Dari Jamuan Makan Malam Hingga Bergandengan Tangan
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol langsung dekat dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Kedekatan tersebut menggambarkan bangsa Korea yang menganggap Megawati sebagai sebuah harapan perdamaian dengan Korut.
Cahaya redup menyelimuti aula hotel The Shilla yang berlokasi di Seoul, Korea Selatan. Dengan suasana hangat, Presiden ke-13 Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang baru dilantik pada Selasa (10/5/2022) siang, menjamu makan malam tamu undangan dari negara sahabat. Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi salah satu tamu undangan dalam jamuan makan malam tersebut.
Megawati duduk bersebelahan dengan istri presiden, Kim Kun-hee. Keduanya pun akrab berbincang-bincang dengan dibantu penerjemah. Pada jamuan makan malam ini, Megawati didampingi Duta Besar Indonesia untuk Korsel Gandi Sulistiyanto, Bendahara Umum DPP PDIP Olly Dondokambey dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri.
Yoon yang duduk di sebelah kanan Kim membiarkan istrinya berbincang-bincang dengan Megawati. Ia menyambut tamu undangan lainnya. Kedekatan Kim dengan Megawati tersebut terbawa sampai sebelum tidur. Keduanya banyak bercerita tentang Megawati.
“Jadi ibu (Megawati) waktu semalam jamuan makan malam dekat dengan istrinya presiden kan ngobrol banyak soal ini dan istrinya presiden menganggap (Megawati) seperti senior. Kayak belajar dengan ibu sendiri,” tutur Rokhmin Dahuri yang mendampingi Megawati selama di Seoul.
Cerita yang dikisahkan Kim pun terbawa sampai keesokan harinya ketika Yoon berjumpa dengan Megawati di istana kepresidenan Korea Selatan di Seoul, Rabu (11/5/2022). Yoon senantiasa berdiri di sisi kanan Megawati ketika menulis buku tamu. Di buku tamu tersebut, Megawati menulis "Semoga persahabatan antara Republik Indonesia dengan Republik Korea Selatan semakin erat selamanya. Salam hangat Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia".
“Jadi ibu (Megawati) waktu semalam jamuan makan malam dekat dengan istrinya presiden kan ngobrol banyak soal ini dan istrinya presiden menganggap (Megawati) seperti senior. Kayak belajar dengan ibu sendiri”
Dimuliakan
Usai menulis buku tamu, Yoon menyalami Megawati dengan erat. Bahkan, ia menggandeng Ketua Umum PDIP untuk berfoto di hadapan fotografer. Tak hanya untuk berfoto, Yoon menggandeng Megawati menuju ruang pertemuan untuk membicarakan hubungan bilateral kedua negara. Megawati duduk di baris kanan, sedangkan Yoon di sisi kiri. Keduanya duduk saling berhadap-hadapan.
Baca Juga:
Ketika membuka pertemuan, berterima kasih karena Megawati berkenan menghadiri pelantikannya sebagai presiden ke-13 Korea Selatan dan jamuan makan malam. Bagi Yoon, bertemu dengan Megawati adalah suatu kemuliaan.
“Suatu kemuliaan bagi saya bisa bertemu dengan Ibu Megawati yang telah lama memberikan kontribusi dalam peningkatan hubungan kerja sama kedua negara dan penciptaan perdamaian di Semenanjung Korea,”
ucap Yoon.
Ia berharap, Megawati senantiasa berkenan memberikan perhatian dan dukungan kepada Korsel. Sebab, kedua negara telah melewati perjalanan sejarah yang berliku dan berhasil meraih demokrasi serta mencapai perkembangan ekonomi.
Pengalaman kedua negara tersebut menjadi bagian penting dalam membangun kerja sama yang spesial antarkedua negara. Yoon menyebutkan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di kawasan ASEAN yang menjadi mitra khusus bagi Korsel. Selama setengah abad ini, Indonesia dan Korsel melakukan loncatan besar dalam bekerja sama
.
Megawati menyambut kerja sama yang diharapkan Yoon. Selain mengucapkan selamat, Megawati juga menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo agar suatu saat Yoon dapat berkunjung ke Indonesia. Yoon pun menerima undangan tersebut dengan antusias.
Usai pertemuan, Yoon menemani Megawati hingga masuk ke mobil dan meninggalkan istana kepresidenan.
"Baru kali ini Megawati langsung bisa dekat dengan presiden Korsel. Padahal, keduanya belum pernah bertemu. Saat bertemu dengan dua presiden Korsel sebelumnya, pertemuan berjalan formal dengan hanya berjabat tangan
Rokhmin yang telah mendampingi Megawati sejak menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2001-2004 lalu mengungkapkan, baru kali ini Megawati langsung bisa dekat dengan presiden Korsel. Padahal, keduanya belum pernah bertemu. Saat bertemu dengan dua presiden Korsel sebelumnya, pertemuan berjalan formal dengan hanya berjabat tangan.
“Biasanya formal saja hanya salaman. Berjalan beriring, tetapi tidak ada gandengan,” tutur Rokhmin. Padahal, Megawati bertemu dengan mantan Presiden Korsel Moon Jae-in dan Park Geun-hye minimal dua kali.
Menurut Rokhmin, gestur tubuh dan bahasa yang keluar dari Yoon menggambarkan bangsa Korea yang menganggap Megawati sebagai harapan. Sebab, Indonesia tidak memihak kepentingan Korea Utara maupun Korsel.
“Biasanya formal saja hanya salaman. Berjalan beriring, tetapi tidak ada gandengan”
Pribadi Megawati juga telah dikenal oleh masyarakat Korea sejak proklamator Soekarno bersahabat dengan pendiri Korea Utara Kim Il Sung. Pada 1965, Megawati pernah diajak Soekarno bertemu dengan Kim Il Sung ketika masih berusia 18 tahun. Saat itu, Megawati bertemu dengan Kim Jong Il yang masih berusia 23 tahun. Kim Jong Il merupakan ayah dari pemimpin Korut saat ini, Kim Jong Un.
Rokhmin mengungkapkan, persahabatan Soekarno dengan Kim Il Sung seperti keluarga. Seperti pada masa kepemimpinan Moon yang mengeluarkan surat negara untuk Megawati agar menjadi utusan khusus untuk mendamaikan Korsel dan Korut, kemungkinan hal tersebut akan terjadi kembali. Megawati kembali diharapkan untuk menjadi penengah kedua negara.
Baca Juga: Megawati Dikenal sebagai Pembawa Pesan Perdamaian di Korea Selatan
Selain faktor perekat antara Korsel dan Korut, Megawati juga dianggap dapat mendekatkan pemerintah dan investor Korsel. Sebab, Megawati sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo. Kedekatan tersebut membuat pemerintah dan investor Korsel menjadi aman dalam menghadapi hambatan-hambatan.
Profesor
Pengaruh besar Megawati terhadap Korsel pun mendapatkan ganjaran gelar profesor kehormatan tertinggi dari Seoul Institute of The Arts (SIA). Megawati mendapakan sambutan hangat dari SIA. Presiden SIA, Nam Sik Lee selalu menemani Megawati berkeliling di sekitar kampus SIA.
Nam mengungkapkan, gelar tersebut diberikan untuk disiplin ilmu Kebijakan Seni dan Ekonomi Kreatif. Megawati dinilai telah menjadi pemimpin negara yang berani dan penuh semangat mempromosikan seni, budaya, dan ekonomi kreatif untuk pengembangan perdamaian, demokrasi, serta peningkatan kualitas hidup. Megawati menjadi pelopor penelitian dan inovasi yang telah menjadi panutan bagi generasi masa depan.
"Megawati dinilai telah menjadi pemimpin negara yang berani dan penuh semangat mempromosikan seni, budaya, dan ekonomi kreatif untuk pengembangan perdamaian, demokrasi, serta peningkatan kualitas hidup. Megawati menjadi pelopor penelitian dan inovasi yang telah menjadi panutan bagi generasi masa depan"
Menurut Sahabat Megawati, Samuel Watimena yang merupakan perancang busana, penghargaan di bidang seni bagi Megawati bukan tanpa alasan. Megawati sejak kecil seorang penari. Ia juga kolektor kain tradisional atau wastra. Bahkan, di PDIP, Megawati sampai membuat Badan Kebudayaan Nasional.
Seni sangat identik dengan keindahan. Megawati dalam membuat segala sesuatu seperti taman selalu melihat nilai yang ada di dalamnya dan menjadi fungsi hidup yang indah sekali. Selamat Ibu Mega, semoga selalu membawa perdamaian yang indah.