PDI-P dan Gerindra Bahas Pemilu 2024, Akan Ada Pertemuan Lanjutan
Pertemuan PDI-P dan Gerindra yang kini menguasai 35 persen kursi di DPR disinyalir sebagai titik awal membangun koalisi menghadapi Pemilu 2024. Koalisi kedua partai sempat tertunda pada dua pemilu terakhir.
Oleh
IQBAL BASYARI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Agenda Pemilu 2024 termasuk yang dibahas dalam pertemuan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Selasa (24/8/2021). Pembahasan lebih mendalam akan dilanjutkan setelah pandemi Covid-19 tertangani. Pertemuan dua partai yang kini menguasai 35 persen kursi di DPR itu disinyalir sebagai titik awal membangun koalisi yang sempat tertunda pada dua pemilu terakhir.
Rombongan Partai Gerindra yang dipimpin Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani diterima jajaran pengurus DPP PDI-P yang dipimpin Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto saat tiba di Kantor DPP PDI-P.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Hadir dalam pertemuan itu jajaran pejabat teras Gerindra, antara lain Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono, Putih Sari, dan Susi Marleny Bachsim; Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Gerindra Prasetyo Hadi; anggota Dewan Pembina Gerindra Andre Rosiade; serta Wakil Sekretaris Fraksi Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Moreno Soeprapto.
Adapun jajaran di PDI-P yang menyambut rombongan Gerindra antara lain Ketua Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Perundang-undangan PDI-P sekaligus Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly; Ketua Bidang Kehormatan Partai PDI-P Komarudin Watubun; Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDI-P Djarot Saiful Hidayat; Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto; Ketua Bidang Luar Negeri PDI-P Ahmad Basarah; Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga PDI-P Eriko Sotarduga; Ketua Bidang Kesehatan dan Anak PDI-P Sri Rahayu; Wakil Sekjen Bidang Program Kerakyatan PDI-P Sadarestuwati, serta Ketua Fraksi PDI-P di DPR Utut Adianto.
Pertemuan bertajuk ”Silaturahmi Jajaran Dewan Pimpinan Pusat PDI-P dan Gerindra” dimulai sekitar pukul 11.00 dengan memperkenalkan masing-masing rombongan. Acara yang berlangsung sekitar dua jam itu ditutup makan siang dengan menu wedang ronde, sayur lodeh, ikan asin, dan sambal. Di akhir pertemuan, Muzani memberikan kenang-kenangan buku Kepemimpinan Militer yang ditulis Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam konferensi pers seusai pertemuan, Hasto menyebut ada sejumlah topik yang dibahas dalam pertemuan kedua partai itu. Sebagai partai koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, keduanya sepakat untuk bergotong royong membantu rakyat mengatasi pandemi Covid-19. Distribusi vaksin yang belum merata, terutama di luar Pulau Jawa, menjadi sorotan kedua partai tersebut.
Kedua partai pun sepakat agar seluruh komponen bangsa, termasuk parpol, bersatu menangani pandemi. PDI-P yang saat Pemilu 2019 memperoleh 19,33 persen suara dan Gerindra dengan perolehan 12,57 persen suara sepakat agar berbagai tensi politik yang tidak perlu dihindari karena saat ini fokus utama untuk mengatasi pandemi.
Selain soal penanganan pandemi, PDI-P dan Gerindra juga mendorong kerja sama ideologi. Sebab, kedua partai dinilai merupakan saudara seperjuangan dalam menjadi benteng ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Kebhinekaan Indonesia. ”Berkaitan dengan Pemilu 2024, tadi kita bahas dalam ruang yang tertutup,” ucap Hasto.
Meski demikian, menurut dia, skala prioritas saat ini adalah kepentingan rakyat, bangsa, dan negara sehingga pembahasan mengenai Pemilu 2024 akan dilanjutkan di kemudian hari. Pembahasan lebih lanjut akan dilakukan setelah bangsa bisa melewati ujian pandemi.
”Urusan bagaimana mengatasi pandemi jauh lebih penting daripada sekadar bicara elektoral dan Pemilu 2024 sehingga pembahasan utama kami sebenarnya lebih pada aspek ideologi dan gotong royong untuk mengatasi pandemi,” tutur Hasto.
Muzani menuturkan, Gerindra merasa perlu memberikan dukungan kepada pemerintah karena Covid-19 telah membawa dampak yang kompleks. Dukungan antara lain diberikan dalam pengambilan kebijakan di parlemen dan mendorong percepatan program vaksinasi nasional agar kekebalan kelompok makin cepat tercipta.
Jika itu terjadi, keyakinan PDI-P dan Gerindra tentang rencana-rencana pemerintah terhadap pemulihan ekonomi bisa lebih baik lagi, termasuk dengan agenda demokrasi tahun 2024. Kedua partai sepakat untuk bekerja sama lebih baik di DPR dan Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam melakukan hal-hal demi kebaikan bangsa dan negara.
”PDI-P adalah partai pemenang pemilu dan Gerindra memiliki jumlah kursi ketiga terbesar di Senayan. Karena itu, dukungan dari parpol dalam penanganan Covid-19 menjadi sangat perlu supaya pemerintah merasa percaya diri dan kuat dalam melakukan penanganan pandemi,” ucap Muzani.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai, pertemuan antara Gerindra dengan PDI-P bukanlah pertemuan silaturahmi biasa. Ia yakin ada agenda politik yaitu Pemilu 2024 yang turut dibahas. Pertemuan dua partai pemilik tiga besar suara Pemilu 2019 ini menjadi penegasan penjajakan kerja sama politik yang lebih serius dan substansial terkait agenda politik tertentu. ”Kecil kemungkinan hanya bicara soal penanganan pandemi,” katanya.
Menurut Hanta, sisa waktu kurang dari tiga tahun jelang Pemilu 2024 merupakan waktu yang relatif pendek bagi parpol untuk melakukan komunikasi politik dalam membangun koalisi. Sebab, parpol masih membutuhkan waktu untuk membangun citra partai dan citra kandidat yang akan diusung. Semua parpol diyakini akan membuka peluang sebesar-besarnya untuk membentuk koalisi sehingga penjajakan oleh satu parpol bisa dilakukan kepada lima hingga enam parpol lain yang memiliki suara di parlemen.
Pertemuan antara PDI-P dengan Gerindra itu, lanjut dia, bisa menjadi penjajakan awal untuk membangun koalisi Pilpres 2024. Sebab kedua partai memiliki sejarah kedekatan sejak lama, bahkan pernah berkoalisi dalam mengusung pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto pada Pilpres 2009.
”Bisa jadi, pertemuan ini menjadi titik awal untuk kembali membangun koalisi yang sempat tertunda pada dua pemilu terakhir. Sebab, keduanya pernah bersepakat untuk melakukan koalisi lagi pada Pilpres 2014 melalui Perjanjian Batu Tulis yang ditandatangani Mei 2009,” ucap Hanta.
Ia memprediksi, Pilpres 2024 kemungkinan maksimal hanya ada tiga poros, satu di antaranya poros PDI-P bersama Gerindra, ditambah satu parpol lain pendukung pemerintahan misalnya PPP. Sebab, PDI-P kecil kemungkinan berkoalisi dengan Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. Adapun parpol pendukung pemerintahan lainnya kemungkinan membentuk satu poros koalisi sendiri.