logo Kompas.id
Politik & HukumHarmoni Islam dan Budaya “Kiai...
Iklan

Harmoni Islam dan Budaya “Kiai Kampung”

Upaya terus berada di tengah, sebagaimana kultur NU yang ”tasamuh” (toleran), ”tawazun” (seimbang), dan ”tawasuth” (berada di tengah), adalah pergulatan yang terus dilakukan oleh para kiai di pesantren.

Oleh
Rini Kustiasih
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fFQWdKOhdkyUshgVZQVLNXLFoC4=/1024x1536/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F0f6befaa-6df2-47b5-a758-c27066aad72f_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Ketua PBNU Said Aqil Siroj di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabatu (9/10/2021).

KH Said Aqil Siroj (68) menyadari arti penting budaya dan karakter sebagai pondasi suatu bangsa. Islam di Indonesia pun tidak dapat dilepaskan dari budaya. Uniknya, ia meyakini jalinan Islam dan budaya itu bukan dilakukan melalui pendekatan yang terlampau rumit atau kompleks. Kuncinya justru ada di kesederhanaan para ”kiai kampung.”

Ia memulai ceritanya dengan kesan pada kesederhanaan hidup di pesantren. Pesantren menjadi lokus yang tak dapat dilepaskan dari kehidupan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. Boleh dibilang, Kiai Said adalah anak kandung pesantren. Ayahnya adalah penerus Pondok Pesantren Gedongan di Cirebon, Jawa Barat. Sementara dari garis ibu, kakenya juga pengasuh Pesantren Kempek, yang juga di Cirebon. Ia sendiri lahir di Kempek.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000