Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri muncul di hadapan publik di tengah beredarnya informasi mengenai kondisi kesehatannya yang memburuk. Presiden ke-5 RI itu membuka sekolah kader madya PDI-P secara virtual.
Oleh
IQBAL BASYARI
·4 menit baca
Rumor Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri sakit parah beredar beberapa hari terakhir. Pada Kamis (9/9/2021), bahkan, beredar foto seorang perempuan tertidur dengan infus dan sejumlah alat bantu di sebuah ruang perawatan. Foto itu beredar disertai pertanyaan, ”Megawati koma?”
Dalam dua hari terakhir, banyak kabar burung yang menyebut kondisi kesehatan perempuan berusia 74 itu kritis dan tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Publik pun bertanya-tanya mengenai kondisi kesehatan Presiden ke-5 RI tersebut. Apalagi, Megawati terakhir terlihat di publik saat datang ke Istana Merdeka, Jakarta, bersama enam ketua umum partai pendukung koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, 16 hari lalu.
Di linimasa media sosial, masyarakat mencari tahu kebenaran akan informasi tersebut. Keterangan resmi yang disampaikan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengenai kondisi kesehatan Megawati pada Selasa (9/9/2021), tak cukup memuaskan publik. Hasto menyampaikan bahwa Megawati dalam keadaan sehat, energik, dan selalu bersemangat.
Alhamdulillah saudara-saudara sekalian, anak-anakku, dan termasuk rekan-rekan pers yang juga banyak menanyakan kondisi saya beberapa hari lalu, makanya saya disuruh mejeng, ya, beginilah saya. Masih tetap aktif.
Rumor sakit parah pun kemudian dijawab Megawati dengan tampil di hadapan publik pada Jumat (10/9/2021) siang. Presiden ke-5 RI itu membuka sekolah partai pendidikan untuk kader madya PDI-P secara virtual. Acara yang berlangsung lebih dari satu jam itu juga disiarkan melalui Youtube PDI Perjuangan.
”Alhamdulillah saudara-saudara sekalian, anak-anakku, dan termasuk rekan-rekan pers yang juga banyak menanyakan kondisi saya beberapa hari lalu, makanya saya disuruh mejeng, ya, beginilah saya. Masih tetap aktif,” kata Megawati.
Putri Presiden ke-1 RI Soekarno yang mengenakan pakaian merah, warna khas PDI-P, tampil secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Ia didampingi Bendahara Umum PDI-P Olly Dondonkambey dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Eriko Sotadurga yang duduk di belakang orang nomor wahid di partai tersebut. Adapun acara dilaksanakan di gedung Sekolah Partai PDI-P di Jalan Lenteng Agung yang berjarak sekitar 15 kilometer dari kediaman sang ketua umum.
Saat memberikan sambutan, Megawati mengaku mendapat permintaan dari Hasto agar acara yang awalnya akan diadakan tertutup diperbolehkan dilaksanakan terbuka. Acara dibuat terbuka untuk publik demi menepis rumor yang menyebut Megawati sedang sakit.
"Pak Sekjen bilang, Ibu nanti ini acara pembukaannya terbuka supaya umum juga bisa melihat kalau alhamdulillah saya dalam keadaan sehat walafiat tidak kurang suatu apa pun,” katanya.
Megawati mengaku bingung karena ada saja orang yang menyebarkan berita bohong tentang dirinya. Bahkan, pagi hari sebelum beraktivitas, sekretaris pribadi Megawati menyampaikan kiriman gambar dari mantan menteri saat Megawati menjabat presiden yang menyebutkan dirinya kritis.
”Sampai menanyakan sama sekretaris saya, sampai mengatakan jangan ditutup-tutupi, ini saya dapat dari teman saya. Seperti seseorang sedang berbaring di rumah sakit tetapi tubuh saja, wajahnya tertutup. Saya bilang sama sekretaris saya, kamu ndak usah ngamuk-ngamuklah. Biarkan sajalah orang,” tuturnya.
Meskipun ada pihak yang suka dan tidak suka dengan dirinya, menurut Megawati, serangan hoaks yang ditujukan padanya merupakan sesuatu yang berlebihan. Meskipun menjadi korban hoaks, ia tetap berterima kasih kepada masyarakat atas doa dan perhatian yang diberikan.
Hasto menegaskan, kondisi kesehatan Megawati sehat, bahkan ia menyebutkan, Megawati tersenyum dengan begitu cantik. Ia meminta pembuat hoaks untuk menghentikan aksinya. Akan lebih baik jika pembuat hoaks menggunakan energinya untuk berkontribusi membantu pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.
”Kami sarankan, daripada membuat hoaks, kita membantu pemerintah dengan vaksinasi, dengan gotong royong, dengan membuka dapur umum, pasti diridhoi Tuhan yang Maha Esa,” ujarnya.
Tak sekali
Dalam penelusuran di situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, Megawati tidak kali ini saja menjadi sasaran hoaks. Pada 14 April 2019, Kominfo melabeli hoaks terhadap unggahan berantai di media sosial Facebook yang berisi informasi bahwa Megawati sedang dirawat di rumah sakit karena stroke.
Penunggah bernama AbdulJalil Fanawalbaqa juga menuliskan kalimat ajakan kepada masyarakat untuk mendoakan Megawati agar diberi kesembuhan sehingga bisa membantu Joko Widodo yang kala itu sedang berkontestasi di Pilpres 2019.
Unggahan itu lalu disanggah oleh Hasto yang menyebut kondisi Megawati sehat. Atas hoaks itu, Hasto menyebutkan bahwa ada upaya untuk menyudutkan partainya atau Megawati secara pribadi dengan menyebarkan kabar bohong.
Tak hanya sekali dua kali, Megawati juga tercatat menjadi korban hoaks dan disinformasi dalam berbagai isu. Beberapa di antaranya adalah disinformasi Taman Mini Indonesia Indah diambil Megawati dan dijual ke Tiongkok (11/4/2021), Megawati mau mengubah Pancasila (19/8/2020), Megawati mundur dari jabatan Ketua Umum PDI-P (9/7/2020), dan Megawati saja sudah mengakui Prabowo Presiden RI (17/5/2019).
Menurut Hasto, di era demokrasi yang liberal, tanpa kebenaran fakta, hoaks sering kali dilemparkan tanpa ada yang bertanggung jawab. Cara-cara seperti itu pun disebut tidak biasa karena bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di Pancasila. Sebab, bagi PDI-P, berpolitik harus penuh peradaban, nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, hingga keadilan sosial.
”Kalau ada fitnah seperti itu, kita tak membalas, kita doakan saja semoga mereka yang memfitnah itu bertaubat. Sekali lagi, membangun politik dengan energi positif. Buktinya begitu banyak isu diberikan, tetapi rakyat tetap bersama dengan PDI Perjuangan dan semangat itulah yang ditanamkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.