Jadwal diputuskan tak berubah karena kebijakan PPKM level 3 saat masa liburan Natal dan Tahun Baru telah dicabut pemerintah. Keputusan diharapkan mengakhiri silang pendapat di internal NU terkait jadwal muktamar.
Oleh
Rini Kustiasih
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama diputuskan untuk tetap digelar pada 23-25 Desember 2021. Keputusan itu mengakhiri polemik terkait dengan penentuan waktu muktamar yang dalam beberapa waktu terakhir mengemuka lantaran adanya rencana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 3 oleh pemerintah.
Keputusan mengenai tanggal muktamar itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dalam konferensi pers yang digelar di kantor PBNU di Kramat Raya, Jakarta, Selasa (7/12/2021). Hadir dalam konferensi pers itu Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini, Pejabat Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Panitia Pengarah (Steering Comittee) M Nuh, Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee) Imam Aziz, dan sejumlah ulama sepuh NU.
Said mengatakan, pihaknya memutuskan untuk tetap menyelenggarakan Muktamar Ke-34 NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021 karena pertimbangan telah dicabutnya kebijakan pemerintah soal PPKM level 3.
”Sehubungan dengan penarikan kebijakan PPKM level 3 terkait pencegahan dan penanggulangan Covid-19 pada masa Natal dan Tahun Baru, maka dengan ini PBNU memberitahukan bahwa penyelenggaraan muktamar adalah sepenuhnya sebagaimana keputusan munas dan konbes (konferensi besar) pada 26 September 2021. Adapun pelaksanaannya ialah 18-20 Jumadil Ula 1442 Hijriah, atau 12-25 Desember 2021 di Lampung. Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan,” katanya.
Sebelumnya, Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar NU, 26 September 2021, memutuskan untuk menyelenggarakan muktamar pada 23-25 Desember 2021. Namun, karena ada perkembangan rencana pemerintah yang akan menerapkan PPKM level 3, rencana muktamar itu menjadi simpang siur. Ada usulan agar muktamar ditunda atau dimundurkan waktunya, tetapi ada pula usulan dari internal NU yang menginginkan agar muktamar dipercepat pada 17-19 Desember 2021.
Dinamika internal di tubuh NU pun terus terjadi ketika pada 29 November, 27 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) mendatangi kantor PBNU. Mereka diterima oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Dalam aspirasinya, ke-27 PWNU itu menyampaikan dukungan kepada surat perintah Rais Aam PBNU yang dikeluarkan pada 25 November 2021. Surat Rais Aam PBNU kepada panitia muktamar itu berisi permintaan agar panitia menggelar muktamar pada 17-19 Desember 2021.
Di sisi lain, muncul berbagai spekulasi terkait dengan kedatangan 27 PWNU itu, lantaran beberapa dari PWNU itu telah menyatakan dukungan kepada KH Yahya Cholil Staquf sebagai calon Ketua Umum PBNU. Sementara pihak yang menginginkan agar muktamar ditunda juga diasosiasikan dengan mereka yang mendukung agar KH Said Aqil Siroj kembali memimpin PBNU.
KH Miftachul Akhyar mengatakan, ia menyampaikan terima kasih kepada Said yang disebutnya sebagai saudara, sahabat, dan teman seperjuangan. Dengan telah diumumkannya hari penyelenggaraan muktamar itu, berarti polemik telah berakhir.
”Alhamdulillah malam ini sejarah terulang. Artinya, apa pun yang terjadi ijtihad masing-masing, akhirnya kita bertemu juga. Yang semuanya itu demi kemaslahatan Nahdlatul Ulama, demi Nahdlatul Ulama, dan demi agar para muasis (pendiri) Nahdlatul Ulama gembira melihat kita di saat amanat ini ada di tangan kita semuanya,” katanya.
Miftachul bersyukur atas anugerah yang besar ini, utamanya setelah disampaikan hasil ikhbar (penyampaian berita) mengenai penyelenggaraan muktamar pada 23-25 Desember 2021.
Namun, Miftachul mengatakan, saat ini ada 23 PWNU yang telah datang ke Jakarta. Mereka datang untuk menyampaikan suara dan aspirasi kepada PBNU. Oleh karena itu, Miftachul mengatakan, Konbes NU akan digelar untuk mewadahi mereka. ”Kami nanti (Selasa malam), karena dengan kedatangan 23 PWNU, akan melanjutkan konbes, dan tidak mengubah dari konbes yang lain. Tidak ada intrik-intrikan di dalamnya, hanya untuk memperkuat yang semua itu tujuannya untuk bayyinah (kemuliaan atau kebaikan),” katanya.
Miftachul juga mengundang Said Aqil Siroj untuk hadir dalam konbes tersebut. Konbes itu akan diselenggarakan sebagai formalitas menerima suara dari PWNU yang telah datang ke Jakarta. Mereka telah datang dari banyak daerah sehingga perlu tetap dihargai suaranya.
Helmy Faishal Zaini mengatakan, penyampaian kabar mengenai penyelenggaraan muktamar ini merupakan kabar gembira karena penanganan Covid-19 menunjukkan perkembangan yang baik. Oleh karena itu, penyelenggaraan muktamar pada 23-25 Desember 2021 diharapkan bisa berlangsung lancar.
”NU senantiasa terus menjadi pilar pemersatu bangsa, penyangga utama Negara Kesatuan Republik Indonesia. NU terus senantiasa menjadi pengayom bagi umat dan bangsa. Kami terus menjaga NU agar menjadi contoh terbaik dalam membangun ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariah, dan ukhuwah nahdliyah, atau persaudaraan dengan sesama warga NU,” katanya.