jokowi lebih banyak mengenakan sneakers berjenama Nah Project, buatan Bandung. Bahkan, dalam vlog Presiden di akun resmi Presiden Joko Widodo di kanal Youtube, disebutkan tiga sneakers Nah Project yang dimilikinya – warna hitam, hitam kelabu, dan merah.
“Setiap kunker, setiap ke daerah, saya senang memakai sepatu sneakers, karena selain enak dipakai, juga ringan sehingga kita lebih lincah lebih gesit untuk masuk ke desa atau ke sawah atau menuju waduk,” tutur Presiden Jokowi.
Sneakers atau produk-produk dalam negeri biasanya dibeli ketika Presiden kunjungan kerja ke daerah, meresmikan acara-acara pameran produk UMKM, dan berbagai acara. Semisal, beberapa bulan lalu, seusai santap siang bersama di ruang tunggu Kantor Pengelola Bendungan Tugu, Kelurahan Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Selasa, 30 November 2021, Presiden Jokowi menyempatkan diri melihat kerajinan dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat.
Saat itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono tengah melihat sepatu berwarna kuning. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun membujuk Menteri Basuki, yang dikenal piawai menggebuk instrumen musik drum, untuk membeli sepatu berbahan kulit tersebut.
“Pak Menteri beli sepatunya. Bagus tuh buat main drum. Buat ke Mandalika juga, kita motor-motoran,” kata Presiden Jokowi seperti dirilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden saat itu.
Presiden Jokowi dan Menteri Basuki pun kemudian mencoba sepatu bot yang telah mereka pilih. Menteri PUPR memutuskan untuk membeli sepatu bot kuning, warna yang kala itu disebut oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno: “Warnanya PU banget”. Adapun Presiden Jokowi memilih dua pasang sepatu berwarna cokelat tua dan hitam.
Arti penting optimalisasi pembelian produk-produk industri dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah pusat, daerah, hingga BUMN pun ditegaskan pemerintah. Selain membangun kemandirian dan ketahanan ekonomi nasional, dampak dari upaya tersebut dinilai juga dapat menetes hingga ke ekonomi rakyat bawah.
Potensi belanja pemerintah pusat dan daerah mencapai Rp 1.071,4 triliun dan sekitar Rp 400 triliun di antaranya akan diserap melalui belanja produk-produk dalam negeri sepanjang tahun 2022.
Terkait upaya memacu kinerja perekonomian nasional, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui rilis, 10 Mei 2022, menuturkan, Presiden Jokowi meminta kepada menteri terkait untuk aktif memonitor belanja-belanja di setiap kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN. Hal yang mesti diperhatikan adalah kualitas belanja. Percepatan realisasi belanja mesti disegerakan untuk menjaga konsumsi dan daya beli.
Agus menuturkan potensi belanja pemerintah pusat dan daerah saat ini mencapai Rp 1.071,4 triliun dan sekitar Rp 400 triliun di antaranya akan diserap melalui belanja produk-produk dalam negeri sepanjang tahun 2022. Hingga saat ini tercatat nilai komitmen pembelian produk dalam negeri dari 18 kementerian/lembaga, 34 pemerintah provinsi, dan 276 pemerintah kota/pemerintah kabupaten sebesar Rp 216,77 triliun.
Menurut Agus, pihaknya bertekad terus menjalankan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Seperti diketahui, tujuan program ini adalah agar produk industri dalam negeri dapat diserap dalam proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat, pemerindah daerah, hingga BUMN.
Sebagai gambaran, berdasarkan pendataan Kemenperin, sampai 7 April 2022, terdapat 13.891 produk industri dalam negeri dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 40 persen lebih. Dan, terdapat 7.574 produk industri dengan nilai TKDN antara 25-40 persen.
Langkah konkret
Program P3DN, menurut Agus, merupakan langkah konkret keberpihakan terhadap industri dan produk dalam negeri guna memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri berkembang dan meningkat daya saingnya. “Sehingga, para pelaku industri kita juga akan mampu bertarung di kancah global,” ujar Agus.
Ketika dimintai pandangan, Rabu (18/5/2022), Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri menuturkan, Presiden Jokowi memiliki pengaruh besar sebagai trend setter penggunaan produk dalam negeri. “Bicara Presiden Jokowi berarti, satu, tingkat pengenalan publik beliau cukup kuat. Dan, kedua, kesukaan terhadap beliau pun cukup kuat. Sehingga, ketika beliau menggunakan produk-produk dalam negeri, (hal) itu juga cukup signifikan untuk mendorong tren,” ujarnya.
Firman mengatakan, Presiden Jokowi sejak awal memperkenalkan tren penggunaan sepatu sneakers yang berlanjut dengan memakai sepatu-sepatu produk dalam negeri. “(Penggunaan sneakers) Itu selama beberapa tahun ini juga sudah menjadi tren, (sehingga) orang yang bekerja tidak harus selalu menggunakan sepatu formal,” katanya.
“Mungkin perlu juga didorong (agar) mereka-mereka ini ketika beraktivitas di lingkungan kerjanya harus menggunakan produk-produk dalam negeri”
Bak cendawan di musim hujan, kelompok-kelompok anak muda yang berkecimpung dalam usaha sepatu pun bermunculan. Di Bandung, misalnya, ada beberapa jenama lokal yang muncul dan terbukti mampu bertahan. “Artinya, dari sisi tren terhadap sepatu lokal, (peran Presiden Jokowi) itu cukup kuat,” ujar Firman.
Setelah menjadi tren, menurut Firman, perlu ada tambahan dukungan lanjutan bagi produk dalam negeri. Kebijakan menyangkut TKDN selama ini terbatas pada pengadaan barang dan jasa dari belanja negara. Di sisi lain, ada belanja masyarakat yang juga didorong dari APBN atau APBD, semisal belanja oleh aparatur sipil negara. “Mungkin perlu juga didorong (agar) mereka-mereka ini ketika beraktivitas di lingkungan kerjanya harus menggunakan produk-produk dalam negeri,” katanya.
Firman menuturkan, jumlah pegawai negeri sipil atau aparatus sipil negara di Indonesia yang sangat besar akan berdampak signifikan dalam mendorong penggunaan produk dalam negeri. Dampak akan kian besar ketika dorongan penggunaan produk dalam negeri juga ditujukan bagi siswa sekolah di berbagai jenjang pendidikan yang jumlahnya juga demikian besar di negeri ini.
“Memang ini sebenarnya kewenangan masyarakat. Tetapi jika mereka yang mendapat (gaji) dari keuangan negara itu lebih mengutamakan produk-produk dalam negeri, maka kontribusinya pun sangat besar terhadap ekonomi nasional,” kata Firman.
Baca juga: Sepatu Buatan Greysia Polii Koleksi Baru Presiden Jokowi
Secara konkret, Firman menuturkan, pemerintah misalnya dapat menetapkan ada hari sandang nasional. Di hari itu, orang diajak mengenakan sandang mulai tutup kepala, baju, celana, sabuk, dan sepatu yang kesemuanya merupakan produk dalam negeri.
Hal ini dapat memperkuat pesan bagi seluruh masyarakat untuk juga menggunakan produk dalam negeri. “Momentumnya sudah dibangun oleh Presiden Jokowi, seperti ketika dulu beliau pakai jaket bomber yang tiba-tiba jadi tren. Pakai sepatu sneakers dan lalu sepatu-sepatu lokal kemudian juga jadi tren,” kata Firman.
Seruan untuk membela produk dalam negeri telah lama disuarakan. Spirit membela itu mesti diwujudkan dengan cara membeli produk dalam negeri. Membela dengan membeli mesti dilakukan, saat ini dan seterusnya, demi jenama dan produk Indonesia.