Isyarat 2024 dari Silaturahmi Erick Thohir dan Yenny Wahid di Yogyakarta
Menteri BUMN Erick Thohir bertemu dengan Yenny Wahid di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski berlangsung informal, pertemuan itu diwarnai dengan isyarat politik terkait Pemilihan Presiden 2024.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dengan putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski berlangsung informal, pertemuan itu mewarnai isyarat politik menuju kontestasi Pemilu Presiden 2024.
Pertemuan Erick dan Yenny berlangsung di Peace Village, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Selasa (31/8/2021) siang. Peace Village merupakan tempat aktivitas komunitas yang dikembangkan oleh Yenny. Tempat itu dilengkapi sejumlah fasilitas, misalnya ruang pertemuan, studio musik, rumah makan, wahana panjat dinding, serta taman dengan teknologi augmented reality untuk edukasi anak-anak.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Berdasarkan pantauan Kompas, Erick tiba di Peace Village sekitar pukul 11.00. Begitu datang, dia langsung disambut oleh Yenny dan suaminya, Dhohir Farisi. Yenny dan suaminya sempat menunjukkan sejumlah produk di Peace Village, seperti beras dan kopi, kepada Erick. Setelah itu, mereka masuk ke ruang pertemuan bersama sejumlah orang lain.
Dalam pertemuan yang berlangsung terbuka itu, Yenny mengatakan, dia dan Erick mengaku memiliki kedekatan karena sama-sama punya kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. ”Kenapa kami punya kedekatan? Karena Pak Erick punya visi yang sama untuk berkontribusi ke masyarakat dan punya visi yang sama untuk membangun masyarakat yang sejahtera dan makmur,” katanya.
Selama pertemuan itu, beberapa kali muncul isyarat terkait dengan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Dalam sebuah kesempatan, misalnya, Yenny menyebut Erick memiliki kapasitas untuk memimpin bangsa Indonesia dalam ruang lingkup yang lebih besar.
”Beliau adalah calon pemimpin masa depan. Sudah menjadi pemimpin pada saat ini, tapi tentunya punya kapasitas untuk memimpin bangsa ini dalam ruang lingkup yang lebih besar,” ujar Yenny disambut tepuk tangan hadirin.
Yenny menyebut Erick memiliki kapasitas untuk memimpin bangsa Indonesia dalam ruang lingkup yang lebih besar.
Dalam kesempatan lain, Yenny mengatakan ingin mengajak Erick sedikit-sedikit belajar bahasa Jawa. Yenny juga menyebut ingin membuat Erick lebih njawani atau memahami kultur masyarakat Jawa. Bahkan, dalam pertemuan tersebut, Yenny juga mengajak Erick menyanyikan sebuah lagu berbahasa Jawa.
”Kami mau ngajak Pak Erick nyanyi lagu berbahasa Jawa karena Pak Erick ini mau kita tarik menjadi lebih njawani,” tutur Yenny yang juga mantan Komisaris Independen Garuda Indonesia.
Kriteria pemimpin
Saat diwawancarai wartawan seusai pertemuan, Yenny menyatakan, Erick Thohir memiliki kriteria untuk menjadi pemimpin. Yenny juga mengapresiasi sikap Erick yang lebih fokus bekerja untuk rakyat ketimbang mempromosikan dirinya sebagai kandidat dalam Pilpres 2024.
”Saya mengapresiasi orang seperti Pak Erick yang enggak kemudian rebutan mau nyalon atau memajukan diri, tapi beliau lebih fokus berbuat untuk masyarakat dan berkarya untuk masyarakat. Saya rasa kita butuh pemimpin-pemimpin seperti itu,” ungkap Yenny.
Setelah pertemuan, Yenny dan suaminya mengajak Erick berkeliling ke kompleks Peace Village. Dalam kesempatan itu, Erick mencoba teknologi augmented reality yang menghadirkan aneka jenis binatang secara virtual di Peace Village. Selain itu, Erick juga sempat melihat putri-putri Yenny mencoba wahana panjat dinding di tempat tersebut.
Saat dimintai tanggapan terkait pernyataan Yenny, Erick mengatakan, Pilpres 2024 masih jauh. Apalagi, saat ini bangsa Indonesia masih dihadapkan pada pandemi Covid-19 yang berdampak pada kesehatan dan perekonomian masyarakat.
”Seperti saya katakan di depan, 2024 masih jauh. Hari ini masih ada Covid-19 dan ekonomi rakyat secara keseluruhan sulit,” ujar Erick.
Dengan kondisi tersebut, Erick menuturkan, saat ini dia masih fokus bekerja untuk masyarakat. Dia juga mengaku tidak ingin berpikir terlalu jauh. ”Yang terpenting hari ini adalah kita bekerja yang terbaik buat rakyat karena kita enggak tahu jalan hidup kita. Kita masih menghadapi Covid-19, kita masih menghadapi kesulitan ekonomi. Jadi, lebih baik bekerja,” ungkapnya.
Erick menyebut, Kementerian BUMN terus berupaya agar BUMN-BUMN di Indonesia bisa membuat program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu program itu adalah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dijalankan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Program Mekaar berupa pemberian pinjaman kepada perempuan prasejahtera yang menjadi pelaku usaha ultramikro. Erick menuturkan, saat ini, nasabah program Mekaar telah mencapai 10,8 juta orang. ”Di masa seperti ini, program itu sangat penting dan berdampak,” tuturnya.
Menurut Erick, program Mekaar sudah ada sebelum dirinya menjabat di Kementerian BUMN. Oleh karena itu, Erick mengatakan, program tersebut bukan diselenggarakan untuk kampanye atau pencitraan dirinya.
”Ini bukan program kampanye atau pencitraan. Program-program lama yang sudah ada, kami perbaiki, seperti Mekaar. Itu bukan program saya, tapi sudah lama, Pak Presiden (Joko Widodo) yang menggulirkan,” kata Erick.
Hari ini adalah kita bekerja yang terbaik buat rakyat karena kita enggak tahu jalan hidup kita. Kita masih menghadapi Covid-19, kita masih menghadapi kesulitan ekonomi. Jadi, lebih baik bekerja. (Erick Tohir)
Sampai saat ini, Erick menyebut, dirinya juga belum didekati oleh partai politik untuk maju dalam Pilpres 2024. ”Enggak ada (yang mendekati). Partai apa,” ujarnya. Saat Erick melontarkan jawaban itu, Yenny yang berada di dekatnya spontan nyeletuk, ”Partai rakyat, partai rakyat kita.”
Celetukan Yenny itu tak pelak menyisakan isyarat terkait lobi-lobi politik menjelang Pilpres 2024. Hanya saja, publik tak berharap para tokoh bangsa terlalu fokus pada penjajakan kekuatan menuju kontestasi pilpres, sampai lupa bahwa masih ada pekerjaan besar menangani dampak pandemi Covid-19.