Megawati Sayangkan Adanya Benalu yang Manfaatkan Situasi Pandemi
Persatuan seluruh komponen bangsa saat melawan penjajah seharusnya terus digelorakan untuk menjawab situasi krisis akibat pandemi Covid-19.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bangsa Indonesia memiliki modal besar untuk bisa keluar dari krisis sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dengan semangat kegotongroyongan. Energi positif ini harus terus dijaga karena tantangan semakin berat, apalagi dengan mulai merebaknya kasus Omicron, varian baru Covid-19.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dalam perayaan puncak hari ulang tahun ke-49 PDI-P, melalui telekonferensi video, Senin (10/1/2022), mengatakan, semangat melawan penjajah selama 350 tahun harus menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Saat itu, seluruh kekuatan bangsa bersatu untuk bangkit dan melawan penjajah.
Semangat itu, lanjut Megawati, sejatinya harus terus digelorakan dalam menjawab situasi krisis sosial dan ekonomi akibat pandemi. Semangat gotong royong yang menjadi perwujudan dari Pancasila menjadi senjata paling ampuh dan efektif dalam menghadapi pandemi.
”Sikap yang paling bijak seharusnya dikedepankan adalah mengobarkan energi positif atau memperkuat semangat persatuan gotong royong,” ujar Megawati.
Dari tampilan layar yang ditampilkan di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Megawati terlihat didampingi oleh kedua anaknya, Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua DPP PDI-P Prananda Prabowo.
Acara perayaan puncak HUT ke-49 PDI-P kali ini juga dihadiri secara daring oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju pun ikut hadir.
Megawati mengingatkan, tantangan rakyat Indonesia saat ini jauh lebih berat berat dibandingkan dahulu. Jika di zaman dahulu, seperti diungkap oleh proklamator kemerdekaan Indonesia Soekarno, corak perjuangan saat itu adalah berjuang melawan penjajah. Sementara, saat ini, perjuangan lebih sulit karena berhadapan dengan bangsa sendiri.
Tantangan itu, menurut dia, terungkap dari sejumlah fakta di lapangan belakangan ini. Ia melihat masih ada kekuatan antikemajuan. Mereka menolak berbagai bentuk protokol kesehatan karena keyakinan sempit yang meminggirkan nalar dan alam pikir. Mereka juga menolak berbagai bentuk bantuan pemerintah, seperti vaksin.
Ironisnya, tambah Megawati, masih ada saja kelompok politik yang mencoba memancing di air keruh. Mereka memanfaatkan pandemi untuk mendiskreditkan pemerintah. Di luar itu, ada pula kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya. Atas nama pandemi, mereka masih mencari keuntungan materi.
Dari sini, ia mengajak seluruh kader PDI-P agar membawa persatuan yang erat antara pemimpin dan rakyat, begitu pula sebaliknya. Sinergi dan koneksitas ini harus dibangun sehingga bangsa ini berhasil menanggulangi pandemi dan menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi bagi kemajuan bangsa.
Belajar dari sejarah Indonesia, Megawati menyebut, bangsa ini memiliki kekuatan kolektif untuk mampu keluar dari krisis. Kuncinya terletak pada keyakinan pemimpin.
”Pada kesatupaduan pemimpin dengan rakyat, pada pembumian ideologi Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Pancasila adalah jalan bangsa Indonesia menuju masa depannya,” ucap Megawati.
Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi yang tegas, solutif, dan mampu merespons berbagai persoalan dengan baik. Namun, ia mengingatkan bahwa masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dijalani.
Pertama, dengan menjadi tuan rumah Presidensi G-20, Indonesia harus mampu membangun tata dunia baru yang lebih berkeadilan dan mengedepankan kerja sama antarbangsa dengan mengedepankan kesetaraan.
Kedua, percepatan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Ia pun mengingatkan agar Indonesia jangan sampai bergantung pada impor. Ketiga, memastikan keberhasilan Pemilu 2024. Pemilu 2024 harus bisa berjalan secara demokratis, jujur, dan adil.
Nilai luhur
Presiden Jokowi, dalam pidatonya, sependapat dengan Megawati bahwa kunci utama keberhasilan mengatasi pandemi adalah kegotongroyongan. Walaupun arus globalisasi dan informasi lintas negara sangat kuat, karakter kebangsaan senantiasa tetap kokoh.
”Nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Bung Karno dan pendiri bangsa lainnya terus kita perkokoh. Nilai-nilai luhur Pancasila harus terus kita jaga menjadi pegangan bagi generasi-generasi penerus kita,” ujar Jokowi.
Ia bersyukur, lambat laun, tantangan kesehatan yang kompleks akibat pandemi mulai bisa teratasi. Pada Juli 2021, misalnya, jumlah kasus Covid-19 mencapai 56.000 per hari. Per Minggu (9/1/2022), kasus konfirmasi menurun drastis menjadi 529 kasus.
Vaksinasi juga terus dipercepat. Ia menyebut, Indonesia masuk lima besar negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak di dunia. Sebanyak 288 juta dosis vaksin telah disuntikkan kepada rakyat. Dosis pertama sudah mencapai 81,7 persen, sedangkan dosis kedua mencapai 56,1 persen.
”Walaupun kita berhasil menangani pandemi, kita harus tetap berhati-hati, tetap harus waspada terhadap kemungkinan risiko pandemi karena adanya varian Omicron,” ujar Presiden.
Presiden pun menegaskan, pandemi tak boleh menghentikan upaya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Ia mengungkapkan sejumlah capaian selama pandemi, seperti penurunan angka stunting. Pada 2021, angka stunting turun menjadi 24,4 persen tujuh tahun lalu yang mencapai 37,2 persen.
”Masalah stunting yang menjadi tantangan besar sumber daya manusia unggul kita, terus kita turunkan,” ucap Jokowi.
Selain itu, akses rakyat terhadap pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi juga terus dijamin oleh pemerintah. Misalnya, di 2021, pemerintah menggelontorkan Rp 11 triliun untuk program Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 21 juta siswa di Nusantara.
Pemerintah juga telah mengeluarkan anggaran Rp 9,4 triliun untuk diberikan kepada 1,1 juta mahasiswa di seluruh Tanah Air sepanjang 2021.
Dari berbagai upaya peningkatan sisi kesehatan dan pendidikan yang telah dilakukan pemerintah, Jokowi menyebut, skor Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) mengalami kenaikan dari 0,52 di 2017 menjadi 0,54 di 2020. ”Ini akan terus kita tingkatkan,” katanya.
Puan Maharani saat mengisi Bimbingan Teknis (Bimtek) pada acara HUT ke-49 PDI-P, juga mengingatkan, di momentum pemulihan pandemi ini, baik dari segi sosial dan ekonomi, maupun kerja sama dan gotong royong semua pihak menjadi hal yang sangat penting, mulai dari pemerintah, swasta, TNI, Polri, hingga masyarakat. Dengan begitu, pemulihan sosial dan ekonomi bisa lebih cepat.
Menurut Puan, pandemi telah membuktikan bahwa jiwa gotong royong mampu membuat Indonesia menghadapi dan mengatasi persoalan yang ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19. Untuk itu, ia mengajak seluruh kader PDI-P agar ikut bersatu padu membantu pemulihan pandemi.