Para Santri dengan Penguatan Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah Bisa Berdayakan Umat
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Seminar Nasional Percepatan Inklusi Keuangan Bagi Pemuda dan Santri menyatakan, pesantren dengan para santrinya punya potensi sangat besar berdayakan ekonomi dan keuangan syariah.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pesantren dengan para santri di dalamnya memiliki potensi sangat besar. Karena itu, semestinya pesantren bisa berperan vital dalam pemberdayaan ekonomi umat. Sejauh ini, para santri juga perlu memiliki literasi ekonomi dan keuangan syariah secara kuat.
Hal ini dipesankan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Seminar Nasional Percepatan Inklusi Keuangan Bagi Pemuda dan Santri yang merupakan bagian acara Kick Off Parade Ekonomi dan Bisnis Masyarakat Pesantren, di Pondok Pesantren Technopreneur As-Shofa Tangerang, Banten melalui konferensi video di Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Hadir dalam acara ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif Airlangga Hartarto, Wakil Bupati Tangerang Mad Romli, Ketua Sentra Pengembangan Ekonomi Pesantren (Spektren) Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin, Presiden Direktur SIMAC Gus Nur Rohman, serta seluruh pengurus dan santri Pondok Pesantren As-Shofa Tangerang.
Sejauh ini, terdapat lebih dari 27.000 pesantren di seluruh Indonesia. Pesantren-pesantren ini mengasuh lebih dari 4,1 juta santri.
“Sejak dulu, para santri telah mengambil peran dalam perjuangan bela negara. Di dunia modern ini, peranan santri dalam bela negara dibutuhkan melalui peningkatan kualitas SDM santri dan kemandirian di bidang ekonomi. Kemajuan santri di kedua aspek tersebut tentu akan menjadi faktor penunjang kemajuan ekonomi nasional,” tutur Wapres Amin.
Karena itu, pesantren memiliki potensi sangat besar mendorong kemajuan ekonomi nasional khususnya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Wapres Amin pun berharap Parade Ekonomi dan Bisnis Masyarakat Pesantren bisa menjadi pusat inkubasi bisnis syariah serta menambah wawasan bagi para santri dalam mengembangkan ide dan inovasi.
“Sejak dulu, para santri telah mengambil peran dalam perjuangan bela negara. Di dunia modern ini, peranan santri dalam bela negara dibutuhkan melalui peningkatan kualitas SDM santri dan kemandirian di bidang ekonomi. Kemajuan santri di kedua aspek tersebut tentu akan menjadi faktor penunjang kemajuan ekonomi nasional”
Peran pemberdayaan ekonomi umat juga perlu dimainkan pesantren. Tak hanya itu, pesantren bisa menjadi penyambung informasi kebijakan ekonomi dan keuangan syariah yang dikeluarkan pemerintah saat ini.
Sejauh ini, terdapat empat hal yang ingin dicapai dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Pertama, kemandirian atas material produk halal. Untuk itu, UMKM Indonesia perlu diperkuat supaya bisa menjadi pemasok bahan baku industri halal. Kedua, pengembangan Dana Sosial Syariah yang mencakup zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) yang dapat mendorong penciptaan usaha-usaha syariah baru.
Ketiga, pengembangan dan perluasan usaha syariah. Pengembangan industri halal diharap menjadi faktor penarik agar usaha mikro dan kecil syariah dapat menjadi bagian dari rantai nilai Industri Halal global. Keempat, membangun pusat-pusat bisnis syariah (Sharia Business Center) yang didukung oleh infrastruktur digital sebagai sarana interaksi antarpelaku bisnis syariah.
"Pondok pesantren memiliki potensi secara ekonomi untuk menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, serta UMKM halal di Indonesia. Hal ini tentu akan didukung pemerintah dan berbagai pihak"
Motor penggerak
Sebelumnya, Airlangga Hartarto juga menyampaikan pondok pesantren memiliki potensi secara ekonomi untuk menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, serta UMKM halal di Indonesia. Hal ini tentu akan didukung pemerintah dan berbagai pihak.
Pemerintah juga tak bisa menjalankan segala upaya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat sendiri. Diperlukan dukungan semua pihak baik kementerian/lembaga, BUMN/BUMD, pihak swasta, usaha besar maupun UMKM, termasuk pondok pesantren.
“Semangat Spektren adalah membangun kolaborasi yang berbasis pesantren. Jadi Pesantren ini menjadi basis, bukan hanya pesantrennya saja, tetapi bagaimana pesantren ini mampu mendampingi masyarakat sekitar pesantren juga untuk sama-sama bangkit secara ekonomi”
“Saya berharap koordinasi dan sinergi dapat terus dipertahankan, diperkuat, hingga diperluas guna mendukung pemberdayaan ekonomi keuangan yang berbasis pondok pesantren,” katanya.
Ketua Sentra Pengembangan Ekonomi Pesantren (Spektren) Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin yang biasa akrab dipanggil Gus Syauqi menyepakati bahwa kolaborasi dan sinergi diperlukan dalam membangkitkan ekonomi syariah.
“Semangat Spektren adalah membangun kolaborasi yang berbasis pesantren. Jadi Pesantren ini menjadi basis, bukan hanya pesantrennya saja, tetapi bagaimana pesantren ini mampu mendampingi masyarakat sekitar pesantren juga untuk sama-sama bangkit secara ekonomi,” ujarnya.
Acara seminar dilanjutkan dengan peluncuran program Community Based Santripreneurship (CBS) oleh Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo, Presiden Direktur Santri Milenial Centre (SIMAC) Gus Nur Rohman, dan Ketua Sentra Pengembangan Ekonomi Pesantren (Spektren) Ahmad Syauqi Ma’ruf. CBS merupakan kolaborasi antara SIMAC dan Spektren untuk mendorong kemandirian ekonomi melalui mitigasi ekosistem bisnis ritel.