PAN Menggaet Generasi Z sebagai Juru Bicara Partai
PAN menggandeng generasi Z sebagai juru bicara partai. Tentu ini mengundang tanya, apakah ini strategi PAN mengubah wajahnya yang selama ini dikenal dekat dengan pesohor, menjadi partai tempat berlabuh generasi muda?
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Amanat Nasional membentuk juru bicara muda yang terdiri dari kalangan milenial dan generasi Z. Mereka akan menyosialisasikan gagasan dan ide-ide dari PAN agar berdampak pada perolehan suara dari generasi muda di Pemilu 2024. Juru bicara muda diharapkan tidak hanya menyasar milenial perkotaan, tetapi juga milenial perdesaan.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi mengatakan, generasi milenial dan generasi Z harus sadar dan berkontribusi di bidang politik. Persepsi buruk tentang politik harus dihilangkan karena politik bisa menjadi tempat pengabdian untuk membangun ide dan gagasan melalui pembuatan kebijakan.
Generasi milenial dan generasi Z harus sadar dan berkontribusi di bidang politik. Persepsi buruk tentang politik harus dihilangkan.
Oleh sebab itu, PAN merekrut sejumlah anak muda menjadi juru bicara muda untuk mengomunikasikan ide-ide dan gagasan PAN kepada sesama generasi muda. Sebab, anak muda dinilai mempu berkontrubusi untuk perkembangan politik di Tanah Air. ”Politik gagasan bisa tersampaikan ke kaum muda lewat mereka,” ujarnya dihubungi dari Jakarta, Minggu (8/8/2021).
Menurut Viva, keberadaan juru bicara muda sebagai bagian dari regenerasi partai. Mereka sudah menjadi bagian dari kader partai dan kini ditugaskan untuk menyampaikan gagasan-gagasan kepada kalangan yang lebih luas.
Melalui keterangan tertulis, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, generasi milenial dan generasi Z merupakan pemimpin populasi Indonesia saat ini. Jumlah mereka sangat dominan yang mencapai 53,81 persen dari seluruh penduduk Indonesia.
”Sebagai partai yang menampung dan memperjuangkan aspirasi generasi muda, PAN melihat hasil sensus Badan Pusat Statistik tahun 2020 itu sebagai sebuah realitas Indonesia hari ini dan ke depannya,” ucapnya.
Zulkifli mengatakan, tugas Jubir Muda PAN yang paling utama adalah menyampaikan program-program, kinerja, serta pencapaian PAN kepada publik dengan gaya khas generasi muda. Jubir Muda PAN juga diharapkan dapat berkontribusi memberi masukan, ide, gagasan kepada PAN.
Salah satu juru bicara muda PAN, Dimas Prakoso Akbar, mengatakan, pembentukan juru bicara muda ini menunjukkan keseriusan dan kecintaan PAN terhadap keberadaan generasi muda. Mereka tidak hanya menjadikan generasi muda sebagai komoditas politik lima tahunan, tetapi mengajak dan membina untuk berkontribusi mewujudkan cita-cita politiknya. ”Kami akan bekerja keras untuk menjawab kepercayaan yang diberikan,” katanya.
Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan, pembentukan juru bicara muda menunjukkan PAN serius menyasar segmentasi pemilih berusia di bawah 40 tahun. Sebab pada Pemilu 2024, jumlah mereka mendominasi hingga 60 persen dari seluruh pemilih.
Dengan adanya juru bicara muda, lanjut ia, PAN ingin menjelaskan kepada publik bahwa anak-anak muda bisa bicara banyak soal politik. Mereka kemudian diberikan kesempatan menjadi corong yang mewakili suara partai. Keberadaan juru bicara muda juga menunjukkan PAN ingin bergeser dari wajah mereka yang selama ini yang dikenal dekat dengan pesohor kini juga menjadi partai tempat berlabuh generasi muda.
PAN ingin menjelaskan kepada publik bahwa anak-anak muda bisa bicara banyak soal politik.
”Penunjukan generasi muda sebagai juru bibaca muda merupakan bentuk dari keberanian dan sikap rendah hati dari elite PAN untuk berbagi panggung dengan anak muda karena jabatan ini merupakan sebuah kemewahan dan prestasi untuk kader parpol,” katanya.
Namun, Adi mengingatkan agar juru bicara muda itu tidak hanya menggarap segmen milenial perkotaan. Sebab tidak semua generasi muda bisa dijangkau dengan teknologi digital, seperti generasi muda di perdesaan. Oleh sebab itu, perlu kerja-kerja politik yang lebih spesifik yang dilakukan dari tingkat pusat hingga daerah agar semua segmen anak muda bisa dijangkau.
”Apalagi anak muda cenderung merupakan pemilih rasional yang menghitung untung-rugi,” ujarnya.