“Refresh Memory” Ala Susilo Bambang Yudhoyono
Sejak Jumat (13/5), Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono berlibur ke tanah kelahirannya di Pacitan, Jawa Timur. Ia berencana tinggal di Pacitan hingga pekan depan. Apa saja kegiatannya dalam liburan kali ini?
Sejak Jumat (13/5/2022), Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono berlibur ke tanah kelahirannya di Pacitan, Jawa Timur. Tak hanya dua hingga tiga hari seperti sebelumnya, kali ini Yudhoyono berencana menghabiskan waktu di kabupaten berjuluk ”Kota 1.001 Goa” tersebut selama sepuluh hari. ”Refresh my memory, beautiful memory” Begitu ucap Yudhoyono di sela-sela liburannya di Pacitan, yang berarti ”Menyegarkan ingatan saya, kenangan yang indah”.
Tiba di Pacitan, Jumat (13/5) malam, Yudhoyono beserta rombongan langsung ke Wisma Drupadi yang berada di Kompleks Museum SBY-Ani di Kelurahan Ploso. Di wisma yang sengaja dibangun untuk tempat peristirahatan Yudhoyono bersama keluarga itu, rombongan disambut Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua DPD Demokrat Jawa Timur, Emil Dardak, serta Bupati-Wakil Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji-Gagarin. Yudhoyono yang disertai sejumlah pengurus Demokrat akan bermalam di wisma tersebut hingga Senin (23/5).
Wisma Drupadi sengaja dibangun karena selama ini saat berkunjung ke Pacitan, Yudhoyono selalu bermalam di hotel. Adapun tempat tinggal semasa Yudhoyono muda di Pacitan yang merupakan rumah milik bude dari orangtua Yudhoyono tak cukup untuk tempat menginap Yudhoyono sekeluarga.
Pada akhir 2020, Yudhoyono sudah sempat bermalam di wisma ini ketika berkunjung untuk melihat proses pembangunan Museum SBY-Ani. Kali ini, suasana di wisma tersebut telah dibuat lebih nyaman. Sejumlah lukisan karya Yudhoyono yang bernuansa pesona alam Pacitan, terutama pantainya yang indah, terlihat terpajang di dalam wisma.
Baca juga: Pandemi Covid-19 dan Keseharian Para Mantan Pemimpin Negeri
Setelah bermalam di Wisma Drupadi, Yudhoyono sepertinya sudah tak sabar untuk menikmati masa liburannya di Pacitan kali ini.
Keesokan harinya, Sabtu (14/5) pagi, ia yang didampingi Indrata langsung bergegas ke Pantai Pancer Door, salah satu obyek wisata yang ombaknya kerap dipakai peselancar pemula, berjarak sekitar 3 kilometer dari Wisma Drupadi. Terlihat dari foto yang diunggah di akun Instagram Bagian Protokol dan Komunikasi Pemerintah Kabupaten Pacitan, prokopim.pacitan, Yudhoyono mengabadikan pemandangan Pancer Door dari berbagai sudut dengan telepon genggam.
”Untuk dijadikan inspirasi sekaligus bahan menggambar.” Demikian dikutip dari situs prokopim.pacitan. Tak sebatas itu, Yudhoyono disebutkan sangat menikmati eksotika pantai tersebut hingga ia sempat berkata, ”Refresh my memory, beautiful memory.
Bermain band
Selain menikmati Pancer Door, Yudhoyono bakal kangen-kangenan dengan warga dan kuliner Pacitan. Rabu (18/5) malam, misalnya, ia diagendakan menikmati menu khas Pacitan di sentra kuliner Pasar Minulyo. Kemudian, ia akan menggambar bersama pelajar dan masyarakat Pacitan di Pancer Door, Sabtu (21/5). Yang tak kalah penting, reuni dengan teman semasa mudanya di Pacitan. Untuk diketahui, Yudhoyono tinggal di Pacitan hingga lulus sekolah menengah atas.
”Di malam pertama saja, saat Pak SBY datang, beliau telah mengundang beberapa kawan waktu zaman beliau menjadi anggota band. Band itu sudah sekitar 50 tahun lalu. Sekarang, (personelnya) sudah usia 70 tahunan. Lalu, latihanlah mereka di studio kecil, he-he-he,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Renanda Bachtar.
Acara kangen-kangenan ini menjadi istimewa karena sudah lama Yudhoyono tidak pulang kampung. Terakhir ia pulang ke Pacitan pada akhir 2020. Selain itu, pulang ke Pacitan menjadi kesempatan Yudhoyono untuk kembali menikmati dunia luar.
”Kami paham ketika di Cikeas (rumah Yudhoyono di Bogor), beliau enggak ke mana-mana. Beliau hanya istirahat, melukis, dan membina klub voli. Jadi, sebenarnya Pak SBY ke Pacitan ini karena sudah cukup lama juga tidak pulang kampung. Enggak ada hal lain, benar-benar retret,” kata Renanda.
Tak ketinggalan, Yudhoyono juga menilik perkembangan pembangunan Museum SBY-Ani. Museum ini mulai dibangun Februari 2020 dan ditargetkan sudah rampung tahun ini. Museum berlokasi di Jalan Lingkar Selatan, Ploso, di atas lahan seluas sekitar 1,5 hektar.
Kehadiran museum diharapkan dapat menambah ikon wisata Pacitan. Lebih dari itu, museum bisa menjadi pengingat bagi generasi penerus akan kiprah Yudhoyono selama dua periode memimpin Indonesia (2004-2014) beserta kiprah istrinya, Ani Yudhoyono, yang setia menemani hingga berpulang pada pertengahan 2019. Di dalam museum ini, menurut rencana, akan disertakan pula sejumlah koleksi seni dan foto hasil ”jepretan” Ani Yudhoyono.
Renanda menambahkan, pembangunan museum SBY-Ani juga merupakan amanah terakhir dari Ani Yudhoyono sebelum berpulang. Karena itu, Yudhoyono menaruh perhatian besar pada pembangunan museum ini. ”Saya melihat sendiri betapa perjuangan beliau (Yudhoyono) luar biasa menyelesaikan museum ini,” ucapnya.
Inspirasi
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan Bambang Marhendrawan menyebut, kunjungan Yudhoyono ke Pacitan selalu bermakna, baik bagi pemerintah maupun masyarakat Pacitan. Sebab, Yudhoyono sudah dianggap sebagai tokoh panutan bagi masyarakat.
”Pak SBY menjadi tokoh nasional dan tokoh bangsa dengan segala keterbatasan wilayah, Kabupaten Pacitan, tetapi tidak menghalangi untuk mempunyai sebuah harapan atau cita-cita besar. Karena itu, ini tidak hanya wacana, tetapi betul-betul bisa dibuktikan,” ujar Bambang.
Menurut dia, kunjungan Yudhoyono ke Pacitan kali ini merupakan kunjungan terlama. Biasanya, Yudhoyono hanya tinggal di Pacitan selama dua hingga tiga hari.
Ia juga melihat agenda Yudhoyono betul-betul tidak ”diburu-buru” oleh waktu, seperti meninjau perkembangan pembangunan museum, kangen-kangenan dengan masyarakat dan kawan lama, hingga mengenang memorinya semasa di Pacitan lewat berkunjung ke wisata alam dan kuliner.
”Puncaknya nanti, karena beliau mempunyai jiwa seni yang tinggi, beliau akan menggambar bersama anak-anak Pacitan. Ini juga akan memacu semangat anak-anak melalui ketokohan beliau untuk bisa menjadi teladan bagi anak-anak,” tutur Bambang.
Hal tersebut diamini oleh sejumlah warga Pacitan. Acir Hernowo, misalnya, menganggap Yudhoyono sebagai negarawan. Ia juga bangga karena nama Pacitan kini kian moncer, bahkan sampai tingkat dunia, karena keberhasilan Yudhoyono. ”Masyarakat Pacitan ketika melihat Bapak SBY itu bisa menjadi motivasi, terutama bagi anak-anak. Jadi, beliau sangat menjadi inspirasi anak-anak,” kata Hernowo.
Baca juga: Berkeliling dengan Keluarga, SBY Berencana Lukis Candi Borobudur
Selain itu, menurut dia, Yudhoyono selalu santun dan hangat menyapa masyarakat setiap berada di Pacitan. Dari dulu hingga sekarang, tidak ada perubahan. Pada Sabtu (14/5) pagi, misalnya, Hernowo melihat Yudhoyono dengan leluasa menyapa dan berinteraksi dengan masyarakat di Pantai Pancer Door.
”Sekarang tentu lebih longgar pengamanannya dibandingkan dulu saat menjadi presiden. Tetapi, masyarakat tetap bisa menyapa. Bapak SBY juga lebih kelihatan tidak banyak pikiran, he-he-he. Mungkin karena suasana beliau, kan, memang ingin liburan. Sempat melukis di pantai juga, kok,” ujarnya.
Khoirul Amin, warga Pacitan lainnya, sependapat dengan Hernowo. Saat melihat Yudhoyono pulang kampung, warga Pacitan seperti bertemu dengan figur seorang bapak. Yudhoyono pun memosisikan diri sebagai warga biasa yang lebih santai menyapa warga.
”Tidak kelihatan ada suasana politik. Saya lihat agenda beliau biasa saja, kegiatan santai, melukis, jalan-jalan. Hal-hal yang jarang ditemui saat beliau masih sibuk dengan urusan kenegaraan. Jadi, warga pun menikmati kangen-kangenan dengan beliau yang merupakan inspirator bagi warga Pacitan,” ucap Khoirul.
Selamat kangen-kangenan, Pak BeYe dan masyarakat Pacitan!