Pengangguran Global 2022 Diprediksi 207 Juta Orang, Pemulihan Harus Berorientasi Manusia
Presiden Jokowi mengapresiasi pertemuan ILO Global Forum for a Human-Centred Recovery from the Covid-19 yang mencari solusi di sektor ketenagakerjaan. Karena itu, perlu kerja sama semua pihak di Tanah Air.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengapresiasi pelaksanaan pertemuan ILO Global Forum for a Human-Centred Recovery from the Covid-19 yang bertujuan untuk mencari solusi bagi tantangan berat sektor ketenagakerjaan di tengah pandemi. Berdasarkan proyeksi Organisasi Buruh Internasional (ILO), tingkat pengangguran global bisa mencapai 207 juta orang pada 2022 atau 21 juta orang lebih banyak daripada 2019.
”Laju pemulihan kesehatan dan ekonomi sangat beragam antarnegara dan kawasan akibat perbedaan tingkat vaksinasi dan stimulus fiskal. Oleh karena itu, saya sangat mendukung arah pemulihan dunia kerja harus berorientasi pada manusia. Perlu keseriusan untuk menjalankan Global Call to Action for a Human-Centred Recovery,” ujar Presiden dalam pidato Pembukaan ILO Global Forum for a Human-Centred Recovery from the Covid-19 secara daring dari Istana Merdeka, Selasa (22/2/2022).
Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah upaya Pemerintah Indonesia dalam mendukung arah pemulihan dunia kerja akibat pandemi Covid-19 yang berorientasi pada manusia. Menurut Presiden, lingkungan kerja harus aman bagi para pekerja. Upaya vaksinasi bagi tenaga kerja dan keluarganya harus terus digencarkan, baik yang bekerja di sektor formal maupun informal.
Di Indonesia, vaksin Covid-19 diberikan secara gratis terhadap seluruh penduduk, termasuk kepada para pekerja. Presiden Jokowi juga mengajak untuk memperkuat perlindungan sosial bagi pekerja yang terkena dampak pandemi. Sebanyak 4,14 miliar orang atau 53,1 persen penduduk dunia tidak memiliki perlindungan sosial. Perlindungan sosial memerlukan komitmen politik yang tinggi dan dukungan pembiayaan.
Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lapangan kerja baru. Keberpihakan dan inovasi diperlukan agar tercipta lapangan kerja yang lebih banyak. Perbaikan iklim investasi yang pro-people perlu terus dijalankan, termasuk di sektor ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Perlindungan sosial di Indonesia merupakan bagian penting dari program pemulihan ekonomi nasional. Program pemulihan ini termasuk di antaranya adalah Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, bansos tunai, hingga subsidi listrik. Pemerintah setidaknya telah mengalokasikan Rp 186,64 triliun untuk perlindungan sosial.
”Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lapangan kerja baru. Keberpihakan dan inovasi diperlukan agar tercipta lapangan kerja yang lebih banyak. Perbaikan iklim investasi yang pro-people perlu terus dijalankan, termasuk di sektor ekonomi hijau yang berkelanjutan,” ucap Presiden Jokowi.
Upaya memperkuat daya saing kerja dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dunia pada masa mendatang. Upskilling dan reskilling harus terus-menerus dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Pendidikan literasi digital juga harus menjadi prioritas agar pekerja bisa bertahan di tengah gelombang transformasi digital.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program kartu prakerja bagi para pencari kerja ataupun mereka yang putus kerja untuk memperoleh keterampilan baru atau membuka potensi wirausaha. ”Mari kita bekerja sama untuk mewujudkan dunia kerja yang lebih inklusif, yang tangguh dan berkelanjutan,” ucapnya.
Kesenjangan antarnegara
Dalam keterangan pers tertulis di laman ILO, Direktur Jenderal ILO Guy Ryder mendesak masyarakat internasional untuk terlibat dalam mengatasi dampak sosial dan ekonomi dari pandemi Covid-19. Ryder menyoroti kesenjangan antarnegara yang semakin lebar akibat pandemi, yang telah menghantam terutama yang paling lemah.
”Kita harus bertindak untuk memeriksa dan membalikkan dinamika ini yang jika tidak dilakukan akan membuat dunia menjadi lebih tidak adil dan pada akhirnya menjadi lebih berbahaya,” ujar Ryder pada sambutan di pembukaan ILO Global Forum for a Human-Centred Recovery from the Covid-19.
Kerja sama yang baru dan konkret di semua bidang yang dibahas di forum tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi penting berupa terobosan baru yang melahirkan tindakan nyata. Pembahasan, antara lain, mencakup pertumbuhan inklusif dan pekerjaan yang layak, perlindungan sosial universal, upaya melindungi pekerja dan mempertahankan perusahaan, serta transisi yang adil menuju netralitas karbon.
Forum yang berlangsung selama tiga hari ini mempertemukan para kepala negara dan pemerintah, kepala organisasi internasional dan bank pembangunan multilateral, serta para pemimpin perusahaan dan pekerja dari seluruh dunia. Mereka akan mengusulkan tindakan nyata yang dapat memperkuat respons internasional terhadap pandemi Covid-19.
Forum yang berlangsung selama tiga hari ini mempertemukan para kepala negara dan pemerintah, kepala organisasi internasional dan bank pembangunan multilateral, serta para pemimpin perusahaan dan pekerja dari seluruh dunia. Mereka akan mengusulkan tindakan nyata yang dapat memperkuat respons internasional terhadap pandemi Covid-19.
Pada sesi pembukaan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, forum tersebut penting dalam upaya penyelamatan untuk mencapai keseimbangan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. ”Kita membutuhkan pemulihan hijau yang berpusat pada manusia yang mengutamakan orang,” katanya.
Upaya yang yang berpusat pada manusia ini juga memiliki makna bahwa perlindungan sosial universal harus bisa tercapai. ”Mendahulukan manusia berarti kesetaraan vaksin yang sesungguhnya, mereformasi sistem keuangan global sehingga semua negara dapat mengakses pembiayaan untuk mendukung rakyat, termasuk melalui pengurangan utang dan sistem pajak yang lebih adil. Komitmen iklim yang sesuai dengan skala dan urgensi krisis,” ujar Guterres.
Sesi pembukaan ILO Global Forum for a Human-Centred Recovery from the Covid-19 juga diisi dengan pidato pernyataan dari sejumlah kepala negara dan pemerintahan dari semua kawasan dan kepala organisasi internasional, termasuk Presiden Jokowi. Mereka bersama-sama menyampaikan seruan untuk memajukan pemulihan yang berpusat pada manusia melalui penguatan kerja sama multilateral dan tripartit.