Pemilihan Ketua Umum PBNU Dijadwalkan Malam Ini, KH Said Aqil dan Gus Yahya Optimistis Menang
Kiai Said dan Kiai Yahya sama-sama optimistis bisa mendulang suara terbanyak di pemilihan ketua umum PBNU di Muktamar Ke-34 NU pada Kamis (23/12/2021) malam ini. Calon lainnya, Sa’ad, tampak tak aktif mencari dukungan.
Oleh
IQBAL BASYARI/ RINI KUSTIASIH
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemilihan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2021-2026 dijadwalkan berlangsung di Universitas Malahayati, Lampung, Kamis (23/12/2021) pukul 22.30. Calon ketua umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, optimistis bisa terpilih kembali, begitu pula KH Yahya Cholil Staquf optimistis bisa merebut kursi.
Optimisme kedua kandidat itu diungkapkan seusai mereka keluar dari Sidang Pleno II dengan agenda Laporan Pertanggungjawaban di Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, Kamis (23/12/2021). KH Said Aqil Siroj mengungkapkan optimisme itu saat dimintai keterangan oleh wartawan. ”Saya hidup selalu optimistis, tak pernah pesimistis,” ujarnya saat ditanyai optimisme menjelang pemilihan ketua umum PBNU.
Sebelumnya, Direktur Said Aqil Siroj Institute Imdadun Rahmat mengklaim ada 364 dari 586 pemilik suara atau 62 persen yang mendukung Said sebagai ketua umum PBNU. Sebanyak 331 ketua PWNU dan PCNU memberikan dukungan secara langsung melalui surat pernyataan permintaan agar Said kembali memimpin PBNU. Sisanya, sebanyak 33 PWNU dan PCNU mendukung dalam bentuk deklarasi dengan disaksikan pengurus dari daerah lain.
Optimisme itu, lanjut Said, salah satunya didasarkan pada penerimaan dari para muktamirin atas laporan pertanggungjawaban selama ia menjadi Ketua Umum PBNU periode 2015-2021. ”Yang penting laporan pertanggungjawaban diterima dan diapresiasi oleh seluruh wilayah,” ujarnya.
Dalam laporan pertanggungjawabannya, Said menuturkan banyak program yang sudah dilaksanakan oleh PBNU. Program itu meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, penanggulangan bencana, penguatan manajemen organisasi dan aset, keagamaan dakwah keislaman, kebijakan publik, advokasi hukum, hak asasi manusia, teknologi informasi, kaderisasi, kontraradikalisme, internasional, jaringan internasional, dan keuangan.
Banyak program yang sudah dilaksanakan oleh PBNU. Program itu antara lain meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan penanggulangan bencana. (KH Said Aqil Siroj)
Sekalipun laporan pertanggungjawaban diterima muktamirin, Katib Aam yang juga salah satu calon ketua umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan ada sejumlah catatan yang disampaikan oleh sejumlah pengurus. Beberapa di antaranya terkait dengan kebutuhan untuk memperkuat komunikasi struktural antara PB, PW, dan PC serta kebutuhan untuk konsolidasi program secara struktural sehingga setiap elemen bisa bergerak, bersinergi, dan terkonsolidasi dengan suara yang sama.
Catatan itu, lanjut Yahya, disebut pernah disampaikan sejumlah pengurus saat dirinya melakukan ”safari” ke 474 PWNU dan PCNU dalam tiga bulan terakhir. ”Selama ini saya mendorong teman-teman PW dan PC menyebut nama calon, tetapi banyak di antara mereka yang secara implisit menyebut harapan kepada pengurus baru sebagai pemegang estafet selanjutnya,” ujar Yahya saat konferensi pers seusai Sidang Pleno II.
Konferensi pers diselenggarakan panitia Muktamar Ke-34 NU, tetapi acara itu hanya menghadirkan Yahya. Tidak ada pengurus lain yang ikut, termasuk Said dan jajaran pengurus lainnya. Padahal, lokasi konferensi pers dengan sidang pleno masih dalam satu kawasan kampus UIN Raden Intan.
Yahya kembali mengklaim telah mendapatkan dukungan dari 447 pemilik suara yang tergambar saat melakukan konsolidasi pada Selasa (21/12/2021) malam atau dua hari sebelum pemilihan ketua umum PBNU.
Dalam konferensi pers itu, Yahya kembali mengklaim telah mendapatkan dukungan dari 447 pemilik suara yang tergambar saat melakukan konsolidasi pada Selasa (21/12/2021) malam atau dua hari sebelum pemilihan ketua umum PBNU. Yahya yakin mereka yang datang akan memilihnya pada muktamar kali ini dan periode mendatang jika terpilih sebagai ketua umum PBNU.
”Saya sangat optimistis (menang) karena saya bukan penjahat. Semua kiai yang akan menjadi Rais Aam tidak keberatan dengan saya,” ujarnya.
Tak tampak
Sementara KH As’ad Said Ali yang juga mencalonkan diri sebagai ketua umum PBNU tak terlihat di lokasi. Namun, pada Rabu (22/12/2021) kemarin, ia menegaskan ikut maju sebagai salah satu calon ketua umum PBNU karena ada sejumlah kiai sepuh yang memintanya. ”Saya tawadhu kepada kiai, maka saya akan ikut serta di dalam proses pemilihan ketua umum PBNU,” ucapnya.
Meski mengklaim maju sebagai calon ketua umum, pergerakan kelompok pendukungnya tak tampak di arena muktamar. Tak seperti Yahya dan Said yang memasang baliho memuat foto diri mereka masing-masing sebagai sarana kampanye, Sa’ad tak memasang baliho foto dirinya di arena muktamar.