Di Tengah Pandemi, Muhammadiyah Unjuk Kesalehan Sosial
Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerja-kerja kemanusiaan Muhammadiyah selama pandemi Covid-19. Muhammadiyah menunjukkan contoh kesalehan sosial untuk membantu masyarakat menghadapi pandemi.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan/DIAN DEWI PURNAMASARI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengapresiasi kontribusi dan konsistensi Muhammadiyah dalam penanganan pandemi Covid-19. Sejak awal pandemi, Muhammadiyah dinilai telah bergerak cepat menggerakkan seluruh potensinya dan melakukan kerja-kerja kemanusiaan dengan tulus dan ikhlas.
”Muhammadiyah menunjukkan contoh kesalehan sosial, mengoptimalkan pemanfaatan lebih dari 117 rumah sakit serta 63 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk membantu masyarakat yang terpapar virus Covid-19. Mendampingi, menguatkan, dan mencerahkan umat, melakukan ikhtiar medis dan mendisiplinkan penerapan protokol kesehatan,” ujar Presiden Joko Widodo saat resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah, Kamis (18/11/2021).
Presiden menghadiri resepsi yang berlangsung di Yogyakarta secara daring dari Istana Negara, Jakarta. Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Atas nama masyarakat Indonesia, Presiden mengucapkan selamat milad ke-109 bagi Persyarikatan Muhammadiyah. Presiden menyebut Muhammadiyah telah mewarnai perjalanan bangsa dalam bersinergi membangun kekuatan serta berjuang merawat dan memajukan Indonesia.
Berkat kerja sama dan kerja keras dari seluruh komponen bangsa, Presiden Jokowi menambahkan, laju penyebaran Covid-19 berhasil ditekan dan diturunkan. Masyarakat perlahan-lahan telah bisa beraktivitas kembali dan berusaha secara produktif. ”Mulai bergerak walaupun kita tetap harus waspada agar kasus positif tidak naik dan tidak bangkit kembali,” tambah Presiden.
Presiden Jokowi pun mengajak Muhammadiyah untuk turut serta mengoptimalkan peran Indonesia yang dipercaya memegang Presidensi G-20. ”Kita gunakan untuk berkontribusi bagi kemakmuran dunia yang merata yang lebih merata yang lebih adil dan lebih inklusif. Bagi dunia yang lebih tangguh terhadap krisis serta bagi dunia yang lebih tangguh menghadapi perubahan iklim. Kita juga harus terus-menerus berkontribusi bagi dunia yang lebih damai,” ucap Presiden.
Sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia juga harus turut berkontribusi mewujudkan dunia yang lebih toleran. Dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia bisa menjadi rujukan bagi dunia Islam yang berkemajuan dan Islam wasatiyah yang diperjuangkan Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga relevan bagi dunia.
”Sejarah telah mencatat bahwa Persyarikatan Muhammadiyah tiada henti menebarkan nilai-nilai utama untuk memperkokoh umat muslim yang berkemajuan sebagai kunci untuk meraih martabat insan kamil. Nilai utama Islam berkemajuan dan Islam wasatiyah telah menjadi fondasi moderasi beragama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar, yang aman dan demokratis,” ujar Presiden.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, dalam pidatonya, mengapresiasi kerja keras pemerintah dan segenap komponen bangsa yang telah bahu-membahu dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia hingga kondisi saat ini yang semakin membaik.
”Alhamdulillah kondisi Covid-19 di negeri ini mulai melandai. Indonesia termasuk negara yang berhasil menekan rendah kasus Covid dibandingkan negara lain. Keberhasilan tersebut tentu buah dari kesungguhan pemerintah dan kekuatan-kekuatan masyarakat, antara lain, Muhammadiyah yang sejak awal konsisten gigih menangani pandemi,” ujarnya.
Meski tantangan yang dihadapi ke depan tidak mudah, Indonesia harus optimistis dan bangkit untuk menyelesaikan persoalan negeri. Haedar menyebut, selama ini kecintaan kebersamaan dan pengkhidmatan dari berbagai komponen bangsa masih bertumbuh dengan baik. Banyak potensi anak negeri yang hebat berprestasi, baik di dalam maupun luar negeri. Kekayaan alam dan budaya Indonesia juga sangat kaya dan beragam. Indonesia bahkan memperoleh kepercayaan dunia sebagai Presidensi G-20 tahun 2021-2022.
”Muhammadiyah menyampaikan apresiasi dan selamat atas pencapaian yang positif dan konstruktif di ranah global tersebut. Semoga kepercayaan dari G-20 bisa menjadi modal penting membangun optimisme dan konsolidasi nasional untuk bangkit dan bergerak dinamis menjadi negara berkemajuan,” ucapnya.
Haedar meyakini, pandemi dan seluruh permasalahan negeri dapat diatasi secara simultan jika semua pihak bersatu dalam bingkai Indonesia. Seluruh elemen bangsa harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, disertai sikap mengutamakan kepentingan bangsa di atas kehendak diri, kroni, golongan, dan kepentingan sendiri.
Indonesia akan gagal bangkit dan maju apabila para pihak tercerai-berai, silang sengketa tak berkesudahan dalam sangkar besi keangkuhan kuasa dan egoisme kelompok yang merah menyala.
”Konsolidasi nasional menjadi niscaya menyertai gerakan pulih dan bangkit. Bangsa ini masih memiliki berbagai masalah yang harus dipecahkan bersama seperti merekat persatuan dari ancaman perpecahan, korupsi, kesenjangan sosial ekonomi, eksploitasi sumber daya alam, dan sebagainya. Diperlukan kesungguhan, kecerdasan, dan kebersamaan, disertai kearifan semua pihak elite, dan warga bangsa dalam menyelesaikan masalah berat itu dengan spirit bangkit dan bergerak bersama,” imbuh Haedar.
Haedar juga mengimbau agar seluruh pihak menghindari sikap dan tindakan para pihak yang dapat menambah beban berat dan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indonesia harus dibawa maju dalam semangat persatuan dan kesatuan. Kemajuan dan keunggulan Indonesia harus memiliki fondasi yang kokoh berlandaskan konstitusi, dasar negara Pancasila, serta nilai-nilai luhur agama dan kebudayaan yang hidup dalam jati diri bangsa. Indonesia harus mampu menjawab tantangan zaman di tengah dinamika perubahan yang kompleks saat ini dan ke depan.
”Khusus dalam menangani pandemi Covid-19, sikap optimistis disertai usaha-usaha yang maksimal penting untuk dilakukan agar penanganan wabah semakin terencana. Kebijakan dan ikhtiar kolektif harus dilakukan secara simultan dan perencanaan ke depan yang semakin matang,” kata Haedar.
Ketua DPR Puan Maharani ikut mengapresiasi eksistensi Muhammadiyah untuk bangsa dan negara. Puan memuji peran besar yang dilakukan Muhammadiyah dalam penanganan pandemi Covid-19. Dedikasi Muhammadiyah dinilai telah mendatangkan banyak manfaat bagi rakyat.
Di usia 109 tahun, Muhammadiyah juga terus menunjukkan kepedulian bagi sesama. Salah satu bentuk nyata pengabdian Muhammadiyah adalah bagaimana organisasi besar Islam di Indonesia itu membantu berbagai program penanganan pandemi Covid-19. Banyak kader Muhammadiyah turun langsung ke masyarakat memberikan bantuan di berbagai sektor termasuk kesehatan melalui rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Puan yakin pandemi Covid-19 di Indonesia dapat cepat teratasi dengan kerja sama seluruh elemen bangsa, yang di dalamnya juga terdiri dari kader-kader Muhammadiyah.
”Selama 109 tahun, Muhammadiyah telah berkhidmat untuk bangsa dan negara. Muhammadiyah terus melayani masyarakat dalam segala aspek pengabdian baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, sambil terus menjalankan dakwah Islam,” kata Puan.