Terima Gus Yahya di Istana Bogor, Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Bekerja
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2021-2026 KH Yahya Cholil Staquf diterima Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor. Gus Yahya datang untuk melaporkan hasil Muktamar Ke-34 NU kepada Presiden Jokowi.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU periode 2021-2026 KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (29/12/2021). Gus Yahya datang untuk melaporkan hasil Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama yang berlangsung pada 22-24 Desember 2021 di Lampung.
”Hari ini saya menerima kunjungan Gus Yahya di Istana Bogor. Beliau menyampaikan hasil-hasil muktamar, termasuk yang terkait dan punya prospek kerja sama dengan pemerintah,” ujar Presiden Jokowi di akun Twitter dan Instagram seusai menerima Gus Yahya.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung telah berlangsung dengan lancar. ”KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NU periode 2021-2026 dan K.H. Miftachul Achyar ditetapkan sebagai Rais Aam,” tambah Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih atas kedatangan Gus Yahya. “Terima kasih atas kedatangan Gus Yahya. Selamat bekerja kepada segenap jajaran PBNU,” ucap Presiden Jokowi yang menerima Gus Yahya dengan didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Dalam keterangan selepas bertemu Presiden, Gus Yahya mengatakan bahwa ia datang untuk melaporkan hasil Muktamar ke-34 NU kepada Kepala Negara. “Bahwa saya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, sedangkan K.H. Miftachul Achyar ditetapkan sebagai Rais Aam,” ujarnya.
Gus Yahya juga melaporkan hasil-hasil yang disepakati di muktamar, termasuk tentang program-program dan agenda-agenda PBNU ke depan. Apalagi, program dan agenda tersebut nantinya akan sangat terkait dengan beberapa prospek kerja sama, termasuk dengan pemerintah.
"Antara Nahdlatul Ulama dan pemerintah ini harus terus-menerus dalam kerja sama yang erat untuk melaksanakan tanggung jawab itu," tambah Gus Yahya.
Sebagai Ketua Umum PBNU yang baru, Gus Yahya mengatakan agenda utama ke depan dari PBNU adalah untuk menyempurnakan konsolidasi organisasi. Melalui konsolidasi organisasi, Nahdlatul Ulama nantinya diharapkan betul-betul bisa menjadi agen transformasi.
Agenda Pemerintah
Gus Yahya juga menegaskan komitmen NU untuk mendukung pemerintah. "Ketika kita memiliki agenda-agenda nasional untuk menggerakkan masyarakat secara luas, maka Nahdlatul Ulama ini harus bisa sungguh-sungguh efektif dalam menjalankan peran untuk partisipasi masyarakat tersebut termasuk di dalam ikut membantu menyukseskan apa yang telah diagendakan oleh pemerintah," katanya.
Sebelumnya, ketika hadir dalam pembukaan Muktamar Ke-34 NU pada Rabu (22/12) di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung, Presiden Jokowi turut memuji keterlibatan NU dalam membantu pemerintah.
“Atas nama pemerintah, atas nama masyarakat, atas nama negara, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama yang telah membantu pemerintah dalam menenangkan umat, menenangkan masyarakat, dalam pandemi ini,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi juga terima kasih karena NU telah mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong ikut dalam program vaksinasi. “Ini saya rasakan betul, betapa ajakan para kiai, ajakan para ulama betul-betul berdampak pada meningkatnya keinginan masyarakat untuk ikut vaksinasi,” kata Presiden.
Pada awal-awal program vaksinasi, Presiden mencontohkan, begitu keluar vaksin Astrazeneca, banyak daerah yang tidak mau mengambil. Padahal saat itu stok vaksin yang banyak adalah Astrazeneca. “Tetapi begitu saat itu ada telepon dari para kiai dari Jawa Timur, 'Pak Presiden, silakan semuanya vaksin dikirim ke Jawa Timur, kami terima.” Besoknya saya ke Jawa Timur. Betul, berkumpul dan benar-benar semuanya mau menerima vaksin itu,” tambah Kepala Negara.
Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada NU yang terus berkontribusi mengawal kebangsaan. “Mengawal toleransi, mengawal kemajemukan, mengawal Pancasila, mengawal Undang-Undang Dasar 1945, mengawal kebinekaan kita, mengawal NKRI, dan kita harapkan dengan itu kita terus bisa menjaga dan merawat bangsa dan negara kita yang kita cintai,” ujar Presiden.