Partai Demokrat Tunggu Tiket dan Momentum untuk Pilpres 2024
Saat ini, kader Demokrat diminta fokus membantu dan menyapa masyarakat. Termasuk menjaring aspirasi publik terkait figur yang tepat untuk diajukan Demokrat di Pilpres 2024.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrat menunggu tiket dan momentum untuk mengambil keputusan terkait Pemilu Presiden 2024. Saat ini, Demokrat masih menjaring aspirasi dari masyarakat meski di internal Demokrat, dukungan agar Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon presiden diklaim terus menguat.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melanjutkan safari silaturahmi Lebaran ke sejumlah ulama pengasuh pondok pesantren di Jawa Tengah setelah sebelumnya di Jawa Timur.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, Agus Harimurti Yudhoyono telah meminta semua kader untuk lebih intens menyapa masyarakat. Termasuk di dalamnya menyerap aspirasi masyarakat terkait figur yang tepat untuk diajukan dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
”Memang ada aspirasi sangat kuat di internal Partai Demokrat untuk mengusung AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai capres. Begitu pula dengan berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan harapannya kepada AHY langsung ataupun melalui kader-kader Demokrat agar AHY bisa maju di kontestasi Pilpres 2024. Di berbagai survei, AHY pun stabil di posisi 4 atau 5, dengan tren elektabilitas yang terus meningkat,” kata Herzaky melalui keterangan tertulis, Jumat (6/5/2022).
Akan tetapi, kata Herzaky, politik itu sangat dinamis dan banyak faktor yang menentukan. Selain itu, rakyat dilihat masih banyak yang kesulitan sehingga kader Demokrat diminta fokus membantu rakyat dan belum waktunya membicarakan serta menentukan calon presiden dari Partai Demokrat.
Bagi Demokrat, ada dua faktor yang menjadi kunci dalam pilpres, yakni tiket dan momentum. Untuk mendapatkan tiket pencalonan presiden-wapres di pilpres, Demokrat harus membangun koalisi dengan partai politik lain. Kalau punya elektabilitas tinggi, tetapi tidak punya tiket, maka tidak akan berarti apa-apa.
Untuk momentum, berarti harus tepat waktunya dalam memilih dan mengumumkan pasangan calon ke publik.
”Punya elektabilitas tinggi sekarang, apakah ada jaminan bakal bertahan hingga tahun depan? Survei salah satu tolok ukur, tetapi gambaran sementara, potret saat ini. Bukan suatu kepastian. Masih harus terus kita dalami dan cermati perkembangan ke depannya,” kata Herzaky.
Berkaitan dengan hal itu, Demokrat terus membuka komunikasi politik dengan semua pemimpin partai politik (parpol) dan para mitra berdemokrasi. Koalisi yang akan dibangun Demokrat adalah koalisi yang memiliki visi dan program atau platform untuk terus memperjuangkan kepentingan rakyat. Kesepahaman tersebut menjadi dasar dalam bangunan koalisi untuk Pilpres 2024.
Demokrat berkeyakinan, jika koalisi tersebut berjuang untuk rakyat, kemenangan bakal dicapai. Kalau koalisi tidak berbicara tentang rakyat, hanya menginginkan kekuasaan dan bagi-bagi kekuasaan, rakyat tidak bisa menerima dengan baik dan tak akan memberikan kemenangan dalam kontestasi pimpinan nasional.
Untuk membentuk koalisi seperti itu, kesepahaman bersama harus dibangun. Saat ini, Demokrat masih menjajaki semua kemungkinan dan sangat dinamis. Pada waktunya, Partai Demokrat akan mengumumkan, jika memang sudah semakin mengerucut dan final.
”Bisa di awal 2023, bisa jelang pendaftaran capres di September 2023, dan bisa juga lebih awal,” kata Herzaky.
Sementara itu, Prabowo Subianto melanjutkan safari silaturahmi Lebaran ke sejumlah ulama pengasuh pondok pesantren di Jateng, Kamis (5/5). Salah satunya, Prabowo berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar Rembang, Jateng.
Dalam kunjungan ini, Prabowo disambut oleh pimpinan ponpes, Muhammad Najih Maimoen alias Gus Najih, putra almarhum Kiai Haji (KH) Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen.
Prabowo juga ditemui istri Mbah Moen, Nyai Hj Heny Maryam Syafa’ati. Kemudian putra hingga cucu almarhum Mbah Moen, KH Abdullah Ubab Maimoen Zubair, KH Muhammad Najih Maimoen, KH Idror Maimoen Zubair, dan Ags Rojih Abdullah Ubab Maimoen Zubair.
Turut mendampingi Prabowo sejumlah pengurus Partai Gerindra yang juga menjabat anggota DPR dan DPRD Jateng, seperti Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Gerindra yang juga anggota DPR Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah (Jateng) VI Prasetyo Hadi dan Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jateng Rohmat Marzuki.
Prabowo pun diberi kesempatan mengunjungi bekas kamar almarhum Mbah Moen. Di dalam kamar itu, Prabowo mengenang pertemuan-pertemuan yang pernah ia lakukan bersama Mbah Moen.
Prabowo mengingat pesan-pesan perjuangan yang pernah disampaikan Mbah Moen terhadap dirinya. Salah satu pesan Mbah Moen yang selalu diingat Prabowo adalah tentang komitmen memperjuangkan rakyat kecil.
”Pesan beliau selalu tertanam di benak saya, ’Mas Prabowo harus selalu bela rakyat, Mas Prabowo harus selalu bela rakyat kecil’,” ujar Prabowo.
Selanjutnya, Prabowo mengunjungi Pondok Pesantren Attauhidiyah Giren Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis malam. Kedatangan Prabowo disambut langsung oleh pimpinan ponpes, Kiai Haji Ahmad Saidi.
Prabowo mengatakan, kunjungannya ini merupakan silaturahmi Lebaran dengan sahabat lamanya.
Setelah diperkenankan masuk ke dalam ruang tamu, Ahmad dan Prabowo terlihat antusias berdiskusi. Keduanya saling memahami tentang pentingnya komitmen perjuangan untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera berdiri di atas kaki sendiri.
Ahmad pun mendoakan Prabowo agar senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan untuk bisa menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia demi mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat.
”Saya terimakasih atas kebaikan Pak Kiai dalam menerima kedatangan saya. Saya kira mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur adalah cita-cita setiap insan pemimpin bangsa ini, ya,” kata Prabowo melalui keterangan tertulis.
Prabowo memberikan cenderamata berupa dua buku yang berjudul Kepemimpinan Militer dan Indonesia Paradoks. Buku itu merupakan karya Prabowo.
Pada Selasa (3/5) dan Rabu (4/5), Prabowo pergi ke sejumlah kota di Jatim untuk menemui ulama pengasuh sejumlah ponpes di Jatim. Ia juga sempat bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Selain itu, pada Senin (2/5), Prabowo sempat bersilaturahmi ke Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Spekulasi bermunculan bahwa safari Prabowo ini terkait dengan Pilpres 2024. Namun, Prabowo dan sejumlah elite Gerindra menepis hal itu, dan mengatakan bahwa kunjungan-kunjungan itu sepenuhnya untuk silaturahmi Lebaran.