KH Miftachul Akhyar Terpilih sebagai Rais Aam PBNU Periode 2021-2026
Pada Jumat pukul 00.10, hasil musyawarah AHWA yang dipimpin KH Ma’ruf Amin diumumkan. ”AHWA sepakat bahwa yang menjadi Rais Aam 2021-2026 KH Miftachul Akhyar,” kata KH Zainal Abidin, anggota AHWA.
Oleh
Rini Kustiasih/Iqbal Basyari
·3 menit baca
Kompas/Hendra A Setyawan
KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PB NU
LAMPUNG, KOMPAS — KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Periode 2021-2026. Rais Aam dan Ketua Umum PBNU yang terpilih dari Muktamar Ke-34 NU di Lampung ini akan menghadapi tantangan yang kompleks dalam mengarahkan NU menapaki abad kedua usia organisasi.
Muktamar kali ini berlangsung saat NU berusia 95 tahun sejak didirikan pada 31 Januari 1926.
Pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) berlangsung mulai Kamis (23/12/2021) malam. Pemilihan Rais Aam dilakukan melalui sistem ahlul halli wal aqdi atau AHWA. Sembilan ulama dipilih muktamirin untuk bermusyawarah memilih Rais Aam. Sembilan anggota AHWA terpilih ialah KH Mustofa Bisri, KH Ma’ruf Amin, KH Miftachul Akhyar, TG Turmudzi Badaruddin, KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Jazuli, KH Dimyati Rois, KH Ali Akbar M, dan KH Zainal Abidin.
Pada Jumat pukul 00.10, hasil musyawarah AHWA yang dipimpin KH Ma’ruf Amin diumumkan. ”AHWA sepakat bahwa yang menjadi Rais Aam 2021-2026 KH Miftachul Akhyar,” kata KH Zainal Abidin, anggota AHWA.
Ia menegaskan tak ada perbedaan pendapat mengenai pemilihan Rais Aam. Selain itu, ia juga mengatakan AHWA bersepakat bahwa Rais Aam tidak rangkap jabatan.
Setelah Rais Aam terpilih, agenda muktamar akan dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum PBNU. Adapun pemilihan ketua Umum PBNU dilakukan dengan musyawarah mufakat. Jika tak tercapai mufakat, dilakukan pemilihan langsung. Tiap pengurus cabang, pengurus wilayah, dan pengurus cabang istimewa di luar negeri memiliki satu hak suara.
Kamis siang, KH Said Aqil Siroj optimistis bisa terpilih kembali sebagai ketua umum, begitu pula KH Yahya Cholil Staquf optimistis bisa terpilih sebagai ketua umum. ”Saya hidup selalu optimistis, tak pernah pesimistis,” ujar KH Said saat ditanya wartawan soal pemilihan ketua umum PBNU.
Optimisme itu, lanjut Said, salah satunya didasarkan pada penerimaan para muktamirin atas laporan pertanggungjawaban selama ia menjadi Ketua Umum PBNU 2015-2021.
Yahya juga mengklaim mendapat dukungan dari 447 pemilik suara atau 80 persen dari total suara, yang tergambar saat melakukan konsolidasi pada Selasa malam. Yahya yakin mereka yang datang akan memilihnya.
Pekerjaan rumah
Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sukron Kamil mengatakan, ada beberapa pekerjaan rumah Rais Aam dan Ketua Umum PBNU terpilih. Pertama, NU harus mandiri di bidang ekonomi agar bisa bertahan di segala situasi. Gerakan filantropi harus diperkuat.
Kompas/Hendra A Setyawan
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin (dua dari kiri), Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar (dua dari kanan), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (kanan), dan Gubernur Lampung Junaidi (kiri) saat pembukaan Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Daarussa'adah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Rabu (22/12/2021).
Kedua, penguatan pendidikan harus dilakukan. Apalagi, kader-kader NU banyak yang berasal dari kalangan terdidik dari dalam dan luar negeri. Lembaga pesantren mesti diperkuat agar tetap eksis sekalipun ditinggalkan pendirinya. Di ranah politik, lanjut Sukron, NU perlu menjaga jarak dengan kekuasaan. Kalaupun berada di lingkaran kekuasaan, kader-kader NU harus bisa memberi peran yang besar.
Mustasyar PBNU yang juga Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin sebelumnya mengingatkan, tantangan NU di usianya yang menyongsong abad kedua akan lebih kompleks dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi informasi.