Jelang Pensiun, Marsekal Hadi Tjahjanto Serahkan Rumah untuk Keluarga Prajurit KRI Nanggala-402
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan segera serah terima jabatan dengan Jenderal Andika Perkasa. Di hari-hari terakhir sebagai Panglima TNI, Hadi menyerahkan rumah bagi keluarga almarhum prajurit KRI Nanggala-402.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·4 menit baca
DOKUMENTASI DISPENAL
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan Perumahan Pahlawan di Sidoarjo, Jawa Timur, kepada keluarga prajurit yang gugur dalam peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402, Kamis (11/11/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa hari jelang masa purnabakti, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan Perumahan Pahlawan di Desa Kedung Kendo, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, kepada para ahli waris prajurit yang gugur dalam insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402. Apresiasi ini perlu diiringi dengan peningkatan kemampuan dan peremajaan alat utama sistem persenjataan di TNI AL agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyerahkan Perumahan Pahlawan di Sidoarjo, Jawa Timur, kepada keluarga prajurit yang gugur dalam peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402, Kamis (11/11/2021). Perumahan dibangun atas instruksi Presiden Joko Widodo sebagai penghargaan pemerintah terhadap para pahlawan yang gugur ketika bertugas.
Kompleks perumahan yang berdiri di atas lahan seluas 3 hektar itu terdiri atas 53 rumah dengan beberapa jenis sesuai kepangkatan prajurit. Pertama, rumah seluas 90 meter persegi dengan luas tanah 320 meter persegi untuk perwira tinggi, rumah tipe 72/280 untuk perwira menengah, dan tipe 54/280 untuk perwira pertama. Adapun keluarga para bintara dan tamtama mendapatkan rumah bertipe 45/240.
Hadi Tjahjanto mengatakan, gugurnya 53 pahlawan KRI Nanggala-402 pada 21 April 2021 merupakan kehilangan besar, baik bagi keluarga besar Hiu Kencana maupun seluruh bangsa Indonesia. Jasa mereka akan terus dikenang sebagai pahlawan, prajurit yang melaksanakan patroli abadi di kedalaman laut.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (tengah) meninjau Perumahan Pahlawan di Sidoarjo, Jawa Timur, yang dibangun untuk keluarga prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur pada 21 April 2021.
Pemberian rumah, kata Hadi, memang tak bisa menggantikan kehilangan yang dirasakan keluarga. Akan tetapi, semangat pengabdian dan keberanian prajurit KRI Nanggala-402 harus dilanjutkan. ”Saya berharap agar perumahan ini dapat digunakan untuk membesarkan anak-anak para prajurit KRI Nanggala-402 sehingga sebagai anak pahlawan (mereka) dapat meraih cita-cita yang lebih tinggi lagi sesuai dengan harapan orangtua mereka,” kata Hadi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.
Hari-hari terakhir
Penyerahan Perumahan Pahlawan untuk keluarga prajurit KRI Nanggala-402 merupakan bagian dari rangkaian perjalanan Hadi di Jawa Timur sejak Rabu (10/11/2021). Sebelumnya, ia bertemu dengan ratusan Perwira TNI AL di geladak heli KRI Makassar-590, Koarmada II, Surabaya. Hadi mengatakan, di hari-hari terakhir masa jabatannya, ia ingin bertemu dengan para perwira TNI AL yang selama ini selalu bersama-sama terutama dalam penanganan pandemi Covid-19.
Diketahui, Hadi telah memasuki usia pensiun pada 8 November. Namun, masa jabatannya akan habis pada akhir November.
Menurut Hadi, Surabaya merupakan tempat yang sangat bersejarah. Baik bagi TNI AL maupun dirinya secara pribadi. Sejak kecil, ia yang lahir di Malang, Jawa Timur, kerap mendengar slogan yang menyentil seputar TNI AL. Terlebih ketika mengikuti seleksi masuk Akabri.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berfoto bersama para perwira TNI AL di geladak heli KRI Makassar-590, Koarmada II, Surabaya.
”Oleh sebab itu, di akhir masa jabatan saya sangat bersyukur bisa datang kembali ke Surabaya untuk bisa mengenang masa lalu ketika masih mendaftar dan ingin mengabdikan diri pada Tentara Nasional Indonesia, kebetulan di Surabaya ini sangat lengkap bagi kebesaran Angkatan Laut,” tutur Hadi.
Ia menambahkan, TNI AL merupakan matra yang selalu fokus pada alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi tinggi dan saat ini terus dikembangkan. Pengembangan itu memungkinkan teknologi tinggi juga bisa dimiliki oleh dua matra lainnya dengan satu sistem, yakni centric warfare.
”Kita ketahui bahwa perkembangan teknologi sensor senjata dan radar berubah begitu cepat. Di sinilah diperlukan keseimbangan antara teknologi tinggi dan arsitektur yang bisa dikembangkan sehingga perencanaan ke depan yang matang selalu didukung dengan pengembangan sumber daya manusia yang unggul,” ujar Hadi.
Kompas/Hendra A Setyawan
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kanan), didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono, mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/5/2021). Rapat membahas peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402, kondisi alutsista TNI AL, dan rencana modernisasi alutsista TNI AL.
Yudo Margono mengapresiasi kesediaan Hadi untuk menemui para perwira TNI AL di pengujung masa jabatannya. Selama empat tahun menjabat sebagai Panglima, kata Yudo, Hadi merupakan sosok pemimpin yang humanis dan dapat melaksanakan seluruh program kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal itu penting untuk diteladani seluruh prajurut TNI AL.
Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono, mengatakan, upaya negara untuk meringankan beban ahli waris prajurit KRI Nanggala-402 perlu diapresiasi. Akan tetapi, kehilangan atas anggota keluarga tidak bisa digantikan oleh apa pun. Sebagai prajurit, mereka yang gugur telah bersumpah untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara.
Untuk itu, ia berharap agar ke depan TNI AL terus meningkatkan performa dan menciptakan berbagai inovasi dalam pengamanan negara. Diperlukan pula peningkatan kemampuan, peremajaan peralatan, dan penggunaan teknologi baru untuk mencegah berulangnya insiden kapal tenggelam.