logo Kompas.id
Politik & HukumHAM dan Demokrasi Indonesia...
Iklan

HAM dan Demokrasi Indonesia Dinilai Masih Stagnan, Perlu Komitmen dan Terobosan Baru

Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM Amiruddin Al Rahab mengatakan HAM hanya bisa berkembang dengan sistem demokratis. HAM dan demokrasi hingga kini belum tunjukkan perkembangan dan perlu langkah-langkah terobosan.

Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9DwKYQp5WDye1t2_f26-PdgjAgA=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F831b85f5-fc87-4cc7-99cb-bcf2d50cbaf1_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Mural sejumlah tokoh yang wafat karena memperjuangan hak-hak buruh, hak asasi manusia, dan hak warga negara pada zaman Orde Baru, seperti Marsinah dan Munir, menghiasi tembok di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Minggu (14/3/2021). Sampai saat ini, keluarga korban dan masyarakat terus menuntut penyelesaian kasus-kasus yang diduga sebagai pelanggaran hak asasi manusia tersebut.

JAKARTA, KOMPAS — Kondisi hak asasi manusia atau HAM dan demokrasi di Indonesia dinilai stagnan. Hal tersebut terjadi akibat sistem politik dan pemilu yang belum seimbang. Karena itu, perlu komitmen dan terobosan baru.

Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin Al Rahab mengatakan, HAM hanya bisa berkembang dengan adanya sistem yang demokratis. Ia melihat situasi HAM dan demokrasi di Indonesia belum menunjukkan perkembangan. Contohnya, di antaranya pelanggaran HAM masih terus terjadi, dan penyelesaiannya pun belum bisa dilakukan secara tuntas.

Editor:
Suhartono
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000