Antisipasi Omicron, Pintu Masuk Darat dan Laut Diperketat
Pemerintah mengingatkan bahwa peningkatan kasus Covid-19 dari galur Omicron terus meluas di dunia. Apalagi pelaku perjalanan dari luar negeri melalui laut dan darat lebih tinggi ”positivity rate”-nya ketimbang udara.
JAKARTA, KOMPAS — Pengetatan pintu masuk bagi pelaku perjalanan luar negeri tak hanya diberlakukan di jalur udara, tetapi juga di jalur darat dan laut untuk mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2 galur Omicron. Selain itu, menurut rencana, Indonesia akan menutup pintu untuk warga negara asing yang datang dari negara Inggris, Norwegia, dan Denmark.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pengetatan ini seusai rapat terbatas evaluasi penanganan Covid-19 yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Senin (20/12/2021).
”Mengikuti perkembangan yang terjadi, pemerintah akan menambahkan negara Kerajaan Inggris, Norwegia, dan Denmark dalam daftar serta menghapus Hong Kong dalam daftar. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran Omicron yang cepat di ketiga negara (tersebut),” tutur Luhut.
Penambahan ketiga negara itu ke dalam daftar pembatasan warga negara yang dilarang masuk ke Indonesia akan ditetapkan lebih lanjut dalam instruksi Menteri Dalam Negeri dan surat keputusan Satgas Penanganan Covid-19.
Sejak 29 November 2021, Pemerintah Indonesia menutup pintu untuk warga negara asing yang datang dari Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hong Kong. Adapun warga negara Indonesia yang datang dari negara-negara tersebut harus menjalani karantina 14 hari setelah tiba di Indonesia.
”(Perkembangan penyebaran Omicron di dunia) terus dimonitor dan (kebijakan) disesuaikan setiap minggu,” tambah Luhut dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 dari galur Omicron terus meluas di dunia. Dua pekan lalu, jumlah kasus Omicron masih 7.900 kasus, tetapi pekan lalu sudah menjadi 62.342 kasus. Negara yang sudah mengakui adanya varian ini pun meningkat cepat dari 72 negara pada dua pekan lalu menjadi 97 negara minggu lalu.
Baca juga : Sampel PMI dari Malaysia via Kalbar Dicurigai Omicron
Negara dengan jumlah kasus tertinggi pun sudah berubah. Jika awalnya Afrika Selatan memiliki kasus terbanyak, saat ini Inggris menjadi negara dengan kasus Omicron terbanyak, yakni 37.000 kasus, diikuti Denmark 15.000 kasus, Norwegia 2.000 kasus, Afrika Selatan 1.500 kasus, dan Amerika Serikat 1.000 kasus.
Sepekan terakhir, peningkatan pelaku perjalanan luar negeri juga sudah terdeteksi. ”Warga yang masuk melalui pintu masuk laut dan darat jauh lebih tinggi positivity rate-nya dibanding pintu masuk udara. Karena itu, dibantu TNI-Polri dan Kemendagri, surveilans dan karantina di pintu masuk laut dan darat akan diperkuat dengan WGS (whole genome sequencing) dan PCR SGTF (S gene target failure),” papar Budi.
Selain itu, Luhut juga meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri apabila tidak ada kepentingan mendesak. Dengan demikian, risiko tertular varian Omicron lebih kecil. Diharapkan lonjakan kasus seperti saat varian Delta menghantam pada Juni-Juli lalu tak terulang.
Sepekan terakhir, peningkatan pelaku perjalanan luar negeri sudah terdeteksi.
Apabila penyebaran varian Omicron meluas, lanjutnya, pemerintah juga mempertimbangkan untuk meningkatkan masa karantina bagi semua pelaku perjalanan luar negeri menjadi 14 hari. Pemerintah juga menyiapkan tempat-tempat karantina baru selain Wisma Atlet. Sejauh ini, Luhut menyebutkan, pusat isolasi terpadu Pasar Rumput sebagai lokasi karantina yang disiapkan.
Bandara Internasional Juanda Surabaya juga sedang disiapkan untuk menjadi pintu masuk baru bagi pelaku perjalanan luar negeri yang pulang ke Tanah Air. Namun, Luhut meminta warga yang pergi ke luar negeri untuk berbelanja dan mampu secara ekonomi agar menjalani karantina di hotel setiba di Tanah Air. Wisma Atlet yang diberlakukan gratis tidak disiapkan untuk warga yang pergi ke luar negeri untuk berbelanja.
”Kami akan memberi tindakan untuk orang semacam ini. Jangan membuat gosip yang tidak perlu,” kata Luhut.
Baca juga : Omicron Diproyeksikan Menyebar Pesat di AS dalam Dua Pekan ke Depan
Kasus pertama
Terkait dengan kasus pertama Omicron di Indonesia, menurut Budi, adalah petugas kebersihan di Wisma Atlet. Namun, sudah dikonfirmasi bahwa dia tertular 8 Desember lalu dari pelaku perjalanan luar negeri, seorang perempuan warga negara Indonesia yang tiba di Indonesia pada 27 November dari Nigeria.
”Jadi, semua kasus di Indonesia adalah imported case dan terjadi di (lokasi) karantina, sampai saat ini belum ada yang menyebar keluar. Karena itu, perlu diperketat kedatangan dari luar negeri,” tutur Budi.
Selain itu, Luhut menambahkan, pemerintah mempersiapkan langkah-langkah darurat apabila kasus meningkat dengan ambang batas sepuluh kasus per sejuta penduduk per hari atau setara dengan 2.700 kasus per hari. Selain itu, indikator lain untuk mengambil langkah darurat adalah ketika kasus bertambah 500-1.000 kasus per hari serta hunian ruang perawatan naik dan tingkat kematian mendekati ambang 2.
Vaksinasi
Budi lebih lanjut menyampaikan, sudah terbukti kemampuan netralisasi varian Omicron pascainfeksi dan vaksinasi. Ada indikasi penularan kepada warga yang sudah menjalani vaksinasi, bahkan sudah menerima vaksin booster. Pemerintah pun tetap mendorong agar pemerintah daerah mempercepat vaksinasi kepada masyarakat.
Sejauh ini, vaksinasi dosis pertama sudah mencakup 151 juta orang. Warga yang sudah menerima dosis lengkap 107 juta orang. Adapun anak-anak yang sudah divaksin dalam beberapa hari ini mencapai 542.000 orang.
Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), warga yang harus mendapat dua dosis sebanyak 40 persen populasi atau sekitar 108 juta orang. Menurut Budi, jumlah itu akan tercapai dalam dua hari ke depan.
”Kami imbau masyarakat mempercepat vaksinasi (Covid-19),” ujar Budi yang juga mengingatkan bahwa Majelis Ulama Indonesia telah menegaskan vaksin Covid-19 bisa digunakan karena penting untuk keselamatan.
Terkait dengan vaksin penguat (booster), menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah akan merevisi aturan-aturan yang sudah ada dan mengupayakan secepatnya. Kajian untuk dosis ketiga ini sudah dilakukan untuk beberapa produsen seperti Pfizer, Sinovac, dan AstraZeneca.
Presiden Joko Widodo juga meminta vaksin Merah Putih yang dikembangkan BUMN (PT Bio Farma) dan Baylor Medical College disiapkan sebagai salah satu opsi vaksin penguat.
Baca juga : Waspadai Omicron, Batasi Mobilitas
Airlangga menyebutkan, sejauh ini beberapa program vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, PT Bio Farma dengan Baylor, PT Kalbe Farma dan Genexine, serta vaksin nusantara. Semua akan dimatangkan dan disiapkan regulasinya, termasuk pengaturan harganya.
Protokol kesehatan juga akan diperkuat, terutama melalui penerapan aplikasi Peduli Lindungi. Penggunaan aplikasi ini diduga mulai menurun. Pemerintah akan mengumumkan tempat-tempat publik yang tidak disiplin menerapkan Peduli Lindungi. Dengan demikian, masyarakat bisa menilai mana lokasi yang disiplin dan aman.
Pandemi masih jauh dari kata usai. Karena itu, masyarakat diharapkan tidak abai dengan protokol kesehatan dan tidak euforia berlebihan.
Luhut menegaskan, pandemi masih jauh dari kata usai. Karena itu, masyarakat diharapkan tidak abai dengan protokol kesehatan dan tidak euforia berlebihan. Semua warga diminta tidak bepergian ke luar negeri tanpa urusan mendesak.
Secara terpisah, Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah mengetatkan pengawasan atas pergerakan orang. Pembatasan mobilitas perlu diterapkan secara ketat. Protokol kesehatan juga perlu dikuatkan kembali. Di sisi lain, tes dan telusur juga perlu digencarkan kembali sembari menyiapkan instrumen penanganan kesehatan yang baik untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan varian Omicron.