Posisi Panglima Kodam Jaya berganti dari Mayjen Mulyo Aji ke Mayjen Untung Budiharto. Mayjen Mulyo Aji akan menduduki jabatan baru sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Oleh
Edna C Pattisina dan Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mayor Jenderal (Mayjen) Untung Budiharto menjadi Panglima Kodam (Pangdam) Jaya menggantikan Mayjen Mulyo Aji. Hal ini tercantum dalam Keputusan Panglima TNI 5/I/2022 yang hanya berisi tentang mutasi Pangdam Jaya. Surat salinan keputusan tersebut bertanggal 4 Januari 2022 dan ditandatangani Kepala Setum TNI Brigjen Edy Rochmatullah.
Panglima TNI Jenderal (TNI) Andika Perkasa saat dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022), membenarkan telah menerbitkan surat keputusan mengenai pemberhentian Mayor Jenderal (Mayjen) Mulyo Aji dari posisinya sebagai Panglima Kodam Jaya untuk melaksanakan tugas baru sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Untuk menggantikan Mulyo Aji, Andika menunjuk Mayjen Untung Budiharto yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus Panglima TNI. Untung mulai bertugas sebagai Pangdam Jaya pada tanggal yang ditetapkan, yakni 4 Januari 2022. ”Betul sekali,” ujarnya dihubungi dari Jakarta.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Kodam Jaya Letnan Kolonel (Cpm) Dwi Indra Wirawan mengatakan, dalam waktu dekat, Kodam Jaya akan menyelenggarakan serah terima jabatan Pangdam Jaya.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada nama perwira tinggi yang diputuskan untuk mengisi posisi Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad). Jabatan tersebut kosong sejak mantan Pangkostrad Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman dilantik menjadi Kepala Staf TNI AD bersamaan dengan pelantikan Andika sebagai Panglima pada November 2021.
Andika mengatakan, hingga saat ini penentuan Pangkostrad masih diproses di Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi.
Untung lulus Akademi Militer di tahun yang sama dengan Kepala Staf TNI AD Jenderal Dudung Abdurachman, yaitu tahun 1988. Untung juga termasuk dalam daftar anggota Tim Mawar yang dibentuk Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto saat menjadi Danjen Kopassus.
Tim Mawar adalah tim yang menculik beberapa aktivis pada tahun 1998 seperti Desmond Mahesa dan Pius Lustrilanang. Keduanya pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Gerindra yang ketua umumnya juga Prabowo Subianto. Desmond saat ini adalah Wakil Ketua Komisi III DPR dan Pius menjadi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Kendati sempat menjadi bagian dari Tim Mawar yang beberapa anggotanya diadili di Mahkamah Militer Tinggi, karier Untung relatif lancar. Ia meraih posisi bintang dua saat menjadi Staf Khusus Panglima TNI tahun 2021. Dia juga pernah menjadi Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada 2020-2021, Direktur Operasi dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada 2020, Kepala Staf (Kasdam) I/Bukit Barisan pada 2019-2020, dan Wakil Asisten Operasi KSAD pada 2017-2019.
Komisioner Komnas HAM Amiruddin, Kamis mengatakan, pengangkatan mantan anggota Tim Mawar ini menunjukkan kalau jenjang karier di TNI belum menempatkan HAM sebagai salah satu parameter penting. Hal ini bisa kontraproduktif pada agenda untuk menjadikan TNI lebih profesional.
Selain itu, dia mengatakan hal ini menjadi pengingat pada masyarakat sipil untuk lebih intensif dalam mengingatkan pemerintah terkait-terkait pelanggaran HAM di masa lalu yang penanganan kasusnya masih jalan di tempat.