Parpol Gencar Lempar Nama Bakal Calon Presiden, Pengamat: Baik untuk Demokrasi
Meski jadwal Pemilu 2024 belum ditetapkan, nama-nama bakal capres sudah bermunculan di hadapan publik. Kondisi itu dinilai baik untuk demokrasi karena publik bisa mengetahui bakal calon alternatif yang bisa dipilih.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah partai politik gencar melemparkan nama-nama kader dan nonkader yang digadang-gadang akan diusung dalam Pemilihan Presiden 2024 ke hadapan publik. Strategi itu dianggap menguntungkan karena publik akan mengetahui banyaknya alternatif bakal calon presiden.
Dalam beberapa kesempatan, Partai Gerindra terus berupaya untuk kembali mendorong Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto agar maju pada Pilpres 2024. Terbaru, dorongan tersebut muncul dalam Rapat Koordinasi Daerah DPD Gerindra Sulawesi Selatan pada Sabtu (9/10/2010).
Sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membuka peluang berkoalisi dengan Partai Gerindra pada Pemilihan Presiden 2024, dengan memasangkan antara Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar dan Prabowo.
Di sisi lain, sejumlah parpol masih belum melempar nama-nama tokoh yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI-P belum menentukan kandidat yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Urusan Pilpres 2024, kewenangannya ada pada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
”Pilihan utama partai saat ini adalah melakukan konsolidasi menyeluruh dan senapas dengan upaya membantu rakyat mengatasi dampak pandemi,” katanya di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Hasto mengatakan, deklarasi mengenai capres akan dilakukan melalui kalkulasi yang matang dan saksama. Sebab, tanggung jawab presiden dan wakil presiden ke depan akan lebih berat, apalagi masih harus mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Pilihan utama partai saat ini adalah melakukan konsolidasi menyeluruh dan senapas dengan upaya membantu rakyat mengatasi dampak pandemi.
Sementara Partai Amanat Nasional, kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, belum menentukan nama yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Namun, PAN dalam beberapa hari lalu menghadirkan tiga gubernur dan satu menteri di hadapan kader saat Workshop Nasional DPP PAN di Bali, 3-6 Oktober lalu.
Meski parpol-parpol mengaku belum memikirkan Pilpres 2024, nama-nama bakal capres sudah mulai bermunculan. Selain Prabowo dan Muhaimin, ada pula nama Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDI-P, Airlangga Hartarto (Golkar), Agus Harimurti Yudhono (Demokrat), dan Sandiaga Uno (Gerindra). Beberapa gubernur, seperti Anies (DKI Jakarta) dan Ridwan Kamil (Jawa Barat), juga masuk bursa bakal capres.
Dalam berbagai survei popularitas dan elektabilitas capres, Prabowo selalu menduduki posisi tertas dibandingkan dengan nama lainnya. Survei Litbang Kompas pada April menunjukkan elektabilitas Prabowo sebesar 16,4 persen, tertinggi dibandingkan dengan nama lain, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Sandiaga Uno.
Pengajar Komunikasi Politik di Universitas Paramadina, yang juga pendiri lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio, mengatakan, gencarnya parpol melempar nama-nama capres menunjukkan bahwa parpol ingin menginformasikan kepada masyarakat bahwa banyak pilihan calon presiden. Capres itu pun bisa berasal dari parpolnya masing-masing sehingga konstituennya bisa semakin kompak dan bersiap memilih presiden berikutnya.
”Ini hal yang sangat positif bagi demokrasi. Publik akan tahu bahwa ada banyak pilihan. Selama belum masuk arena kompetisi yang sesungguhnya, informasi tentang banyaknya calon presiden sangat penting dan menyejukkan sehingga tidak hanya disuguhi ada dua calon saja,” kata Hendri.