Tentara Indonesia dan Amerika Serikat menggelar latihan bersama ”Garuda Shield 15/2021” pada 4-14 Agustus. Latihan bersama ini merupakan yang terbesar dibandingkan tahun sebelumnya dan digelar di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·5 menit baca
Latihan bersama TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Amerika Serikat dalam Garuda Shield 15/2021 tidak saja bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, tetapi yang lebih penting adalah membangun pertemanan di semua jenjang. Diplomasi antarmiliter tidak saja penting untuk Indonesia, tetapi juga menjadi strategi AS.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam acara pembukaan, 4 Agustus lalu, mengatakan, tahun ini merupakan latihan Garuda Shield terbesar dengan peserta 2.161 prajurit TNI Angkatan Darat (AD) dan 1.547 anggota Angkatan Darat (AD) AS. Selain itu, dalam latihan ini juga ada pengalaman pertama terjun lintas negara yang tidak pernah dialami generasi sebelumnya.
”Semoga melalui Garuda Shield akan membentuk prajurit-prajurit calon pemimpin TNI AD di masa depan yang profesional dan bertaraf internasional,” tutur Andika.
Panglima AD AS Pasifik Jenderal Charles A Flynn mengatakan, ada dua divisi yang ikut serta Garuda Shield 2021. Pertama, 82nd Airborne Division dari Fort Bragg, North Carolina. Kedua, 25th Infantry Division dari Schofield Barracks, Hawaii. Di situs web AD AS, manajer media sosialnya Danielle O’Donnell menulis bahwa dalam latihan yang disponsori oleh AD AS Pasifik adalah yang terbesar dari 15 tahun penyelenggaraannya.
Semoga melalui Garuda Shield akan membentuk prajurit-prajurit calon pemimpin TNI AD di masa depan yang profesional dan bertaraf internasional.
Divisi 82nd Airborne adalah pasukan penerjun yang siap ditugaskan di daerah-daerah konflik di seluruh dunia. Divisi yang tertua di AS ini bisa dikatakan pasukan elite untuk terjun payung. Lambangnya bertuliskan AA-All American yang menunjukkan sejarah divisi ini yang merekrut pasukan dari seluruh AS ketika diadakan untuk memenuhi kebutuhan Perang Dunia I.
Saat Perang Dunia II, divisi ini ikut serta dalam pendaratan di pantai Normandia. Ia juga ikut dalam Operasi Market Garden tahun 1944 yang cukup fenomenal dalam operasi sekutu mengalahkan Jerman. Pasca-tahun 2000, divisi ini terjun juga dalam berbagai operasi militer AS di Timur Tengah, seperti Irak dan Suriah. Selain itu, pasukan ini juga diterjunkan untuk mengatasi bencana seperti ke Haiti tahun 2010 ketika ada gempa bumi besar.
Sekitar 100 prajurit TNI AD pertengahan Juli 2021 berangkat ke North Carolina untuk berlatih bersama Divisi 82nd Airborne. Seusai latihan dua minggu berjudul Garuda Airborne, mereka kembali ke Indonesia dengan cara terjun bersama sekitar 550 tentara 82nd Airborne pada saat pembukaan Garuda Shield XV/2021 di Baturaja.
Pasukan kedua adalah Divisi 25th Infantry yang bermarkas di Hawaii. Pasukan ini adalah pasukan yang khusus punya wilayah operasi di kawasan Asia Pasifik. Lambangnya berbentuk petir, sesuai dengan panggilan pasukan ini, yaitu Tropic Lightning atau petir tropis. Pasukan ini pernah bertempur di sejumlah wilayah di Asia, seperti Vietnam, Korea, dan Jepang.
Pasukan ini tergolong pasukan infanteri mekanik yang diangkut dengan kendaraan tempur. Satu brigade pasukan ini bisa diangkut ke lokasi pertempuran dengan C-130 Hercules dalam waktu 96 jam. Tropic Lightning juga memiliki pasukan terjun untuk serangan mendadak. Kuncinya adalah kecepatan.
AD AS di Pasifik berlatih di sejumlah wilayah di kawasan. Juli lalu, mereka berlatih di Australia selama dua minggu dengan sandi Talisman Sabre 2021. Ada sekitar 17.000 prajurit yang ikut serta dalam latihan dua tahunan ini. Walaupun merupakan kerja sama bilateral, militer dari Inggris, Kanada, Selandia Baru, Jepang, dan Korea juga ikut serta. Pasukan amfibi sama-sama menggunakan kapal Australia HMAS Canberra untuk operasi pendaratan terintegrasi. Tidak hanya melatih interoperabilitas di darat, laut, dan udara, latihan juga diadakan untuk bidang siber dan luar angkasa. Untuk pertama kalinya, Komando Luar Angkasa AS ikut serta dalam latihan di Australia.
Juli lalu, AD AS di Pasifik ikut serta dalam latihan bersama dengan tentara Timor Leste dalam latihan bersandi Dalan Ba Dame. Kolonel Rudolph Santa Cruz yang menjadi komandan latihan bercerita, ini pertama kalinya AD AS berlatih bersama militer Timor Leste di Bacau pada 26 Juli-6 Agutus 2021. Latihan yang bersifat taktis dan teknis itu diikuti 70 prajurit AD AS 150 prajurit AD Timor Leste. Tahun 2021 ini, AD AS Pasifik juga berlatih dengan militer India selama 14 hari di India.
Jaring kemitraan
Pertanyaannya, mengapa AD AS Pasifik berlatih di sejumlah negara Pasifik? Pertama, memang menjadi tugasnya untuk mengenal wilayah alam dan masyarakat wilayah operasi mereka. Kedua, dan yang terutama adalah menjaring kemitraan dan persahabatan. Militer adalah alat politik sebuah negara, karena itu salah satu tugasnya adalah melaksanakan diplomasi.
Garuda Shield ini tidak saja sekadar taktis interoperability. Akan tetapi, ini tentang kemitraan.
Wilayah Asia Pasifik memang didominasi laut sehingga teater pertempuran di udara dan laut dianggap dominan. Akan tetapi jangan lupa, manusia tetap hidup di darat. Penguasaan darat—tidak saja dalam arti militer—akan menentukan kemenangan. Belajar dari sejarah AS yang berperang di Korea dan Vietnam demi keunggulan geopolitik kawasan, AD AS punya peran penting, terutama dalam kepentingan AS melawan China di jangka panjang yang pada saat ini direfleksikan sebagai kebebasan bernavigasi. Untuk itu, kemitraan dengan negara-negara di kawasan juga harus baik, tidak saja dengan pemerintah, tapi juga dengan militer dan masyarakatnya.
Hal ini bisa terlihat dikatakan oleh Kolonel Jeffrey VanAntwerp, Wakil Komandan Operasi 25th Infantry Division. Menurut dia sebagaimana dikutip di laman AD AS, latihan Garuda Shield ini tidak saja sekadar taktis interoperability. Akan tetapi, ini tentang kemitraan. Operabilitas hanya bisa terjadi kalau ada saling pengertian di mana masing-masing bisa mengantisipasi gerakan dari kawan. Hal senada juga disampaikan Komandan Brigif Para Raider 17 Kolonel Fendry Raminta.
”Kami berlatih bersama, lompat bersama dan ini membuat hubungan kami lebih kuat karena bahu-membahu melaksanakan operasi,” katanya.