Kontribusi Pesantren Dongkrak Vaksinasi Covid-19 di Situbondo
Kontribusi pondok pesantren di Situbondo dalam program vaksinasi Covid-19 mendorong jumlah warga yang divaksin di Situbondo. Dari semula hanya 16 persen meningkat menjadi 52 persen.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
SITUBONDO, KOMPAS — Dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di salah satu pondok pesantren tertua di Tanah Air, yaitu Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Situbondo. Vaksinasi yang digelar di pondok pesantren dinilai berkontribusi besar dan mampu mendongkrak cakupan vaksinasi bagi masyarakat umum.
Tingginya kontribusi pondok pesantren (ponpes) terhadap capaian cakupan vaksinasi ini disampaikan oleh Bupati Situbondo Karna Suswandi ketika mendampingi Wapres Amin dalam tinjauan vaksinasi di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah dan mendapat apresiasi dari Wapres Amin.
”Saya apresiasi karena peran pesantren Situbondo seperti yang disampaikan Bupati bahwa semula dari hanya 16 persen yang divaksin, tetapi dengan partisipasi pesantren, dalam hanya beberapa waktu telah mencapai 52 persen vaksinasi,” ujar Wapres Amin, Kamis (21/10/2021).
Wapres Amin juga memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap pelaksanaan vaksinasi yang merupakan kerja sama Ponpes Salafiyah Syafi’iyah dengan pemerintah daerah. ”Ini merupakan upaya yang luar biasa karena kita memang, walaupun tingkat penularan sekarang ini sudah mulai turun dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, tetapi kita belum merasa aman,” tambah Wapres Amin.
Vaksinasi perlu terus didongkrak karena pemerintah masih terus menjaga kemungkinan terjadi lonjakan kasus Covid-19. ”Itu harus tetap kita antisipasi, apalagi kita mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga. Oleh karena itu, dua hal penting, yaitu menjaga protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan; serta vaksinasi,” ucap Wapres Amin.
Percepatan vaksinasi juga semakin penting untuk bisa mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. Kekebalan kelompok itu dicapai jika cakupan vaksinasi sudah mencapai 70 persen penduduk. ”Kalau dalam agama kita melaksanakan prinsip menjaga diri sendiri itu merupakan kewajiban dan ke salah satu tujuan syariah Islam sehingga kita perlu mengupayakan itu,” tambahnya.
Menurut Wapres Amin, vaksinasi juga memegang peran untuk mengembalikan situasi menjadi kembali normal. Dengan situasi kembali pulih, masyarakat bisa kembali bekerja, belajar, dan berkegiatan di bidang ekonomi dengan tanpa gangguan. Anak-anak pun bisa kembali bersekolah dengan tenang.
Wapres Amin juga meminta peran serta aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk menyukseskan percepatan vaksinasi. ”Saya minta forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) dan seluruh unsur organisasi perangkat daerah hingga satuan pemerintahan terus bergerak bersama dengan seluruh lapisan masyarakat dan swasta untuk selalu meningkatkan penerapan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi sebagai upaya menekan laju penyebaran Covid-19,” ujar Wapres.
Jemput bola
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengakselerasi pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat adalah dengan metode jemput bola. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki keterbatasan pergerakan atau bertempat tinggal di wilayah yang jauh, memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lain untuk menerima vaksin.
”Untuk akselerasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19, diperlukan dukungan semua pihak agar terus aktif menyelenggarakan vaksinasi massal, melakukan jemput bola dengan antar jemput ke fasilitas kesehatan, atau door to door,” ungkap Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres juga menguraikan bahwa vaksinasi menjadi salah satu faktor penentu ditetapkannya level PPKM di suatu wilayah. Untuk itu, agar Jawa Timur dapat menurunkan level PPKM di wilayahnya dan Indonesia secara umum dapat menuju masa endemi, akselerasi pemberian vaksinasi Covid-19 harus terus dilakukan. ”Saya harap kita semua melakukan akselerasi vaksinasi sesuai target sehingga kekebalan kelompok segera terbentuk sebagai salah satu upaya pengendalian pandemi Covid-19 menuju endemi,” imbuh Wapres.
Wapres juga mengimbau jajaran pemerintah daerah di Jawa Timur agar secara aktif memantau pergerakan masyarakat, khususnya dalam penerapan protokol kesehatan. ”Sesuai dengan tujuan dan ajaran syariat Islam, yaitu maqashid asy-syariah, terutama dalam menjaga keselamatan jiwa, dan prinsip al ikhtiraj anil waba wajib, menjaga diri dari wabah itu merupakan kewajiban,” imbau Wapres.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Azaim Ibrahimy, ponpes sangat menghargai aspirasi dan hak para wali santri dalam masalah vaksinasi di pesantren.
Dalam vaksinasi di pesantren, ponpes juga memperhatikan siapa saja santri yang layak mendapat vaksin dan siapa yang tidak boleh mendapat vaksin. Dalam masalah penanggulangan Covid-19, pihak pesantren memadukan sikap tawakal dan upaya ikhtiar.
Sebelumnya, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah juga menggelar sosialisasi dan edukasi vaksinasi pesantren kepada wali santri dan alumni. Menurut Azaim, kegiatan tersebut digelar untuk mengetahui bagaimana respons wali santri terhadap vaksinasi. Banyak wali santri yang sangat mendukung program vaksinasi. Apalagi, sertifikat vaksin menjadi salah satu persyaratan bepergian dan melakukan beragam kegiatan lain di ranah publik.