Jaket G-20 Jokowi Melaju dari Mandalika
Lewat jaket, Presiden Jokowi promosikan presidensi Indonesia pada G-20 kepada masyarakat. Logo gunungan pada jaket itu membawa pesan bahwa Indonesia berperan aktif membawa dunia masuki babak baru, pemulihan pascapandemi.
Presiden Joko Widodo mengenakan jaket bertulisan ”G-20 Indonesia 2022” saat menjajal jalan bypass dari Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Majid menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (13/1/2022).
Jaket dan sepatu kets kerap berpadu dalam kerja-kerja Presiden Joko Widodo. Modelnya pun beragam. Dalam kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat, Kamis (13/1/2022), jaket bertulisan G-20 mencuri perhatian.
Tulisan G-20 Indonesia 2022 terpampang di bagian tengah jaket hijau beraksen hitam itu saat Presiden menjajal jalur bypass dari Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Majid menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Jalur ini menjadi jalur utama untuk perhelatan MotoGP pada Maret mendatang.
Bersepeda motor Kawasaki W175 warna hijau hasil pesanan atau customberkapasitas mesin 174 cc, Presiden tak hanya mengenakan jaket, tetapi juga celana hitam khusus berkendara motor produksi Continmoto asal Cimahi, Jawa Barat, dan sepatu kets produk Nah Project asal Bandung. Selain itu, masih ada sarung tangan buatan Bellissimo asal Tangerang serta helm dari RSV Helmet, produsen asal Bandung.
Namun, jaket hijau buatan Rabbit and Wheels disesuaikan dengan presidensi G-20 Indonesia tahun 2022 ini. Slogan presidensi ”Recover Together, Recover Stronger” pun tersemat di bagian dada sebelah kiri.
Logo G-20 Indonesia, gunungan dengan motif kawung, tampil sangat besar di bagian punggung jaket. Di atasnya terbentang tulisan dengan slogan tegas nan optimistis: ”Indonesia Memimpin”.
Pemilik Rabbit and Wheels, Irvan Octria, mengatakan bahwa desain tersebut berikut kata-kata yang menempel pada jaket merupakan permintaan Presiden Jokowi sendiri. Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga meminta detail lain berupa angka 76 sebagai tanda usia kemerdekaan RI.
Strategi Presiden Jokowi untuk mempromosikan produk buatan dalam negeri dengan memakai pakaian karya anak bangsa terbukti berhasil. Jaket buatan produsen lokal asal Kota Bandung, Rabbit and Wheels, yang dua kali dipakai Presiden Jokowi terbukti kebanjiran peminat.
”Bapak meminta angka 76 di bawah bagian jaket sebagai tanda 76 tahun Indonesia merdeka. Dibordir di atas bahan double mesh dengan warna hijau dan hitam,” kata Irvan.
Bahan double mesh ini dinilai cocok untuk jaket pengendara sepeda motor. Sebab, material ini bisa memecah angin dan dilengkapi pelindung. Pengerjaan jaket ini memerlukan waktu satu pekan. Hal ini karena desain jaket tersebut diambil dari desain terbaru produk bertema ”Presidente” yang memang sedang dalam tahap pengerjaan.
Irvan mengatakan, jaket tersebut hanya dibuat satu, khusus untuk Presiden Jokowi, dan jaket yang sama persis tidak bisa dipesan oleh masyarakat umum. Namun, Irvan menyebut pihaknya sudah menyiapkan jaket yang menyerupai jika ada masyarakat yang menginginkan. Harga yang ditawarkan pun cukup wajar, Rp 1,5 juta per jaket.
”Kami siapkan yang edisi menyerupai layout (jaket) Bapak, tetapi berbeda desain. Kayak MotoGP, yang dipakai pebalap sama fans ada bedanya,” tambahnya.
Jaket diproduksi dengan konsep bisa digunakan untuk berkendara roda dua ataupun untuk kebutuhan tampil bergaya. Namun, jaket ini bukan pakaian wearpack yang dirancang khusus untuk balapan di sirkuit. ”Kami memproduksi safety riding gear. Kalau sirkuit wearpack dari atas sampai bawah. Itu hanya jaket untuk touring atau riding,” kata Irvan.
Promosi
Strategi Presiden Jokowi untuk mempromosikan produk buatan dalam negeri dengan memakai pakaian karya anak bangsa terbukti berhasil. Jaket buatan produsen lokal asal Kota Bandung, Rabbit and Wheels, yang dua kali dipakai Presiden Jokowi terbukti kebanjiran peminat. Ketika meluncurkan produk sejenis dengan jaket yang dipakai Presiden, produk tersebut langsung ludes hanya dalam waktu beberapa jam.
Jaket buatan Rabbit and Wheels pernah dipakai ketika Presiden pertama kali menjajal Sirkuit Mandalika sepanjang 4,3 kilometer dengan naik motor miliknya pada Jumat, 12 November 2021.
”Setelah 12 November, kami keluarkan 150 pieces habis dalam sehari, dalam hitungan dua jam, sih. Dari segi waktu sangat dahsyat: dua jam habis. Kami mengeluarkan artikel apa pun jadi habis dalam hitungan jam,” tambah Irvan saat dihubungi, Senin (17/1/2022).
Baca juga :”Sneakers” hingga Jaket Pilihan Presiden
Jaket bertema G-20 Indonesia pun diminati. ”Euforia terjadi sejak pertama Presiden menggunakan. Orderan menumpuk dan orang makin tahu brand kami. Dampak masih sama seperti November. Orderan meningkat. Seperti biasa kami kewalahan. Kami merasa sangat diapresiasi,” tuturnya.
Tak hanya mempromosikan produk anak bangsa, penggunaan jaket berlogo G-20 sekaligus mengingatkan pada presidensi Indonesia di kelompok G-20 sejak 1 Desember 2021 sampai 31 November 2022. Dalam presidensi Indonesia ini, tema yang diusung adalah ”Recover Together, Recover Stronger”. Harapannya, G-20 yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa itu mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berpusat pada manusia, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Presiden Jokowi dalam pembukaan presidensi Indonesia pada G-20 mengatakan, Indonesia akan fokus pada tiga hal. Pertama, penanganan kesehatan yang inklusif. Kedua, transformasi berbasis digital. Terakhir, transisi menuju energi berkelanjutan. Presidensi Indonesia ini juga diharapkan tak sebatas seremonial belaka. Indonesia ingin mendorong negara-negara G-20 melakukan aksi-aksi nyata dan terobosan. Harapannya, masyarakat dunia merasakan dampak positif kerja sama ini.
Harapan ini dituangkan pula dalam logo presidensi G-20 Indonesia berupa gunungan bermotif kawung berwarna dasar merah putih seperti yang ada di bagian punggung dan dada kiri jaket Presiden Jokowi.
Logo mondial
Gunungan bermotif kawung ini bukan sekadar ragam hias. Ada makna yang terkandung dalam logo tersebut. Meski kental bernuansa lokal dan nasional, gunungan kawung ini sejatinya mondial atau berkaitan dengan seluruh dunia.
Dasar logo merah putih merepresentasikan bendera Indonesia. Gunungan menggambarkan peranan aktif Indonesia dalam membawa dunia memasuki babak baru, yakni pemulihan pascapandemi secara bersama. Kawung melambangkan kesempurnaan, keadilan, dan keperkasaan. Perpaduan gunungan dan kawung terlihat sebagai sulur tanaman yang terus tumbuh.
”Ini merupakan representasi semangat pemulihan ekonomi secara bersama. Dengan logo tersebut, Indonesia berkomitmen bahwa presidensi Indonesia akan memberikan dampak positif, tidak saja bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan keterangan tentang presidensi Indonesia di G-20 pada pertengahan September 2021 lalu.
Baca juga :Presiden Jokowi Janji G-20 Hasilkan Inisiatif Konkret
Pernyataan Menlu Retno mengenai makna logo G-20, khususnya simbol gunungan, dan peran Indonesia di kancah dunia ini menarik ketika disandingkan dengan penjabaran dalam pustaka klasik Sedjarah Wajang Purwa karya Hardjowirogo (1955). Di buku tersebut dijelaskan riwayat gunungan dalam pewayangan yang merupakan lambang keadaan dunia dan isinya.
Sebelum wayang dimainkan, gunungan ditancapkan di tengah kelir atau layar wayang. Saat wayang mulai dimainkan, gunungan dicabut dan ditancapkan di bagian kanan. Gunungan ditancapkan kembali di tengah ketika akan ada penggantian cerita. Gunungan dipakai pula sebagai penggambaran api dan angin, yakni dengan mengatur gerakan dan arah hadap sisinya ke penonton di depan kelir.
Dalang dengan piawai menggerakkan gunungan secara cepat untuk menggambarkan angin. Demikian pula untuk perumpamaan api, gunungan juga dijalankan dengan gerakan cepat, tetapi kali ini gunungan tersebut dibalik sehingga menampilkan sisi belakangnya yang hanya berwarna merah sebagai perlambang api. Dan, sehabis lakon dimainkan, gunungan kembali ditancapkan di tengah kelir. Tancep kayon, istilah dunia pewayangan untuk menunjukkan usainya pergelaran.
Motif batik kawung dalam logo presidensi G-20 Indonesia sekaligus menjadi upaya mengangkat batik ke panggung dunia. Hal serupa pernah dilakukan di era pemerintahan Presiden Soeharto, yakni saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 1994 di Bogor.
Peran penting Indonesia di tataran dunia seperti logo gunungan kawung. Ada lakon yang tengah dijalankan Indonesia sebelum nantinya tancep kayon, saat tongkat keketuaan G-20 diestafetkan ke negara anggota G-20 lain di akhir masa presidensi, 31 November 2022.
Motif batik kawung dalam logo presidensi G-20 Indonesia sekaligus menjadi upaya mengangkat batik ke panggung dunia. Hal serupa pernah dilakukan di era pemerintahan Presiden Soeharto, yakni saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 1994 di Bogor, Jawa Barat. Kala itu, para pemimpin negara dari Asia Tenggara, Jepang, Korea Selatan, China, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan lainnya memakai batik tulis dengan motif beragam. Maestro batik Indonesia, Iwan Tirta, ditunjuk sebagai perancang busana resmi di KTT APEC tersebut.
Baca juga :Indonesia, Penyeimbang dan Jembatan di Presidensi G-20
Kini, promosi presidensi Indonesia pada G-20 dimulai dari jaket yang dikenakan Presiden Jokowi di Mandalika. Hal serupa pernah dilakukan Presiden Jokowi saat mendorong promosi Asian Games 2018. Jaket berlogo Asian Games yang penuh warna dengan lukisan beragam cabang olahraga di bagian punggungnya dipakai ke berbagai kegiatan, termasuk saat memimpin rapat terbatas.
Masyarakat pun menyambut presidensi Indonesia pada G-20. Masyarakat berharap Indonesia mampu memainkan peran signifikan, termasuk mendorong kepentingan nasional, di antaranya dalam penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, dan penguatan kualitas demokrasi dan keamanan negara. Hal itu seperti tampak dalam jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas, pertengahan Januari ini (Kompas.id, Selasa, 18/1/2022).
Tentu, promosi presidensi G-20 akan semakin bermakna ketika Indonesia betul-betul mampu berperan dan membawa aksi-aksi nyata pada negara-negara G-20. Perjalanan sampai akhir November 2022 akan membuktikan hal tersebut.